Selama masa kehamilan, ibu diminta menjaga berat badannya tetap ideal agar tidak obesitas. Pasalnya, obesitas saat hamil bisa berdampak buruk bagi janin maupun ibu.
Pada dasarnya, terdapat berbagai cara menurunkan berat badan. Salah satu yang kerap dianggap efektif adalah body wrapping. Namun, apakah metode ini aman dilakukan ibu hamil?
Apa Itu Body Wrapping?
Body wrapping merupakan salah satu medote diet yang kini sedang menjadi incaran banyak orang. Melansir Healthline, body wrap diklaim efektif menurunkan berat badan hingga berkilo-kilo, bahkan dianggap juga bisa mengencangkan kulit kendur.
Artikel lainnya: Bahaya Kelebihan Berat Badan Saat Hamil
Prosesnya pun sama dengan namanya yaitu dibungkus (wrapping). Tubuh akan dibungkus selama beberapa menit untuk meningkatkan suhu panas pada tubuh.
Teknik body wrap nantinya akan menyebabkan keringat bercucuran. Cara ini dipercaya dapat membakar banyak kalori. Jika dilakukan rutin, body wrapping diklaim akan membuat berat badan menjadi ideal.
Bahaya Body Wrapping bagi Ibu Hamil
Meski banyak klaim yang membenarkan body wrapping bisa menurunkan berat badan, dr. Devia Irine Putri berkata sebaliknya.
“Sejujurnya teknik body wrapping tidak efektif menurunkan berat badan. Jika iya bisa menurunkan berat badan, maka berat badan juga bisa naik dengan mudah setelahnya,” ungkapnya.
“Suhu tubuh akan naik, dan membuat penggunanya jadi lebih berkeringat. Tapi, ketika seseorang dibungkus plastik dan banyak keringat yang keluar, ini berisiko sebabkan dehidrasi,” lanjut dr. Devia.
Adapun beberapa efek buruk body wrapping bagi ibu hamil antara lain:
Dehidrasi
Body wrap bisa menyebabkan dehidrasi, tidak terkecuali pada ibu hamil. Dehidrasi saat hamil akan semakin berbahaya karena bisa menyebabkan ibu lemas dan tidak bertenaga.
Dehidrasi juga bisa membuat janin kekurangan cairan. Nantinya, kondisi ini berisiko menyebabkan gangguan tumbuh kembang.
Sesak Napas
Karena teknik body wrapping adalah dibungkus plastik, bukan tidak mungkin ibu hamil merasa sesak dan kesulitan bernapas. Jika terus dilanjutkan, mungkin ibu hamil bisa pingsan atau terjatuh lemas.
Karenanya, body wrapping tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Artikel lainnya: Berat Badan Ideal Saat Hamil, Ini Cara Menghitungnya
Iritasi Kulit
Iritasi kulit juga bisa terjadi ketika plastik bergesekan langsung dengan kulit ibu hamil, apalagi jika ia hanya menggunakan sports bra. Gesekan plastik bisa membuat kulit ibu hamil luka atau gatal setelah body wrapping.
Keguguran
Melansir BabyMed, ketika suhu tubuh terlalu panas, hal ini akan menyebabkan aliran darah terganggu. Peningkatan suhu inti (core temperature) juga dapat memperbesar risiko gangguan tulang belakang dan keguguran pada awal kehamilan.
Suhu tubuh inti tidak boleh disamakan dengan suhu tubuh basal (basal body temperature). Suhu tubuh basal bisa dirasakan pertama kali di pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur.
Biasanya, dalam beberapa minggu pertama setelah pembuahan, kenaikan suhu tubuh basal juga dapat menunjukkan tanda keguguran. Suhu tubuh basal sering kali berkisar antara 36,1 derajat Celsius dan 36,6 derajat Celsius.
Ketimbang menurunkan berat badan saat hamil dengan body wrapping, dr. Devia lebih menyarankan pola diet yang lebih sehat.
Caranya, menjaga pola makan, olahraga teratur, dan istirahat cukup. Ketiga hal ini jauh lebih direkomendasikan dan terjamin bisa menurunkan berat badan ketimbang body wrapping.
Diet saat hamil dengan body wrapping tidak dianjurkan medis. Ikutilah pola makan dan hidup sehat yang aman serta berdasarkan anjuran dokter kandungan.
Bila ingin tanya lebih lanjut seputar cara menurunkan berat badan saat hamil, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)