Siapa yang tidak suka satai alias sate? Makanan berbahan potongan daging kecil yang dipanggang ini memang nikmat, apalagi jika disantap bersama sepiring nasi putih hangat.
Meski menggoda selera, satai tidak boleh dikonsumsi sembarangan, terutama bagi ibu hamil. Bahkan, ada mitos yang menyebutkan bahwa ibu hamil tidak boleh makan sate.
Nah, sebenarnya mitos atau fakta, sih, ibu hamil tidak boleh makan sate?
Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Satai, Mitos atau Fakta?
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa makan sate saat hamil diperbolehkan. Dengan catatan, satai dimakan tidak berlebihan dan proses pengolahan dagingnya harus diperhatikan.
Umumnya, satai menggunakan daging sapi, ayam, ataupun kambing. Nah, daging yang tidak dimasak hingga matang masih mengandung toksoplasma serta bakteri berbahaya lainnya.
Saat dikonsumsi, satai yang kurang matang tentu bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Risiko terburuknya, ibu dapat mengalami keguguran.
Selain itu, ibu hamil bisa mengalami gangguan kesehatan akibat mengonsumsi satai atau daging yang tidak matang, seperti:
1. Keracunan Bakteri
Bakteri pada daging yang dimasak kurang matang bisa tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh. Akibatnya, Mama berisiko mengalami keracunan makanan akibat infeksi bakteri, seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter.
Gejala keracunan makanan yang bisa muncul, seperti diare, muntah, serta kram perut.
Artikel Lainnya: Saat Idul Adha, Bolehkah Ibu Hamil Makan Daging Kambing?
2. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi akibat parasit protozoa Toxoplasma gondii. Sering kali, protozoa ini berada di daging yang belum matang.
Apabila Mama terinfeksi toksoplasmosis ketika hamil, khususnya pada trimester 1, janin bisa mengalami masalah kerusakan mata atau otak.
4. Listeria
Daging yang kurang matang dapat tercemar oleh bakteri listeria. Infeksi bakteri listeria dapat menyebabkan gejala, berupa demam, nyeri otot, mual, dan diare.
Tidak hanya itu, bakteri listeria juga bisa menimbulkan keguguran maupun kondisi fatal lainnya.
Satu-satunya cara membunuh bakteri ini adalah dengan memasak makanan hingga matang atau melalui proses pasteurisasi.
Karenanya, Mama harus memperhatikan tingkat kematangan satai. Pastikan pula daging yang digunakan masih segar. Mengonsumsi daging yang tidak segar, sama saja dengan memasukkan bakteri ke dalam tubuh.
Tips Aman Makan Satai saat Hamil
Jika benar-benar ngidam makan sate saat hamil, Mama disarankan untuk membuatnya sendiri. Tujuannya untuk lebih menjamin tingkat kematangan dan kebersihan satai.
Masak satai hingga matang betul dan mencapai suhu 75 derajat Celsius. Suhu yang panas dapat menghancurkan bakteri dan mikroorganisme berbahaya lainnya.
Tidak ada jenis daging khusus yang disarankan untuk ibu hamil. Mama bisa mengolah daging sapi, kambing, maupun ayam untuk dijadikan satai. Asalkan, tetap memperhatikan cara pengolahannya dan membatasi jumlah satai yang dikonsumsi.
Ibu hamil disarankan mengonsumsi sekitar 65 gram daging sapi atau kambing. Sementara, daging ayam sebesar 80 gram.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan ibu hamil ketika membuat satai, di antaranya:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menangani daging mentah ataupun sebelum makan.
- Simpan daging mentah dengan hati-hati di kulkas. Usahakan agar air dari daging tidak menetes atau mengenai makanan lain di lemari pendingin.
- Daging beku dari freezer harus dicairkan dengan suhu ruangan terlebih dulu sebelum dimasak.
Artikel Lainnya: Segudang Manfaat Sehat Makan Bebek saat Hamil
- Saat menyiapkan satai, pisahkan daging mentah dari makanan lainnya yang tidak perlu diolah bersama, seperti nasi dan sayuran.
- Gunakan peralatan masak yang terpisah untuk daging mentah dan daging yang telah diolah.
- Jangan meletakkan makanan yang sudah matang di atas piring atau permukaan yang telah digunakan untuk daging mentah.
- Sebelum daging disatai, tunggu hingga arang menyala merah.
- Ketika memasak, pastikan daging tidak berwarna merah muda di bagian tengahnya. Daging berwarna agak merah atau merah jambu, artinya belum matang. Daging yang matang warnanya putih hingga bagian dalamnya.
- Jangan berasumsi bahwa daging yang hangus di luar berarti sudah matang di bagian dalamnya.
- Pilihan yang paling aman adalah dengan memasak daging terlebih dulu sebelum memanggangnya di arang. Tujuannya, agar daging yang sudah matang tidak perlu dipanggang terlalu lama sehingga mencegah munculnya zat pemicu kanker alias karsinogen.
- Satai harus dipanggang bolak-balik agar matang secara merata.
- Saus yang sudah digunakan pada daging mentah, jangan digunakan untuk satai yang sudah matang.
Jadi, bolehkah ibu hamil makan sate? Tentu saja boleh makan sate saat hamil. Dengan catatan, daging satai benar-benar dimasak matang dan tidak dikonsumsi berlebihan. Hal ini penting, terutama bagi ibu hamil dengan masalah kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Tak lupa, tetap #JagaSehatmu dengan menerapkan tips di atas agar Mama terhindar dari infeksi bakteri, parasit, dan kuman lain yang berasal dari makanan.
Mama juga bisa konsultasi seputar kehamilan dengan mudah dan cepat menggunakan fitur konsultasi dokter kandungan di KlikDokter. Dapatkan pula informasi lengkap seputar kesehatan ibu hamil dan janin dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)
Referensi:
National Health Service. Diakses 2022. Foods to avoid in pregnancy.
Baby Center. Diakses 2022. Is it safe to eat meat during pregnancy?