Selama masa kehamilan, ibu hamil kerap mengalami mual dan muntah. Kondisi ini sebenarnya normal terjadi, tapi bisa juga tanda mag atau dispesia. Lalu jika ternyata ibu hamil mengalami mag, bolehkah minum obat mag untuk mengatasinya?
Pada awal kehamilan, mual dan muntah terjadi karena peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Secara normal, hormon tersebut dikeluarkan untuk menjaga pertumbuhan janin pada trimester pertama.
Pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil juga bisa mengalami mual dan muntah akibat naiknya asam lambung. Hal ini terjadi karena hormon saat hamil – yaitu progesteron – cenderung membuat asam lambung diproduksi lebih banyak dan membuat pergerakan saluran cerna, termasuk lambung, lebih lambat.
Akibatnya, ibu hamil akan mudah mengalami gejala mag seperti mual, muntah, perut kembung atau begah, rasa cepat kenyang, sering serdawa, dan nyeri ulu hati. Ini bisa terjadi pada usia kehamilan berapa pun, tetapi paling sering dikeluhkan terjadi pada usia kehamilan 27 minggu ke atas.
Bolehkah ibu hamil mengonsumsi obat mag?
Bila pada orang dewasa biasa gejala mag bisa dengan mudah diatasi dengan mengonsumsi obat mag, lain halnya dengan ibu hamil. Ibu hamil harus ekstra hati-hati dalam mengonsumsi obat, termasuk obat mag. Pasalnya, obat-obatan tersebut dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Kalaupun gejala mag sangat mengganggu, ibu boleh mengonsumsi obat mag golongan antasida yang biasanya mudah diperoleh secara bebas di apotek. Antasida sendiri bekerja sebagai penetralisir asam lambung, sehingga gejala mag akan berkurang. Obat ini dinyatakan cukup aman untuk ibu hamil karena tidak menyebabkan efek sistemik pada tubuh.
Kendati demikian, antasida tetap memiliki efek samping. Obat ini dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Padahal, ibu hamil sangat memerlukan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia pada masa kehamilan. Karena itu, bila ibu hamil ingin mengonsumsi antasida, pastikan tidak bersamaan dengan suplemen zat besi yang biasanya diberikan oleh dokter pada ibu hamil. Berikan jeda kurang lebih 1-2 jam sebelum mengonsumsi suplemen zat besi tersebut.
Alternatif lain untuk mengatasi gejala mag pada ibu hamil
Selain dengan mengonsumsi obat, sebenarnya ada beberapa cara lain untuk mengurangi mual akibat mag yang dialami oleh ibu hamil, yaitu:
-
Makan porsi kecil tetapi sering
Makan dalam porsi besar akan memperlambat pengosongan lambung dan memparah gejala mual. Karena itu, alih-alih makan tiga kali sehari, sebaiknya ibu hamil makan enam kali sehari tetapi dalam porsi yang lebih sedikit. Dengan demikian, saluran cerna akan mengolah makanan tersebut secara perlahan.
-
Perbanyak asupan protein
Saat gejala mag menyerang, hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan gula karena hanya akan memperburuk keluhan. Perbanyak asupan protein seperti daging, ikan, tahu, dan tempe dalam menu harian.
-
Jangan berbaring setelah makan
Usahakan duduk tegak selama beberapa waktu setelah makan. Hal ini akan menekan makanan ke bawah, sehingga tidak menimbulkan refluks atau naiknya asam lambung dan menyebabkan mual.
-
Konsumsi jahe
American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) menyarankan konsumsi jahe saat mual. Jahe diketahui dapat membantu pergerakan usus dan mempercepat lambung menjadi kosong, sehingga mengurangi mual. Ibu hamil boleh mengonsumsinya langsung setelah dibersihkan atau diseduh dengan air hangat dan dicampur madu.
Gejala mag memang mengganggu terutama bila dialami saat hamil. Meski begitu, ibu hamil tetap harus berhati-hati ketika minum obat mag. Terapkan juga tips di atas untuk mencegah dan mengatasi gejala mag. Bila gejala terus berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Nantinya, dokter akan menentukan obat mag yang tepat dan aman untuk mengobati keluhan tersebut sesuai kondisi.
(RN/ RVS)