Kombucha menjadi salah satu tren sehat pada tahun 2018, dan sudah sama populernya dengan kale. Minuman teh fermentasi ini diyakini bermanfaat untuk kesehatan pencernaan hingga jantung. Namun, apakah ibu hamil atau menyusui boleh mengonsumsinya?
Fakta Penting Seputar Kombucha
Dilansir Liputan6.com, teh berubah menjadi kombucha dengan bantuan simbiotik bakteri dan ragi sehingga terlihat seperti jamur yang mengambang. Setelah melalui proses fermentasi, teh menjadi kombucha yang mengandung probiotik, vitamin B, enzim, dan asam organik.
Berasal dari Asia Timur dan menyebar ke Jerman, kombucha memiliki banyak khasiat untuk kesehatan seperti memperbaiki pencernaan dan fungsi kekebalan tubuh. Anda dapat memperoleh kombucha di toko grosir, tetapi ada juga yang membuat sendiri.
Artikel Lainnya: Kenalan dengan Teh Kombucha dan Manfaatnya untuk Kulit
Belakangan ini, kombucha mengalami peningkatan dari segi penjualan karena manfaat kesehatan yang dapat dirasakan. Namun, apakah kombucha ramah untuk seluruh kalangan, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui?
Agar lebih jelas, simak fakta yang dilansir Healthline, terkait kombucha sebagai berikut:
1. Mengandung Alkohol
Proses fermentasi teh kombucha menghasilkan produksi alkohol dalam jumlah kecil. Kombucha yang dilabeli minuman "non-alkohol" pun masih mengandung alkohol tapi tidak lebih dari 0,5 persen. Kandungan alkohol 0,5 persen memang terdengar tidak banyak, namun tetap saja harus dihindari oleh ibu hamil.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa sedikit atau banyaknya kandungan alkohol, ia dapat berbahaya bagi kesehatan janin pada ibu hamil. Bahkan, alkohol dapat masuk ke ASI jika dikonsumsi oleh ibu yang menyusui.
Secara umum, dibutuhkan 1-2 jam bagi tubuh Anda untuk memetabolisme satu gelas alkohol. Meski jumlah alkohol yang ditemukan dalam kombucha kurang dari satu porsi alkohol, namun hal tersebut masih harus dipertimbangkan, karena bayi memetabolisme alkohol pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada orang dewasa.
2. Tidak Dipasteurisasi
Pasteurisasi adalah metode pemanasan makanan atau minuman untuk membunuh bakteri berbahaya, seperti listeria dan salmonela. Ketika Anda meminum kombucha dalam bentuk yang paling murni, maka ia dipastikan belum dipasteurisasi.
Food Drug Administration (FDA) merekomendasikan ibu hamil untuk menghindari produk yang tidak dipasteurisasi, termasuk susu, keju lunak, dan jus mentah karena mungkin mengandung bakteri berbahaya.
Paparan patogen berbahaya, seperti listeria, dapat membahayakan ibu hamil dan bayi yang belum lahir. Salah satu kondisi yang paling fatal adalah meningkatkan risiko keguguran serta kelahiran bayi dalam kondisi meninggal.
3. Menyimpan Kafein di Dalamnya
Kombucha secara tradisional dibuat dengan teh hijau atau hitam sehingga otomatis mengandung kafein. Kafein dapat melintasi plasenta serta memasuki aliran darah bayi dengan mudah. Jumlah kafein yang ditemukan di dalam kombucha bervariasi, namun satu yang perlu diingat yakni tubuh ibu hamil membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses kafein.
Kemudian bagi Anda seorang ibu menyusui, kafein dapat masuk ke dalam ASI. Ketika diminum oleh si Kecil, maka ASI tersebut dapat membuat dirinya jadi mudah rewel dan sulit beristirahat.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa minum kafein dalam jumlah sedang selama kehamilan termasuk aman. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi kafein mungkin terkait dengan keguguran, berat lahir rendah, dan kelahiran prematur.
Artikel Lainnya: Kombucha Bisa Bikin Darah Asam? Ini Faktanya!
Kombucha bukanlah minuman yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui. Kandungan alkohol dan kafein di dalamnya merupakan “bendera merah” yang harus diperhatikan. Beberapa kombucha juga ada yang tidak dipasteurisasi sehingga tak aman untuk ibu maupun janin. Anda dapat mengganti kombucha untuk sementara, dengan mengonsumsi makanan serta minuman yang lebih sehat seperti buah, sayuran dan sebagainya.
[RS/ RVS]