Para pasangan suami istri, mungkin sering dilayangkan pertanyaan kapan hamil semacam ini, “Wah, pengantin baru, udah isi belum?”
Anda tentu bingung memberikan jawaban ketika ditanya kapan hamil. Terus-menerus disodori pertanyaan tersebut bisa membuat Anda memilih menghindari pertemuan keluarga atau hangout bersama teman-teman.
Mengapa Pertanyaan, “Kapan Hamil” Sering Sekali Muncul?
Dalam banyak kasus, orang-orang yang mengajukan pertanyaan kapan hamil sering kali tidak dimaksudkan untuk sesuatu yang serius.
Bahkan, menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi, terkadang mereka hanya sekadar basa-basi untuk memulai percakapan. Saat bingung mengawali obrolan, topik tersebut yang dipilih.
“Di satu sisi, pertanyaan kapan hamil bagi sebagian orang tidak masalah, tapi sebagian orang itu adalah masalah besar,” ujarnya.
Orang-orang yang bertanya ini juga tidak cukup panjang untuk mempertimbangkan seberapa personal pertanyaan ini bagi wanita atau pria yang sudah menikah.
Menurut Lisa Bahar, terapis pernikahan dan keluarga di California, Amerika Serikat, alasan “kapan hamil” menjadi topik pembicaraan kemungkinan besar dipengaruhi oleh nilai-nilai yang selama ini dipahami.
“Ketika pasangan suami-istri sudah tinggal bersama, ada asumsi dan keyakinan bahwa anak-anak akan segera hadir di tengah keluarga,” kata Lisa Bahar.
Padahal, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi hal tersebut. Salah satunya adalah masalah infertilitas.
Survei di AS pada 2013, menyatakan satu dari enam pasangan tidak hamil, meski sudah satu tahun mencoba.
Data tersebut didasarkan pada survei perwakilan nasional terhadap lebih dari 7.600 wanita, termasuk 288 yang sedang mencoba untuk hamil.
Selain masalah infertilitas, menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, ada berbagai alasan sepasang suami istri belum memiliki anak. Misalnya, masih ingin berkarier, fokus sekolah, menikmati waktu berdua, atau sekadar belum ingin saja.
Artikel Lainnya: Merancang Program Hamil meski Haid Tidak Teratur
Tips Menjawab Pertanyaan Kapan Hamil
Mungkin Anda gemas mendengarkan pertanyaan orang lain seputar memiliki momongan.
Namun, tak perlu Anda emosi dan menanggapinya berlebihan. Tetap menjaga hubungan baik dengan kerabat juga penting. Supaya tetap calm down, coba lakukan beberapa tips ini.
-
Berpikir Positif
Seperti yang dijelaskan dr. Astrid, langkah pertama saat mendapatkan pertanyaan tersebut adalah dengan menerapkan asas praduga tak bersalah.
“Anggap saja si penanya tidak mengerti dan tidak berniat buruk. Anda bisa menjawab dengan sopan ‘iya, belum rezeki’,” ujar dia.
-
Itu Adalah Keputusan Anda
Di lain sisi, ingatkan diri sendiri bahwa Anda berhak membuat pilihan hidup.
Jika Anda dan pasangan belum siap untuk punya bayi atau sedang berjuang untuk memilikinya, Anda tak berutang informasi pribadi atau medis kepada siapa pun, termasuk keluarga.
Hal yang terpenting, sampaikan dengan sopan dan jelas, tanpa perlu bersikap defensif.
-
Ambil Kendali
Terkadang juga anggota keluarga memberi nasihat yang sebetulnya Anda sudah tahu atau paham.
“Misalnya, si penanya melanjutkan basa-basi seperti melarang ini dan itu, atau bahkan menuduh yang tidak-tidak, seperti sengaja menahan punya anak, pakai KB, dan lain-lain. Tetap sabar, tersenyum, dan jawab apa adanya,” kata dr. Astrid.
Anda juga bisa mengambil kendali dengan menjawab, "Terima kasih untuk sarannya.”
Memegang kendali percakapan akan membuat Anda merasa jauh lebih nyaman.
Anda juga akan membantu orang lain memahami bahwa punya anak dan kesuburan adalah topik yang sangat pribadi.
Artikel Lainnya: Pentingnya Mengatasi Keputihan Sebelum Program Hamil
-
Mengalihkan Pembicaraan
Jika si penanya bukan keluarga atau kerabat dekat, Anda bisa mengalihkan topik pembicaraan. Putar pembicaraan ke hal lain, misalnya sesuatu yang sedang happening saat ini.
Cara ini menghindarkan sorotan pertanyaan dari Anda, tapi tetap dapat melanjutkan pembicaraan dengan si penanya.
-
Jawab Jujur
Saat Anda sudah sangat jengah terhadap pertanyaan tersebut, Anda bisa memilih berani untuk menjawab dengan jujur.
Misalnya, apabila Anda saat ini sedang menjalani program kehamilan, atau memang sedang punya masalah dengan kesuburan.
Jawaban ini biasanya akan membuat orang-orang lebih supportif dan simpati pada kondisi Anda.
Jika tidak ingin menjawab secara terbuka, Anda juga berhak untuk tidak menjawab dan meninggalkan pembicaraan.
-
Katakan dengan Jelas dan Tegas
Bila semuanya gagal, Anda dapat menghentikan pertanyaan yang mengganggu dengan jelas dan tegas. Misalnya, Anda bisa berkata, "Maaf, saya sepertinya tidak perlu menjawab pertanyaan tersebut.”
Ini adalah cara ampuh untuk mengingatkan orang agar menempatkan diri di posisi Anda.
Artikel Lainnya: Cari Program Hamil setelah Keguguran? Ini Jawabannya!
Sabar Boleh, Tapi Batasnya di Mana?
Meski terkadang bikin kuping panas, tetap bersabar dan berpikir positif adalah cara terbaik untuk mengatasi pertanyaan seputar memiliki anak. Tapi, sabar sampai kapan, ya? Adakah batasannya?
“Hal yang paling disarankan, sih, terus bersabar ya. Kalau dirasa sudah nggak nyaman, boleh banget disampaikan ketidaknyamanan Anda. Tapi, caranya tetap baik dan sopan ya,” ujar psikolog Ikhsan.
Selain itu, dari sisi penanya, Anda juga sebaiknya menyadari kalau urusan kehamilan, menunda kehamilan, memiliki momongan, menambah anak, adalah ranah privasi.
“Sadari bahwa itu (kehamilan) bukan urusan Anda. Jika kerabat atau keluarga ingin mendapatkan saran, mereka akan bertanya. Anda tidak perlu memberikan saran terhadap kehidupan pribadi orang lain tanpa diminta,” dr. Astrid menegaskan.
Memberikan jawaban saat ditanya kapan punya anak tidaklah mudah bagi pasutri. Karena itu, lebih baik Anda menahan diri dan mencari topik obrolan lain yang lebih menyenangkan.
Dapatkan informasi terbaru seputar kesehatan, nutrisi, dan gaya hidup dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(AYU/ARM)