Ibu hamil seharusnya tak boleh stres dan harus terus berpikir positif selama mengandung janin. Namun apa jadinya kalau mengalami skizofrenia saat hamil?
Meski prevalensinya relatif kecil, skizofrenia saat hamil dapat terjadi. Tentunya, kondisi ini memerlukan perhatian dan perawatan khusus. Hal tersebut dilakukan agar tak berdampak serius pada kesehatan ibu dan juga janinnya.
Apa saja dampak skizofrenia yang dialami ketika hamil? Cek fakta medisinya berikut ini.
Penyebab Skizofrenia pada Ibu Hamil
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan berat yang membuat pengidapnya menginterpretasikan realita secara tidak normal. Kondisi ini ditandai dengan halusinasi, delusi, serta pola pikir dan perilaku yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari.
Sama seperti penderita lainnya, penyebab ibu hamil mengalami skizofrenia belum diketahui secara pasti.
"Akan tetapi, gangguan skizofrenia pada ibu hamil bisa terjadi karena ada riwayat genetik, pengaruh dari lingkungan, psikologis, dan atau pernah sakit ini sebelumnya," ungkap dr. Devia Irine Putri.
Beberapa wanita dapat mengalami gejala skizofrenia yang ringan-ringan saja selama kehamilan. Namun, bumil lainnya mengalami gejala berat hingga harus berjuang untuk mengatasinya selama kehamilan.
Umumnya, penderita skizofrenia bisa mendengar, merasakan, atau mencium hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Terkadang, mereka juga sangat meyakini sesuatu yang tidak logis atau tidak benar.
Beberapa gejala ini dapat membahayakan kesehatan Anda dan bayi. Itu sebabnya, sangat penting untuk memberi tahu dokter kandungan Anda tentang tanda-tanda skizofrenia yang mungkin Anda alami.
Dokter kandungan Anda mungkin menyarankan Anda menemui spesialis kejiwaan untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Artikel Lainnya: Koyo Tempel untuk Atasi Skizofrenia, Benarkah Efektif?
Bahaya Skizofrenia pada Ibu Hamil
Jika mengalami skizofrenia, ada bahaya tertentu yang perlu ibu hamil ketahui. Salah satu yang paling sering terjadi adalah preeklampsia.
"Bahaya, karena kondisi ini membuat si ibu secara langsung tidak sadar dan tidak tahu kalau dia sedang hamil. Jadi, dia tidak pernah merawat diri, atau tidak pernah periksa kandungannya," kata dr. Devia Irine.
Karena tidak menyadari dirinya sedang berbadan dua, bumil bisa melakukan perilaku tidak sehat. Misalnya, merokok dan minum alkohol berlebihan.
“Kalau seperti ini dilakukan terus-menerus, risiko preeklampsia dan lahir prematur bisa saja terjadi," ujar dr. Devia lagi.
Diketahui, wanita dengan skizofrenia hampir dua kali lebih mungkin mengalami preeklamsia, kelahiran prematur, serta komplikasi saat persalinan dibandingkan wanita tanpa kondisi tersebut.
Selain itu, menurut laporan British Journal of Obstetrics and Gynecology, dampak skizofrenia saat hamil bisa menyebabkan berat badan lahir tinggi, peningkatan tingkat hipertensi, dan penyakit tromboemboli.
"Secara tradisional, wanita dengan skizofrenia memiliki tingkat kesuburan yang rendah, dan sedikit perhatian diberikan pada kesehatan reproduksi mereka," kata Dr. Simon Vigod, penulis utama studi tersebut.
"Namun baru-baru ini, dengan tingkat kesuburan yang meningkat di antara para wanita ini, kami sekarang harus mengalihkan perhatian kami memastikan kesehatan reproduksi mereka dan bayi mereka," dia menambahkan.
Artikel Lainnya: Kekurangan Vitamin D Rentan Picu Skizofrenia
Solusi Skizofrenia pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang mengalami masalah skizofrenia bukan tanpa solusi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hidup ibu dan si jabang bayi. Salah satunya adalah dengan minum obat secara teratur.
"Tetap diberikan obat-obatan untuk mengurangi gejalanya. Tentunya penggunaan obat antipsikotik dan mood stabilizers di bawah pengawasan dokter kandungan dan dokter jiwa," kata dr. Devia Irine.
"Terapi seperti cognitive behavioral therapy dan interpersonal psychotherapy juga bisa dilakukan," ujarnya lagi.
Bukan mustahil dengan penanganan yang tepat dan cepat, ibu hamil dengan skizofrenia dapat melahirkan bayi dengan sehat dan hidup dengan normal.
Apabila Anda kini sedang hamil dan merasa mengalami gejala skizofrenia di atas, jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.
Pantau terus usia kehamilan Anda di sini. Kalau mau berkonsultasi langsung dengan dokter dan psikolog seputar kesehatan mental, manfaatkan layanan LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)