Kontrol rutin dan pola hidup sehat adalah cara terbaik untuk menurunkan risiko masalah kehamilan, salah satunya preeklampsia.
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini disebabkan oleh kenaikan tekanan darah, terdapat protein di urine, dan pembengkakan tubuh.
Penyebab pasti dari preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Namun, plasenta yang tidak berfungsi dengan optimal diduga menjadi salah satu penyebabnya.
Jika tidak ditangani dengan baik, preeklampsia dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang mengancam nyawa ibu hamil maupun janin di dalam kandungan.
Artikel Lainnya: 5 Asupan untuk Cegah Preeklamsia saat Hamil
Dampak Preeklampsia pada Ibu Hamil
Beberapa dampak preeklampsia yang bisa terjadi pada ibu, yaitu:
1. Eklampsia
Preeklampsia meningkatkan kemungkinan seorang ibu mengalami eklampsia. Kondisi ini adalah kejadian kejang pada wanita hamil.
Ibu yang mengalami eklampsia dapat mengalami penurunan kesadaran, bahkan kematian. Evakuasi janin merupakan terapi untuk ibu yang mengalami eklampsia.
2. Gangguan Ginjal
Gangguan ginjal merupakan salah satu komplikasi preeklampsia. Penderita dapat mengalami penurunan fungsi ginjal, yang bisa menyebabkan penumpukan racun dan cairan pada tubuh.
3. Edema Paru
Penderita preeklampsia berisiko mengalami serangan sesak napas berat akibat penumpukan cairan di paru (edema paru).
4. Solusio Plasenta
Solusio plasenta atau abrupsio plasenta merupakan kondisi gawat darurat dalam kehamilan. Pasalnya, kondisi ini merupakan lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Akibatnya, terjadi perdarahan hebat pada ibu serta janin tidak lagi mendapatkan pasokan gizi.
Penyebab solusio plasenta masih belum diketahui pasti. Namun, wanita hamil dengan kondisi tertentu punya risiko lebih tinggi, yakni mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat solusio plasenta di kehamilan sebelumnya, mengalami preeklampsia atau eklampsia.
5. Stroke
Ibu hamil yang mengalami preeklampsia bisa saja terkena stroke. Pasalnya, kondisi preeklampsia berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Apabila aliran darah di otak mengalami gangguan, misalnya pembuluh darah pecah sewaktu-waktu, maka terjadilah stroke perdarahan.
6. Sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low Platelet Count (HELLP)
Sindrom hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan khusus.
Pasien dengan sindrom HELLP membutuhkan penanganan yang cepat, karena dapat menyebabkan gangguan yang mengancam nyawa ibu dan janin.
Artikel Lainnya: Preeklamsia Bikin Ibu Hamil Rentan Kena Penyakit Jantung
Bahaya Preeklampsia pada Janin
Janin juga dapat mengalami gangguan akibat preeklampsia. Berikut ini adalah dampak buruk preeklampsia pada janin:
1. Persalinan Prematur
Apabila derajat preeklampsia berat atau berubah menjadi eklampsia, salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan persalinan sebelum waktunya untuk menyelamatkan ibu dan janin.
2. Gangguan Pertumbuhan Janin
Janin mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat gangguan aliran darah. Kondisi ini juga menyebabkan gangguan pasokan gizi terhadap janin.
Tak mengherankan, bayi yang mengalami kondisi dapat terlahir dengan berat badan rendah (BBLR).
3. Kematian Janin di dalam Kandungan
Janin dapat mengalami berbagai gangguan yang menyebabkan kematian dalam kandungan. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pembuluh darah janin dan masalah pada plasenta.
4. Gangguan Pernapasan Bayi
Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia cenderung lebih kecil, dengan organ pernapasan yang belum matang. Bayi yang lahir dengan gangguan ini memerlukan pemantauan khusus di ruang intensif neonatus.
5. Penyakit Metabolik di Masa Depan
Bayi yang lahir dari ibu preeklampsia juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit, seperti diabetes dan hipertensi, saat beranjak dewasa.
Ibu hamil perlu memantau tekanan darah dan memeriksakan diri secara berkala ke dokter. Berbagai komplikasi preeklampsia pada ibu hamil dan janin dapat dicegah dengan pemantauan yang ketat.
Mari lindungi diri dan buah hati dari dampak preeklampsia dengan konsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter apabila Anda mengalami gangguan kesehatan selama kehamilan.
(NB/JKT)