Obesitas dalam kehamilan terjadi apabila seseorang memiliki BMI (body mass index) 30 kg/m2 atau lebih. Umumnya perhitungan ini dilakukan saat pemeriksaan kehamilan pertama kali. Obesitas dapat dibagi lebih lanjut menjadi tiga kelas, yaitu kelas I (BMI 30.0-34.9), kelas II (BMI 35.0-39.9), dan kelas III atau (BMI 40 dan lebih).
Kondisi obesitas dalam kehamilan berhubungan dengan banyak sekali risiko, baik bagi ibu maupun janin. Bagi ibu, selama kehamilan dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional, keguguran, preeklamsia, tromboemboli, obstructive sleep apnea, bahkan kematian.
Selama persalinan, obesitas meningkatkan risiko induksi persalinan, durasi persalinan yang lama, persalinan gagal maju, persalinan dengan alat, operasi seksio, perdarahan usai persalinan, juga distosia bahu. Setelah persalinan, terdapat peningkatan risiko penyembuhan luka yang lama, infeksi pada luka, lebih rendahnya tingkat menyusui, dan lain-lain.
Bagi janin dengan ibu obesitas, terdapat risiko kelainan pertumbuhan dan perkembangan janin, janin meninggal dalam kandungan, prematur, ukuran bayi yang besar, dan sebagainya. Di masa depan, janin juga berisiko terkena obesitas dan kelainan metabolik pada masa anak-anak.
Diet untuk ibu hamil dengan obesitas
Langkah terbaik dan efektif untuk menghindari berbagai risiko komplikasi tersebut adalah dengan mengurangi berat badan sebelum hamil. Bahkan mengurangi berat dalam jumlah kecil, misalnya 5-7% dari berat badan saat ini, dapat memperbaiki kesehatan secara umum dan menjaga kehamilan yang lebih sehat.
Bagi ibu hamil dengan obesitas, terdapat rekomendasi kenaikan berat badan yang sehat selama kehamilan. Bagi mereka dengan kehamilan tunggal, disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan 5-9 kg selama kehamilan. Bagi mereka dengan kehamilan multipel, misalnya kembar, disarankan kenaikan berat badan kurang lebih 11-19 kg selama kehamilan.
Bagaimana dengan pola makan? Sering kali para ahli menyarankan diet glycemic load rendah dan diet Mediterania. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak ada diet yang dianggap superior bagi wanita hamil dengan obesitas. Untuk pola makan sehat, setiap harinya ibu hamil dapat mengonsumsi makanan bergizi dari lima kelompok makanan berikut:
- Sayur dengan berbagai warna, disarankan 5 porsi (masing-masing ± 75 g) per hari. Misalnya: wortel, bayam, labu, tomat, paprika, ubi, dan sebagainya.
- Buah-buahan, disarankan 2 porsi (masing-masing ± 150 g) per hari. Misalnya: pisang, mangga, jeruk, melon, dan sebagainya.
- Biji-bijian, disarankan 8½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih sama dengan 1 lapis roti, ½ cup nasi/ pasta/ quinoa/ mie/ bubur, 2/3 cup serealia gandum, ¼ cup muesli, dan sebagainya.
- Protein seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, tahu, kacang-kacangan. Disarankan mengonsumsi 3½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih sama dengan 65 g daging tanpa lemak, 80 g unggas, 100 g ikan, 2 buah telur, 1 cup kacang-kacangan ,170 g tahu, dan sebagainya.
- Produk susu, disarankan 2½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih sama dengan 1 cup susu, 2 lapis keju, ¾ cup yoghurt, dan sebagainya.
Selain itu, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan-makanan berikut:
- Makanan mengandung lemak jenuh, seperti yang biasa ditemukan pada kue, biskuit, pastry, pie, daging olahan, piza, hamburger, gorengan, dan sebagainya.
- Makanan dan minuman dengan banyak tambahan garam. Batasi penggunaan garam saat masak dan pilih makanan dengan sodium rendah.
- Makanan dan minuman dengan tambahan gula. Waspadai soft drink, jus dan minuman buah, serta minuman energi.
- Alkohol dan makanan mentah atau setengah matang.
Walaupun mengalami obesitas, Anda dapat tetap menjalani kehamilan yang sehat. Jagalah kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan diet. Selain itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan kehamilan.
[RS/ RVS]