Fenomena narkoba di Indonesia seakan tak ada habisnya. Zat terlarang ini terus mengelabui korbannya tanpa pandang bulu. Orang tua, anak muda, bahkan ibu hamil sekalipun seakan tak luput dari jeratnya. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan sudah menjadi masalah internasional.
Bahkan penyanyi asal New Mexico, Demi Lovato, pada hari Selasa (24/7) lalu sempat dilarikan ke rumah sakit Cedars-Sinai Medical Center Los Angeles. Pelantung tembang “Sober” itu diduga mengalami overdosis heroin.
Narkoba merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis. Zat terlarang tersebut menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Memang, pada kasus tertentu, narkoba dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Namun untuk ini, pengawasan penuh dari dokter yang ahli menjadi sebuah syarat wajib yang harus dipenuhi. Jika tidak demikian, bukan tak mungkin narkoba justru akan mendatangkan efek samping berbahaya yang sangat merugikan kesehatan jiwa dan raga.
Heroin, apa efeknya bagi kesehatan?
Heroin adalah salah satu jenis narkoba golongan opioid. Zat terlarang berbentuk bubuk putih atau cokelat ini dapat memberikan efek menenangkan, karena bisa menekan fungsi sistem saraf pusat.
Seseorang yang menggunakan heroin akan merasakan sensasi denyut nadi yang melambat, tekanan darah menurun, otot menjadi relaks atau lemas, dan laju napas berkurang. Di samping itu, pengguna heroin juga akan merasakan sensasi euforia yang membuatnya seakan lupa akan perasaan nyeri dan stres yang dialami.
Terlihat menguntungkan, namun nyatanya tidaklah demikian. Sebab, heroin pada tubuh akan mengikat reseptor opioid dan meniru fungsi endorfin alias hormon kebahagiaan. Karenanya, zat terlarang yang satu ini bisa menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi pada penggunanya.
Saat masuk ke tubuh, heroin akan memberikan kerusakan pada otak dan pembuluh darah. Sedangkan, ketika penggunaannya dihentikan, efek samping yang akan terjadi adalah kesedihan dan perasaan depresi yang mendalam. Tubuh pemakai juga bisa berada pada kondisi sakau sebelum dirinya benar-benar lepas dari zat terlarang ini.
Bahaya heroin pada ibu hamil
Bukan perkara sembarangan, ibu hamil yang menjadi pecandu heroin memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk mengalami kondisi mengerikan berikut ini:
● Cacat lahir
Ibu hamil yang menggunakan heroin akan melahirkan seorang bayi dengan kondisi cacat. Dengan kata lain, bayi yang lahir dari rahim seorang ibu pencandu narkoba jenis heroin akan memiliki bentuk atau fungsi tubuh yang tidak semestinya.
● Solusio plasenta
Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum persalinan terjadi. Solusio plasenta menyebabkan bayi tidak dapat mendapatkan asupan gizi yang memadai, karena plasenta itu sendiri adalah “penyalur” makanan yang terhubung langsung dari ibu ke janin. Buruknya, kondisi ini juga menyebabkan perdarahan hebat pada ibu hamil.
● Kelahiran prematur
Ibu hamil yang menjadi pecandu narkoba jenis heroin akan mengalami persalinan sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Dalam medis, ini dikenal dengan istilah kelahiran prematur.
● Berat badan lahir rendah
Berat badan lahir yang normal tidak kurang dari 2700. Namun, jika ibu hamil mengonsumsi heroin, berat badan bayi yang dilahirkan hanya mencapai 2500 gram.
● Neonatal abstinence syndrome (NAS)
Ibu hamil yang mengonsumsi heroin akan menyalurkan efek ketagihan pada janin yang ada di dalam kandungannya. Ketika dilahirkan, bayi yang kecanduan heroin tak lagi bisa mendapatkan asupan zat terlarang tersebut, sehingga sistem sarafnya akan mengalami gangguan.
● Sudden infant death syndrome (SIDS)
Ini adalah kondisi bayi mati mendadak tanpa sebab yang jelas, sebelum usianya menginjak satu tahun.
Melihat beragam efek negatif heroin di atas, jelaslah bahwa narkoba adalah golongan zat terlarang yang tidak boleh digunakan sembarangan. Efek tersebut akan semakin parah jika dialami oleh ibu hamil, karena dapat berdampak pada ibu sekaligus janin. Apa pun jenisnya, baik itu heroin, sabu, atau lainnya, Anda sebaiknya benar-benar menjauhkan diri dari barang tersebut. Jangan biarkan diri Anda atau anggota keluarga Anda tenggelam pada jerat narkoba.
[NB/ RVS]