Anda mungkin pernah mendengar soal pendarahan yang dialami selama masa kehamilan. Masalah di masa kehamilan, termasuk pendarahan, sebenarnya bisa disebabkan banyak hal. Bergantung pada usia kehamilan dan kesehatan bumil. Di trisemester ketiga masa kehamilan, sering kali pendarahan disebabkan plasenta previa.
Anda yang belum memahami betul mengenai plasenta previa tentunya penasaran mengenai kondisi kehamilan yang satu ini. Yuk, mengenal lebih dekat mengenai kondisi ini.
Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan
Dilansir dari American Pregnancy Association, plasenta previa merupakan kondisi kesehatan yang menyebabkan terjadinya pendarahan saat kehamilan tanpa munculnya rasa sakit. Pendarahan jenis ini biasanya ditemukan saat trimester ketiga kehamilan. Hal ini disebabkan letak plasenta atau ari-ari ada sudah berada di jalan lahir.
Perlu Anda ketahui, plasenta previa terdiri dari dua jenis, yakni plasenta previa totalis dan plasenta previa marginalis. Untuk plasenta previa totalis, ari-ari menutup jalan lahir seluruhnya, sedangkan plasenta previa marginalis hanya menutup jalan lahir sebagian.
Sebaiknya Anda waspada ketika mengalami plasenta previa. Masalah kehamilan ini dapat diketahui melalui pemeriksaan rutin dengan USG. Bahkan, dapat diketahui sebelum trisemester ketiga masa kehamilan. Bila diketahui sejak dini, dokter dapat merencanakan persalinan lebih matang.
Umumnya, bumil yang mengalami kondisi ini harus mejalani proses persalinan secara operasi Caesar. Namun, bila Anda sudah mengetahui dan memantau plasenta previa sejak awal, ada kemungkinan kondisinya bisa membaik. Hal ini dapat membuat bumil dapat melakukan proses persalinan secara normal.
Menurut dr. Atika dari KlikDokter, bumil yang mengalami kondisi plasenta previa harus ditangani secara ekstra hati-hati. Hal ini karena salah satu komplikasi yang sering muncul adalah kelahiran prematur dan pendarahan yang berat.
Tentunya, bila ingin kondisi membaik, Anda harus mengetahui sejumlah hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Ini juga untuk menjaga kesehatan ibu dan janin hingga waktu persalinan tiba.
Ibu dengan kondisi plasenta previa hindari hal ini
Dilansir dari Mayo Clinic, ibu hamil dengan plasenta previa perlu dibedakan lagi berdasarkan kondisi yang ditemui secara klinis. Kategori ini berdasarkan volume dan juga intensitas pendarahan yang keluar dari vagina.
Bumil yang mengalami pendarahan aktif sedikit harus menghindari aktivitas pemicu pendarahan semakin berat. Menurut dr. Atika, salah satunya adalah dengan menghindari hubungan seksual sementara waktu dan tidak melakukan olahraga berat.
Sedangkan, bumil dengan pendarahan aktif yang berat akan diminta untuk tidak beraktivitas atau bed rest. Aktivitas seminim apa pun dapat memicu terjadinya pendarahan.
Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan nomor kontak darurat yang dapat dihubungi, Bahkan, mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama ketika terjadi pendarahan.
Ibu hamil dengan plasenta previa dapat melakukan beberapa hal ini
Ibu hamil yang mengalami pendarahan aktif yang berat harus segera mendapatkan penanganan medis darurat. Pada kasus yang berat, bumil akan memerlukan transfusi darah.
Umumnya, dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan rutin dan merencanakan persalinan untuk ibu dengan masalah plasenta previa. Pihak medis biasanya akan merencanakan operasi caesar pada usia kehamialn di atas 36 minggu. Ini dilakukan sedekat mungkin dengan waktu HPL.
Untuk bumil yang mengalami pendarahan yang berat, rencana persalinan dengan operasi Caesar dapat dilakukan lebih awal.
Jika ada tanda-tanda pendarahan yang mendahului dan mengkhawatirkan, dokter mempersiapkan ibu dan janin dengan suntikan pematangan paru. Ini agar bayi yang terpaksa dilahirkan kurang dari 37 minggu, tidak mengalami gangguan pembentukan paru-paru.
Bumil tanpa pendarahan atau hanya sedikit pendarahan juga tetap perlu memperhatikan aktivitas. Tujuannya agar bumil tidak mengalami kelelahan sehingga memicu kontraksi. Sebisa mungkin ibu hamil juga menghindari benturan di tubuh.
Sebaiknya, bumil rutin mengecek kandungan sesuai dengan waktu yang ditentukan dokter. Ini untuk dapat segera mengatasi bila Anda mengalami kondisi plasenta previa. Jika dibiarkan, masalah kehamilan ini bisa mengancam keselamatan nyawa ibu dan janin. Jangan lupa untuk tetap positif selama kehamilan berlangsung.
(AYU/RH)