Asma membuat penderitanya seakan tak bebas melakukan apa saja. Ini karena penyakit saluran napas tersebut butuh perhatian khusus, apalagi bila sang penderita adalah seorang wanita hamil.
Menurut American Lung Association, hampir sepertiga wanita dengan asma akan mengalami gejala yang semakin berat selama kehamilan. Hal ini tidak mengherankan, karena kehamilan memang dapat memperburuk asma.
Kendati begitu, wanita hamil yang mengalami asma tetap bisa memiliki kondisi kehamilan yang sempurna layaknya orang pada umumnya. Faktanya, asma yang terkontrol dengan baik selama kehamilan tidak akan menganggu pasokan oksigen dari ibu ke janin. Karenanya, proses tumbuh kembang janin tetap berlangsung dengan optimal.
Melansir WebMD, memiliki kontrol asma yang baik selama kehamilan juga turut mengurangi risiko komplikasi seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Bahkan, jika asma benar-benar terkontrol dengan sangat baik, preeklampsia dan segala efek buruknya bisa dihindari sepenuhnya.
Nah, sekarang, yang jadi pertanyaan, bagaimana cara mengontrol asma selama kehamilan? Jawabannya: menggunakan inhaler. Untuk diketahui, inhaler tergolong aman untuk digunakan selama kehamilan.
"Inhaler atau ventolin, pada dasarnya aman jika dipakai oleh ibu hamil. Hanya saja, itu harus berdasarkan rekomendasi dan pengawasan ketat dari dokter. Manfaat inhaler lebih banyak daripada risiko kesehatannya," ujar dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter.
Lebih lanjut, dr. Ega mengatakan, jika Anda adalah wanita yang asma dan biasa menggunakan inhaler sebelum hamil, hal tersebut tetap perlu didiskusikan ulang dengan dokter.
“Jika Anda merasa butuh inhaler, jangan beli sembarangan. Lebih baik bicarakan dengan dokter,” tegas dr. Ega.
Lengkapi dengan ini
Penggunaan inhaler pada ibu hamil yang asma terbukti aman, selama di bawah pengawasan ketat dokter. Akan tetapi, penggunaan inhaler saja tidaklah cukup. Ibu hamil yang asma juga perlu melakukan upaya berikut agar penyakit saluran napas yang dialaminya tidak mengganggu proses kehamilan hingga melahirkan nantinya:
-
Susun rencana pengobatan dengan baik
Pastikan obat yang didapatkan dari dokter yang selama ini merawat penyakit asma Anda sudah disesuaikan dengan kondisi kehamilan. Perhatikan betul-betul dosis dan anjuran minum obat tersebut, agar segala efek samping yang merugikan kehamilan tidak terjadi.
-
Kenali pemicu asma
Coba cari tahu pencetus asma Anda. Apakah itu dari alergen atau benda-benda lainnya. Jika memang dari alergen, Anda harus benar-benar menghindari paparannya. Beberapa hal yang bisa menjadi alergen, misalnya bulu hewan, tungau debu, kecoak, serbuk sari, dan jamur.
-
Pastikan perawatan Anda terkoordinasi
Pastikan dokter asma dan dokter kandungan mengoordinasikan perawatan yang Anda dapatkan. Dengan demikian, asma tidak akan mengancam kesehatan Anda maupun janin yang masih berada di dalam kandungan.
Mulai saat ini, jangan ragu-ragu jika ingin menggunakan inhaler untuk mengatasi asma selama hamil. Namun, tetap ingat untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter agar dosis inhaler yang Anda dapatkan benar-benar sesuai dan tidak membawa efek samping merugikan pada janin yang masih berada di dalam kandungan.
[NB/ RVS]