Umumnya ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan. Jika kenaikan berat badan ibu terjadi terlalu drastis, itu bisa menjadi tanda bahwa janin yang dikandung mengalami obesitas.
Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, obesitas pada janin disebut dengan berat badan bayi lahir besar. Bayi dikatakan memiliki berat badan (BB) besar ketika beratnya mencapai lebih dari 4 kg.
Untuk mengetahui apakah janin memiliki berat badan berlebih atau tidak, dokter dapat melakukan pengecekan menggunakan alat ultrasound graphic (USG).
Metode pengecekan ini digunakan untuk memprediksi berat, mengukur besar kepala, pinggang, dan tulang-tulang, sehingga muncul perkiraan BB janin.
Sayangnya, estimasi berat badan yang dilihat melalui alat USG tidak sepenuhnya akurat. Sebab, USG tidak mengukur kepadatan jaringan yang ada di dalam tubuh janin.
Artikel Lainnya: Bisakah Janin Mengalami Obesitas?
Tanda Janin Mengalami Obesitas
Karena itu, ada beberapa tanda atau faktor risiko yang menandakan janin Anda mengalami obesitas. Berikut yang harus Anda perhatikan.
1. Polihidramnion
Dokter Devia mengatakan, “Selain pengecekan USG, adanya kondisi polihidramnion juga bisa menjadi tanda bayi mengalami berat badan lahir besar.”
“Polihidramnion terjadi ketika air ketuban menumpuk secara berlebihan selama kehamilan. Jadi, kalau ketubannya menumpuk terlalu banyak, ini bisa jadi ciri bayi memiliki berat badan yang berlebih,” tambahnya.
Polihidramnion bukanlah suatu kondisi yang berbahaya. Namun, polihidramnion tetap membutuhkan pemantauan teratur agar terhindar dari komplikasi.
Air ketuban sendiri sangat penting untuk kehamilan. Cairan ini berfungsi menjaga maupun membantu perkembangan janin.
Hanya saja, air ketuban tidak akan berfungsi dengan baik jika jumlahnya terlalu sedikit atau terlalu banyak.
2. Riwayat Melahirkan Bayi Besar
Menurut dr. Devia, pernah melahirkan bayi dengan berat badan besar juga bisa menjadi faktor risiko janin obesitas.
Lalu, faktor penyebab janin obesitas lainnya adalah Anda dan pasangan memiliki berat badan di atas rata-rata sehingga hal itu bisa menurun kepada bayi.
Tidak hanya itu, memiliki pola makan yang tidak sehat juga bisa menjadi faktor risiko hamil bayi besar.
Artikel Lainnya: 7 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Bayi Obesitas
3. Mengalami Kenaikan Berat Badan Secara Drastis
Ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan secara bertahap, tergantung dari usia kandungannya. Selain itu, status gizi ibu juga ditentukan dari indeks massa tubuhnya.
Hitungan indeks massa tubuh adalah membagi berat badan (hitungan kilogram) dengan kuadrat dari tinggi badan. Hasil itulah yang menentukan status gizi ibu.
Apabila berat badan ibu hamil naik dalam waktu yang cepat, bisa jadi itu merupakan tanda janin obesitas.
Salah satu cara untuk mengetahui berat bayi lebih besar dibanding usia kehamilan adalah dengan pemeriksaan USG.
4. Mengidap Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional merupakan jenis obesitas yang rentan dialami oleh ibu hamil. Ketika mengalami diabetes gestasional, maka risiko memiliki bayi dengan berat badan berlebih juga semakin tinggi.
Sebab, kadar gula yang tinggi yang terjadi di dalam tubuh ibu hamil akan diserap janin dan membuat bayi tumbuh lebih besar.
Artikel Lainnya: Tips untuk Ibu agar Anak Tidak Obesitas
“Selain keempat poin di atas, faktor risiko lain yang membuat berat bayi besar adalah obesitas pada ibu, faktor genetik, dan bayi memiliki kondisi medis yang membuat pertumbuhannya cepat. Lalu, overdue pregnancy dan hamil di atas usia 35 tahun juga bisa menyebabkan janin obesitas,” jelas dr. Devia Irine.
Agar janin Anda tidak mengalami obesitas, ibu hamil harus menerapkan pola hidup sehat. Tetaplah beraktivitas seperti biasa saat hamil, atur pola makan dengan baik (makan sering dengan porsi normal), dan kelola stres.
Lakukanlah pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan secara teratur untuk mengetahui kondisi janin.
Bicarakan juga dengan dokter mengenai metode persalinan yang tepat jika bayi Anda berisiko mengalami obesitas.
Untuk tahu informasi kesehatan dan kehamilan lainnya, baca terus artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter menggunakan fitur Tanya Dokter.
(OVI/AYU)