Selama hamil, pernahkan Anda merasakan gerakan janin yang polanya berdenyut dan berirama? Sensasi seperti ini biasanya berhubungan dengan kontraksi otot atau denyut pembuluh darah rahim. Akan tetapi, bisa juga disebabkan oleh janin yang mengalami cegukan.
Memasuki trimester kedua, biasanya calon ibu mulai dapat merasakan adanya gerakan janin. Ini biasanya muncul pada minggu ke-16 hingga minggu ke-22 kehamilan. Gerakan janin bisa dirasakan sebagai sensasi geli di dalam perut, rasa ingin pipis, atau adanya denyutan di dalam perut.
Seiring dengan pertambahan berat janin, gerakan akan tampak lebih “jelas”, dengan dirasakannya janin yang menendang-nendang atau berguling ke satu sisi. Nah, bila gerakan janin terasa seperti meletup atau seperti otot yang berkedut dan berirama, bisa jadi bayi dalam rahim sedang mengalami cegukan.
Janin cegukan, apakah ini normal?
Ibu hamil mulai dapat merasakan janin yang cegukan pada trimester kedua atau ketiga. Umumnya, ini terjadi saat kehamilan memasuki bulan keenam.
Sederhananya, cegukan pada janin terjadi akibat adanya gerakan otot diafragma saat janin bernapas. Keadaan ini dipicu oleh masuknya cairan ketuban ke dalam paru-paru, sehingga diafragma berkontraksi.
Pada ibu hamil, fenomena ini dirasakan sebagai gerakan janin yang cepat dan berulang mengikuti irama. Awalnya, mungkin gerakan ini akan dikira sebagai tendangan yang lembut, tapi kemudian ini akan terjadi lagi dan lagi, dan terus berulang. Jika diperhatikan, ritmenya mirip cegukan pada orang dewasa, yang penyebabnya juga karena pergerakan diafragma.
Cegukan pada janin sebetulnya merupakan sesuatu yang baik. Ini merupakan tanda bahwa janin berkembang sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan ibu. Secara spesifik, cegukan pada janin menggambarkan mulai berfungsinya 3 sistem tubuh ini:
1. Sistem pernapasan
Kemampuan janin untuk menghirup dan mengeluarkan cairan ketuban serta cegukan menandakan bahwa otot diafragma berkembang baik. Proses ini sebenarnya sudah dimulai sejak usia kehamilan 10 minggu, tapi belum bisa dirasakan saat itu.
2. Sistem saraf
Cegukan juga menandakan fungsi saraf-saraf yang mengontrol diafragma. Ini memberi informasi bahwa otak dan saraf tulang belakang janin telah cukup berkembang, sehingga nantinya ia mampu hidup di luar rahim.
3. Refleks
Selain bernapas, di dalam rahim janin juga mengisap ibu jari dan menguap. Aktivitas-aktivitas ini juga dapat memicu cegukan.
Seberapa sering cegukan yang dianggap normal?
Tiap kehamilan itu unik, sehingga tidak ada patokan yang dianggap normal tentang frekuensi terjadinya cegukan. Pada dasarnya, cegukan pada janin bisa terjadi kapan saja. Dalam sehari, frekuensinya bisa sering maupun jarang.
Sebagian janin tergolong sangat jarang, atau bahkan tidak pernah cegukan. Ini pun normal selama Anda merasakan gerakan-gerakan tubuhnya di dalam perut.
Jika setelah usia kehamilan 32 minggu frekuensi janin cegukan berkurang secara signifikan dan tidak dirasakan setiap hari, Anda harus waspada. Bila setelah waktu ini janin masih mengalami cegukan setiap hari, cegukan berlangsung lebih dari 15 menit, atau frekuensinya lebih dari 4 kali sehari, sebaiknya kunjungi dokter.
Cara membedakan janin cegukan dengan gerakan lainnya
Perlu dipastikan bahwa tidak ada masalah pada tali pusat yang dapat mengganggu aliran darah ke janin dan memicu cegukan.
Cara terbaik untuk menentukan apakah janin sedang cegukan atau menendang-nendang adalah dengan bergerak dan mengubah posisi Anda. Kadang-kadang, janin bergerak jika merasa tidak nyaman pada posisi tertentu atau saat Anda mengonsumsi sesuatu yang merangsang indra-indranya.
Berikutnya, jika gerakan dirasakan pada area perut yang berbeda-beda atau jika gerakan berhenti saat Anda mengubah posisi tubuh, kemungkinan besar ini hanya tendangan janin. Namun, jika Anda sedang duduk diam lalu merasakan denyutan yang teratur dari satu titik tertentu pada perut, bisa jadi janin sedang cegukan.
Perlukah cegukan pada janin dihentikan?
Meski normal, sensasi janin yang cegukan dapat mengganggu perhatian Anda, khususnya bila Anda sedang sibuk bekerja atau sedang ingin istirahat. Namun, sama seperti cegukan pada orang dewasa, tidak ada cara khusus untuk menghentikan cegukan pada janin.
Tak usah khawatir, lama-lama Anda akan terbiasa dengan kemunculannya, atau bahkan Anda tak menyadari jika janin sedang cegukan.
Janin cegukan dalam rahim sesungguhnya adalah hal yang normal. Selama cegukan muncul pada kehamilan trimester dua hingga awal trimester tiga, tak perlu khawatir. Namun, bila masih muncul dan cenderung menetap saat hamil tua, segeralah berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.
[RN/ RVS]