Kehamilan merupakan masa-masa ibu membutuhkan nutrisi yang cukup agar janin yang dikandungnya tetap sehat dan berkembang dengan baik. Meskipun demikian, saat bulan puasa tiba, sebagian ibu hamil juga ingin berpuasa untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat Muslim. Rata-rata dari mereka mempertanyakan perihal usia kehamilan yang tepat untuk berpuasa di bulan Ramadan.
Ibu hamil dan puasa
Dilansir dari The Asian Parent Singapore, pada tahap awal kehamilan Anda mungkin mengalami mual, sembelit, badan lemas, dan sakit kepala. Segala keluhan tersebut bisa semakin parah ketika Anda tidak makan atau minum dalam jangka waktu yang lama.
Bagi sebagian ibu hamil, tidak makan dan minum selama berjam-jam bahkan dapat menimbulkan kondisi stres, dan hal ini dapat membahayakan perkembangan janin di dalam perut ibu.
Sebuah penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang menjalankan puasa memiliki kadar hormon stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak berpuasa.
Berpuasa saat hamil memang merupakan hal yang berat untuk dilakukan. Oleh sebab itu, dalam agama Islam diberikan keringanan untuk tidak berpuasa bagi yang tidak mampu menjalankannya dan bisa diganti di kemudian hari.
Menurut dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter, sebelum memutuskan akan menjalankan puasa, ada baiknya Anda melakukan evaluasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda untuk melihat kondisi kehamilan secara keseluruhan.
Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa ibu hamil yang berpuasa selama Ramadan berisiko memiliki plasenta atau ukuran bayi yang lebih kecil. Selain itu bayi lahir dengan berat badan yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak berpuasa.
Usia kehamilan berapa boleh berpuasa?
Pada dasarnya menurut dr. Sara tak ada patokan di usia kehamilan berapa ibu hamil boleh menjalankan puasa. Karena selama hasil pemeriksaan kehamilan diketahui ibu hamil dan janinnya sehat, kebutuhan nutrisinya dapat tercukupi, dan dokter mengizinkan, tak masalah jika ingin berpuasa.
“Yang terpenting dan tak boleh dilewatkan adalah ibu harus melakukan konsultasi secara teratur kepada dokter yang menanganinya,” dr. Sara mengigatkan.
Berkaitan dengan kondisi kehamilan, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika Anda tengah hamil dan tetap ingin berpuasa:
- Berat badan ibu hamil harus tetap naik, kira-kira sekitar 0,5 kg setiap minggunya. Jadi, ibu hamil harus menghentikan puasa apabila berat badan terus mengalami penurunan.
- Jika ibu hamil merasa lemas, dimana kadar gula darahnya kemungkinan menurun secara drastis, ibu hamil harus segera menghentikan puasanya.
- Berikan asupan yang cukup saat sahur dan berbuka. Bila perlu, tambahkan asupan tengah malam untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin.
- Suplemen dapat dikonsumsi apabila diperlukan. Namun, sebelumnya Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Berdasarkan Baby Center UK, beberapa studi menunjukkan bahwa puasa tidak memberikan efek pada janin. Ada yang menyebutkan bahwa puasa pada usia kehamilan trimester pertama berisiko memengaruhi berat badan bayi. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Beberapa kondisi yang menandakan Anda harus membatalkan puasa saat hamil adalah sebagai berikut:
- Terjadi perubahan pada gerakan janin
- Terjadi kontraksi yang nyeri
- Bila Anda merasa lemas, pusing, dan pingsan,segeralah berbuka puasa dengan air putih terlebih dahulu.
Berbuka puasa saat hamil
Menurut dr. Rio Aditya dari KlikDokter, jika Anda memutuskan untuk berpuasa, sebagai menu berbuka puasa pilihlah makanan yang megandung karbohidrat tinggi, hindari makanan yang terlalu manis, serta jangan lupa untuk mengonsumsi makanan tinggi protein.
“Minumlah air putih sebanyak 1,5-2 liter saat berbuka hingga sahur keesokan harinya. Dan ingat, hindari kopi, teh, serta minuman bersoda,”tambahnya. Jadi, jika ibu hamil menjalankan ibadah puasa Ramadan di masa kehamilan sebenarnya sah-sah saja. Asal, Anda telah berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk tetap memantau perkembangan kesehatan ibu dan janin selama berpuasa.
[RVS]