Kehamilan adalah salah satu masa paling membahagiakan dan dinantikan oleh banyak wanita. Selama hamil, setiap wanita akan berusaha untuk menjaga kondisi fisik demi sang buah hati dalam kandungan. Salah satu hal yang juga tak kalah penting untuk dijaga saat hamil adalah kondisi organ kewanitaan. Pasalnya, risiko mengalami berbagai penyakit kelamin tetap bisa terjadi, bahkan meningkat, pada ibu hamil. Salah satunya adalah kutil kelamin.
Kutil kelamin, atau yang disebut dengan kondiloma akuminata, umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human papillomavirus (HPV). Virus HPV terdiri dari berbagai tipe, tapi yang menyebabkan kutil kelamin adalah tipe 6 dan 11. Kutil kelamin tergolong ke dalam penyakit menular seksual, yaitu penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. .
Karena kutil kelamin merupakan penyakit menular seksual, maka setiap orang yang sudah aktif secara seksual menjadi berisiko untuk mengalami penyakit ini. Angka kejadian kutil kelamin yang paling tinggi adalah pada kelompok usia 20-30 tahun.
Infeksi virus HPV umumnya tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Seseorang baru menyadari adanya kutil kelamin akibat infeksi HPV pada saat timbul benjolan di area kemaluan. Selain itu, beberapa tanda dan gejala lainnya adalah:
- Benjolan multipel di area kemaluan dengan ukuran bervariasi
- Benjolan berwarna lebih pucat hingga kemerahan
- Permukaannya berjonjot atau seperti jengger ayam
- Pada kondisi tertentu, benjolan juga bisa ditemukan hingga ke area dekat anus (dubur).
- Pada beberapa penderita, kutil bisa tumbuh bergerombol dan terlihat seperti kembang kol.
Selanjutnya
Bagaimana bila kutil kelamin terjadi saat hamil?
Secara umum, kutil kelamin yang muncul saat hamil tidak akan menyebabkan komplikasi pada kehamilan seperti kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, atau keguguran. Kutil kelamin pun jarang menimbulkan kecacatan organ pada janin. Beberapa literatur memang menyebutkan wanita dengan infeksi HPV lebih berisiko mengalami preeklamsia (tekanan darah tinggi saat hamil). Namun, hal ini pun jarang terjadi.
Meski demikian, bukan berarti kutil kelamin saat hamil boleh dibiarkan begitu saja. Bila kutil kelamin semakin besar, bertambah banyak, dan menjadi mudah berdarah, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan segera. Perdarahan yang berasal dari kutil kelamin dapat memicu pembukaan leher rahim dan mencetuskan persalinan prematur.
Selain itu, Anda juga perlu berdiskusi dengan dokter mengenai pilihan cara persalinan Anda, apakah masih mungkin persalinan dilakukan secara spontan (melalu jalan lahir) atau dengan metode operasi sectio caesaria. Diskusi ini diperlukan mengingat ada risiko bayi mengalami respiratory papillomatosis, yaitu kondisi tumbuhnya benjolan seperti kutil pada saluran napas menengah atau bawah, bila persalinan dilakukan secara spontan atau normal. Perlu diketahui bahwa kondisi ini memang jarang terjadi, tapi tak ada salahnya untuk tetap waspada.
Pengobatan dan pencegahannya
Kutil kelamin dapat diatasi dengan obat-obatan ataupun pembedahan. Obat-obatan yang dipilih adalah yang bersifat sitotoksik atau menghancurkan sel. Metode pembedahan dilakukan pada kutil yang berpotensi menjadi ganas dan bertambah banyak, serta terdapat pada lokasi-lokasi yang sulit. Pada kehamilan, pengobatan kutil kelamin umumnya ditunda sampai persalinan, kecuali pada kutil yang mengalami perdarahan. Bila terdapat perdarahan, dokter akan melakukan tindakan segera.
Meski demikian, infeksi HPV tetap dapat dicegah dan diminimalisir risikonya yaitu dengan melakukan aktivitas seksual yang aman, tidak bergonta-ganti pasangan, dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, kutil kelamin saat hamil memang jarang menyebabkan komplikasi, tapi bukan berarti Anda boleh mengabaikannya. Segera konsultasi dengan dokter bila Anda mengalami kutil kelamin saat hamil untuk penanganan terbaik, demi kesehatan diri Anda dan buah hati Anda.
[RN/ RVS]