Kesehatan ibu hamil perlu diperhatikan agar terhindar dari komplikasi yang mungkin muncul selama mengandung maupun saat persalinan kelak.
Salah satu pemeriksaan itu adalah menilai kadar hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami anemia atau tidak.
Anemia dalam kehamilan dapat menimbulkan gejala yang ringan dan terkadang tidak disadari.
Jika dibiarkan berlarut-larut dan cenderung bertambah berat, gejala yang muncul dapat bervariasi. Beberapa tanda dan gejala anemia yang perlu Anda ketahui:
- Merasa badan mudah lemas.
- Pucat pada tubuh, terutama dapat dilihat di kulit, kuku, dan bibir.
- Tidak nafsu makan.
- Sulit berkonsentrasi.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Dapat disertai dengan sesak.
- Pusing, mata berkunang-kunang.
Penyebab anemia pada ibu hamil, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, sangat beraneka ragam.
Mulai dari kurang gizi; kurang asupan zat besi, asam folat, dan vitamin yang cukup selama kehamilan; serta banyaknya infeksi, seperti malaria, cacingan, dan tuberkulosis.
Artikel Lainnya: Inilah Penyebab dan Cara Tepat Atasi Anemia
Bahaya Anemia Saat Kehamilan
Ada beberapa bahaya anemia pada ibu hamil apabila tidak ditangani dengan baik, seperti:
-
Menghambat Pertumbuhan Janin
Efek samping anemia pada ibu hamil bisa menghambat pertumbuhan janin. Pasalnya, zat besi dan asam folat adalah modal utama untuk mendukung pertumbuhan janin.
Apabila kekurangan zat ini, pertumbuhan janin tentu tak akan berjalan maksimal. Contohnya, kekurangan asam folat terutama pada trimester pertama kehamilan bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat (spina bidifa).
-
Meningkatnya Risiko Keguguran
Salah satu fungsi hemoglobin adalah membawa asupan oksigen nutrisi ke seluruh organ tubuh, terutama dalam kandungan.
Apabila kadar hemoglobin berkurang, suplai oksigen dan nutrisi ke dalam kandungan pun ikut berkurang.
Secara tidak langsung, kondisi ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta bisa meningkatkan risiko keguguran.
-
Kelahiran Bayi secara Prematur
Bahaya anemia saat hamil yang tidak ditangani bisa meningkatkan risiko melahirkan sebelum waktunya atau persalinan prematur.
Tentunya persalinan prematur meningkatkan angka kematian bayi karena imunitas yang belum sempurna. Selain itu, mungkin saja ada organ bayi yang belum terbentuk dengan sempurna.
Artikel Lainnya: Ini Bahayanya Jika Anemia Tak Ditangani
-
Bayi Lahir dengan Berat Badan yang Rendah
Ibu hamil dengan anemia rentan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yakni kurang dari 2,5 kilogram. Bayi yang terlahir berat badan lahir rendah tentu memperbesar risiko kematian bayi.
Bayi dengan berat badan rendah akan rentan mengalami masalah kesehatan, dibandingkan dengan yang terlahir dengan bobot tubuh normal.
Perdarahan Saat Hamil maupun Setelah Persalinan
Selain menyebabkan gangguan pada janin, bahaya anemia pada ibu hamil juga berisiko fatal pada wanita.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya perdarahan antepartum, yakni perdarahan jalan lahir pasca-usia kandungan 29 minggu ataupun lebih.
Perdarahan tersebut terjadi akibat ibu mudah mengalami kelelahan otot saat persalinan atau juga tidak ada kontraksi otot rahim. Perdarahan yang berlanjut bisa mengarah pada kondisi syok yang membahayakan jiwa ibu.
Meningkatkan Risiko Infeksi Pasca-persalinan
Infeksi pasca-persalinan tak hanya berhubungan dengan adanya infeksi luka bekas persalinan, tapi juga akibat efek samping anemia pada ibu hamil.
Anemia memengaruhi daya tahan tubuh dan proses penyembuhan luka. Itu sebabnya, ibu dengan anemia bakal meningkatkan risiko infeksi.
Depresi Postpartum
Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko ibu mengalami depresi postpartum.
Untuk itu, sangat penting untuk mengatasi anemia kehamilan agar tidak terjadi depresi postpartum di kemudian hari.
Artikel Lainnya: Coba Konsumsi Minuman Ini Untuk Atasi Anemia!
Untuk mencegah bahaya anemia pada ibu hamil, bumil disarankan mengonsumsi vitamin, utamanya yang mengandung zat besi dan asam folat.
Selain dari vitamin, Anda juga dapat mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi dan asam folat, seperti telur, daging merah seperti daging sapi, sayuran hijau seperti brokoli, kale, bayam, dan kacang-kacangan.
Selain itu, untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi, Anda bisa mengonsumsi sumber vitamin C seperti jeruk, stroberi, tomat, dan kiwi.
Lakukan juga kunjungan antenatal care (pemeriksaan kehamilan) secara rutin di fasilitas kesehatan terdekat.
Dengan cara ini, Anda dapat memantau kesehatan ibu dan janin sehingga masalah sekecil apa pun dapat segera ditangani.
Manfaatkan Kalender Kehamilan dari Klikdokter untuk selalu memantau usia kandungan Anda.
(HNS/AYU)