Infeksi saluran kemih saat hamil adalah sesuatu yang harus dihindari. Diketahui rentan terjadi pada kehamilan, sebetulnya apa pengaruh infeksi tersebut pada kondisi ibu hamil dan janin?
Daya tahan tubuh saat kehamilan sering kali menyebabkan wanita menjadi kurang waspada akan kemungkinan infeksi saluran kemih. Perlu diketahui, infeksi ini bisa berbahaya bagi kehamilan.
Penyebab infeksi saluran kemih
Seseorang dapat mengalami infeksi saluran kemih ketika tidak menjaga kebersihan setelah buang air besar maupun buang air kecil. Selain itu, kebiasaan berbusana setiap hari juga dapat menjadi salah satu faktor risiko terkena infeksi saluran kemih.
Mereka yang terbiasa menggunakan celana ketat atau yang terbuat dari bahan yang kurang mampu menyerap keringat dengan baik akan mengakibatkan daerah kewanitaan lembap. Kondisi lembap tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran kemih pada ibu hamil
Tidak hanya wanita muda, ibu hamil juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Terlebih pada usia kehamilan 6-24 minggu.
Secara anatomi, wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih karena memiliki uretra (saluran kemih dari kandung kemih ke luar tubuh) yang lebih pendek dibandingkan dengan pria. Sehingga, risiko terinfeksi bakteri juga lebih besar.
Pada wanita hamil, akan terjadi perubahan posisi saluran kemih yang bisa lebih meningkatkan risiko infeksi. Uterus (rahim) wanita hamil akan membesar dan berada tepat di atas kandung kemih. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran rahim yang membesar tersebut dapat menyebabkan sumbatan pada aliran urine di saluran kemih.
Apabila kondisi tersebut berlangsung dalam jangka panjang, maka dapat memicu infeksi saluran kemih.
Tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih tidak selalu menimbulkan gejala, sehingga tidak jarang penderitanya tak menyadari bahwa dirinya mengalami infeksi tersebut. Gejala yang dapat dirasakan penderita di antaranya:
- Nyeri atau terasa panas saat buang air kecil
- Lebih sering buang air kecil
- Sulit menahan buang air kecil
- Terdapat darah pada urine
- Nyeri di perut bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seks
- Sering kali mengompol tanpa disadari
- Terdapat perubahan warna urine, yaitu menjadi keruh, atau urine berbau
- Ketika infeksi semakin menyebar, bisa timbul gejala berupa demam, menggigil, mual, muntah, hingga nyeri pinggang
Bahaya infeksi saluran kemih saat kehamilan
Karena adanya risiko yang lebih tinggi mengalami infeksi saluran kemih, maka ibu hamil harus menjaga kebersihan dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Sehingga, jika memang ada infeksi bisa terdeteksi dini dan segera ditangani sebelum terjadi komplikasi yang dapat membahayakan janin.
Jika infeksi saluran kemih pada ibu hamil tidak diterapi sebagaimana mestinya, maka infeksi akan memburuk hingga menyebabkan infeksi pada ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Namun dengan deteksi dini dan terapi yang tepat, komplikasi tersebut dapat dihindari.
Infeksi saluran kemih bisa diatasi dengan pemberian antibiotik yang aman bagi ibu hamil dan janin dan sesuai dengan instruksi dokter.
Apabila keluhan menetap dalam tiga hari, atau disertai dengan demam, menggigil, mual, muntah, maupun kontraksi, segera temui dokter.
Demikian pengaruh infeksi saluran kemih terhadap kehamilan, yang mana infeksi tersebut rentan dialami ibu hamil. Risiko terjadinya infeksi bisa dicegah dengan menjaga kebersihan area kewanitaan, menjaga pola hidup sehat dengan minum air putih 6-8 gelas setiap hari, stop kebiasaan menahan pipis, serta menghindari kebiasaan berendam lebih dari 30 menit atau lebih dari dua kali dalam sehari.
[NP/RN]