Banyak yang mengira bahwa kehamilan itu mudah dan bisa terjadi begitu saja. Faktanya, banyak pasangan yang tak kunjung hamil meskipun keduanya sehat dan tidak memiliki masalah medis tertentu. Sering kali, akar masalahnya ada pada waktu berhubungan seksual yang tidak tepat, karena tidak memperhatikan kalender masa subur.
Untuk mewujudkan kehamilan, baik wanita maupun pria sama-sama harus berperan dalam menjalankan program. Wanita harus mampu menghasilkan sel telur yang sehat serta rutin melepaskannya dari ovarium (indung telur) ke tuba falopii (saluran telur) agar bisa dibuahi sperma.
Rahim dan hormon-hormon yang cukup juga dibutuhkan untuk mempertahankan kehamilan yang sehat. Pada pria, poin yang penting adalah bagaimana untuk menghasilkan sel sperma yang cukup dan berkualitas, sehingga mampu berenang cepat ke arah sel telur.
Selain perihal kualitas sperma dan sel telur tersebut, ada satu hal yang kerap luput dari perhatian pasangan yang tengah mengharapkan kehadiran sang buah hati, yaitu waktu yang tepat untuk berhubungan seksual.
Artikel Lainnya: Kenali Tanda Wanita dalam Masa Subur
Waktu sangat menentukan
Berikutnya, agar sel sperma bisa membuahi sel telur, hubungan seksual harus dilakukan pada waktu yang tepat. Jika tidak, kehamilan tidak akan terjadi.
Lalu, kapan waktu yang tepat? Saat yang tepat adalah di masa subur. Di masa ini wanita mengalami ovulasi, yakni pelepasan sel telur dari ovarium yang bergerak ke arah tuba falopii, tempat terjadinya pembuahan dengan sel sperma. Jika sel sperma ada di dalam saluran ini saat ovulasi terjadi, maka sangat mungkin Anda akan hamil.
Oleh sebab itu, setiap pasangan yang ingin hamil harus tahu kapan wanita sedang dalam masa subur. Tujuannya adalah untuk mengetahui kapan peluang hamil cukup tinggi. Dengan cara ini, upaya Anda dan pasangan menjadi lebih terstruktur, dan tak perlu lama menanti kehamilan. Tapi, bagaimana caranya mengetahui masa ovulasi dalam masa subur?
Cara mengetahui masa ovulasi
Untuk menentukan kapan masa ovulasi, perlu diketahui dulu lama siklus haid Anda. Siklus haid terbagi menjadi empat fase, yakni fase haid, fase folikular, ovulasi, dan fase luteal.
Namun, agar lebih mudah dipahami, sebut saja fase haid dan fase folikular disebut sebagai paruh pertama dan fase luteal sebagai paruh kedua dalam siklus haid.
Durasi paruh pertama siklus haid bisa bervariasi pada tiap orang. Ini pula yang membuat siklus haid tiap wanita berbeda-beda. Namun, selama berada dalam rentang 21-35 hari, hal tersebut masih dianggap normal.
Sedangkan paruh kedua siklus haid rata-rata berlangsung selama 14 hari atau 2 minggu. Ini adalah periode antara terjadinya ovulasi hingga dimulainya haid yang berikutnya.
Secara teori, masa subur berlangsung sejak 2 hari sebelum ovulasi hingga 3 hari setelah ovulasi. Sehingga, peluang hamil tergolong tinggi bila hubungan intim dilakukan di waktu-waktu ini.
Sebelum menghitung masa subur, ketahui terlebih dulu rata-rata siklus haid Anda setiap bulannya—sebaiknya dalam 3 bulan terakhir. Jika siklus haid teratur, maka perhitungan menjadi lebih mudah. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
- Hari terakhir haid disebut sebagai hari ke-1.
- Dengan berpatokan pada durasi paruh kedua yang selalu 14 hari, maka wanita dengan sikus haid rata-rata 28 hari akan berovulasi pada hari ke-14 dan masa subur berlangsung dari hari ke-12 hingga ke-17.
- Pada wanita dengan siklus haid rata-rata 30 hari, ovulasi akan terjadi di hari ke-16 dan masa subur berlangsung dari hari ke-14 hingga hari-19.
- Kemudian sesuaikan perhitungan hari dengan kalender agar Anda tahu tanggal spesifik untuk berhubungan seksual di masa subur.
Jika siklus haid cenderung panjang atau tidak teratur, waktu ovulasi dan masa subur paling baik ditentukan dengan bantuan aplikasi di ponsel pintar.
Perlu diingat, bahwa sel telur hanya dapat bertahan selama 12-24 jam setelah ovulasi, sedangkan sel sperma dapat hidup di dalam organ reproduksi wanita hingga 5 hari setelah berhubungan seksual. Lewat dari waktu ini, wanita sudah tidak bisa hamil, karena sel telur sudah tidak ada di dalam tuba falopii.
Peluang hamil dengan kalender masa subur
Kalender masa subur memang dapat memberi Anda rentang tanggal yang spesifik untuk berhubungan intim. Namun, kehamilan tetap bersifat peluang, bukan sesuatu yang pasti terjadi. Tapi penggunaan kalender masa subur setidaknya membantu Anda mengoptimalkan untuk hamil.
Pada dasarnya, hubungan intim yang dilakukan 2-3 hari sebelum dan saat hari ovulasi memiliki peluang hamil yang tertinggi, yakni sekitar 25-30 persen. Jika dilakukan lebih dari 6 hari sebelum ovulasi, maka peluang hamil bisa dikatakan nol. Sedangkan bila dilakukan 5 hari sebelum ovulasi, peluang hamil sekitar 10 persen.
Jika Anda menggunakan apilkasi di ponsel pintar, kalender akan menunjukkan waktu kemungkinan masa subur (possible fertile days) dan waktu paling subur (most fertile days). Di waktu paling subur inilah peluang hamil paling tinggi.
Agar perhitungan masa subur akurat
Untuk memperbesar kemungkinan kehamilan, rutinlah mencatat siklus haid bulanan dalam aplikasi di ponsel Anda. Pencatatan yang teratur memungkinkan aplikasi memperhitungkan rata-rata siklus haid Anda selama berbulan-bulan, sehingga hasilnya lebih valid.
Pertanyaan berikutnya, aplikasi apa yang paling akurat dalam memperhitungkan masa subur? Tentunya, tidak ada satu pun aplikasi yang sempurna untuk hal ini. Anda pun akan mendapati hasil perhitungan masa subur yang bervariasi antar aplikasi.
Namun, Anda dapat mencari aplikasi yang paling banyak mendapat testimoni positif dari penggunanya, bukan sekedar yang paling banyak diunduh.
Kehamilan memang anugerah dari Yang Mahakuasa. Namun, bukan berarti manusia tidak perlu berusaha. Bila Anda sedang mencoba untuk hamil, ingatlah bahwa waktu sangatlah menentukan. Mulai sekarang, rencanakan kehamilan Anda dengan menggunakan kalender masa subur dan lakukan hubungan seksual di waktu-waktu tersebut. Semoga berhasil!
[NP/ RVS]