Kabar gembira datang dari aktris Asri Welas yang baru melahirkan putra ketiganya, Senin (15/4) kemarin. Namun kabar ini juga diiringi dengan keprihatinan karena putra ketiganya ini – diberi nama Renzo Gibrar Ridharaharja – terpaksa harus dilahirkan beberapa minggu lebih awal. Kondisi dikarenakan Asri Welas mengalami air ketuban kurang saat hamil. Akibatnya ia harus melahirkan secara prematur.
Ya, air ketuban memang memegang peranan penting dalam kehamilan. Cairan ketuban berasal dari cairan tubuh ibu dan air seni bayi. Di dalam air ketuban, terdapat berbagai nutrisi, hormon, dan antibodi yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Dalam keadaan normal, jumlah air ketuban akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia janin di dalam rahim. Pada trimester pertama kehamilan, air ketuban normalnya hanya sejumlah sekitar 60 mililiter. Kemudian pada usia kehamilan 34 minggu, air ketuban berjumlah sekitar 600 mililiter.
Kondisi air ketuban sedikit di dalam rahim
Namun demikian, karena berbagai keadaan, air ketuban di dalam rahim bisa terlalu sedikit jumlahnya. Kondisi ini secara medis disebut sebagai oligohidramnion. Tak jarang, kondisi oligohidramnion menyebabkan bayi harus dilahirkan lebih cepat dari seharusnya. Kondisi inilah yang dialami oleh Asri Welas sehingga harus melahirkan secara prematur.
Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan kondisi oligohidramnion. Di antaranya adalah:
-
Ketuban pecah dini
Secara anatomis, di dalam rahim ibu, cairan ketuban dibungkus oleh selaput ketuban. Selaput ketuban menjaga agar cairan ketuban tidak bocor ke luar dari rahim menuju vagina. Normalnya, selaput ketuban baru akan pecah saat proses persalinan terjadi. Pada kondisi ketuban pecah dini, selaput ketuban pecah sebelum persalinan terjadi. Ini mengakibatkan air ketuban merembes keluar dari rahim ke vagina dan berujung pada kondisi air ketuban yang kurang.
Kondisi ketuban pecah dini merupakan salah satu komplikasi sering terjadi dalam kehamilan. Ketuban pecah dini bisa disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan, merokok selama hamil, atau perdarahan saat hamil. Pada sebagian kasus, ketuban pecah dini tak diketahui penyebabnya.
-
Insufisiensi uteroplasenta
Insufisiensi uteroplasenta merupakan kondisi yang menandakan bahwa terdapat gangguan aliran oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin melalui plasenta dan tali pusat. Keadaan insufisiensi uteroplasenta bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya karena keracunan kehamilan (preeklampsia), hipertensi, adanya sumbatan bekuan darah di dalam pembuluh darah ibu (trombosis), atau lepasnya plasenta dari tempat perlekatannya di rahim (solusio plasenta).
Selanjutnya
-
Kecacatan janin
Kecacatan janin, terutama pada saluran kencing, juga dapat menjadi salah satu penyebab air ketuban kurang. Hal ini karena salah satu sumber air ketuban adalah dari air seni janin. Beberapa jenis kecacatan janin yang bisa menyebabkan air ketuban kurang adalah agenesis ginjal (ginjal tidak terbentuk) dan penyakit polikistik ginjal (adanya banyak kista di ginjal).
-
Efek samping obat
Ada beberapa jenis obat yang dapat mencetuskan efek samping berupa air ketuban sedikit, misalnya obat tekanan darah tinggi golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) dan obat antinyeri golongan non steroidal antiinflammatory drug (NSAID). Oleh karena itu, jika ibu hamil hendak mengonsumsi obat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dahulu agar manfaat dan risiko efek samping obat dapat dipertimbangkan dengan baik.
-
Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan yang normal, persalinan terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu. Jika ibu belum bersalin juga pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu, hal tersebut dinamakan kehamilan lewat waktu atau kehamilan postterm. Pada kondisi kehamilan postterm, air ketuban perlahan akan diserap tubuh sehingga jumlahnya akan berkurang secara perlahan.
-
Tidak diketahui
Perlu Anda ketahui bahwa tidak semua kondisi oligohidramnion dapat diidentifikasi penyebabnya. Pada sebagian kasus, air ketuban yang kurang terjadi dalam keadaan kehamilan yang lancar dan tanpa komplikasi.
Umumnya kondisi air ketuban kurang – seperti yang dialami Asri Welas saat hamil – tak menunjukkan gejala apapun. Kondisi tersebut baru bisa diketahui saat dokter melakukan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi (USG). Oleh karena itu, agar terhindar dari bahaya air ketuban kurang, ibu hamil harus kontrol rutin ke dokter sesuai waktu yang ditentukan.
[RVS]