Salah satu cara yang sering disarankan dokter kepada pasangan suami-istri yang ingin memiliki anak adalah melakukan hubungan intim saat masa subur. Dengan menggunakan kalender masa subur, peluang hamil dikatakan semakin besar.
Masa subur adalah waktu ketika seorang wanita mengalami ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium. Masa ini berlangsung kira-kira selama 4 hari, yaitu 2 hari sebelum ovulasi hingga 2 hari setelah ovulasi.
Berdasarkan hasil studi, momen dengan kemungkinan hamil tertinggi adalah ketika berhubungan intim di hari ke-13 siklus menstruasi.
Namun, cukup banyak ditemukan kondisi ketika pasangan sudah berhubungan pada masa subur tapi belum juga hamil. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Faktanya, studi menyebutkan bahwa kemungkinan kehamilan saat berhubungan intim di masa subur hanya sebesar 9,7 persen dan tidak 100 persen. Sebab, ada banyak faktor lain yang juga memengaruhi terjadinya kehamilan.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab kondisi tersebut:
1. Kurang Akuratnya Perhitungan Masa Subur
Meskipun sudah ada hari-hari yang diperkirakan sebagai masa subur, dan puncak masa subur sudah diteliti, tetap saja kehamilan tidak dipastikan 100 persen pasti terjadi.
Hal ini dikarenakan perhitungan tersebut tentunya hanya bersifat estimasi. Untuk benar-benar mengetahui apakah benar-benar sedang berada dalam masa subur, seseorang perlu melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) di bagian ovarium.
Ketika pemeriksaan dengan alat USG menunjukkan adanya sel telur yang sudah akan matang, maka perkiraan masa subur bisa menjadi lebih meyakinkan.
Artikel Lainnya: Cara Menentukan Masa Subur Jika Haid Tidak Teratur
2. Perhitungan Masa Subur Tidak Berlaku untuk Semua Orang
Kendati perkiraan masa subur dihasilkan lewat penelitian atas sejumlah besar orang, tetap saja ada fakta bahwa siklus menstruasi setiap orang itu berbeda.
Siklus menstruasi bervariasi, mulai dari setiap 28 hari hingga 35 hari. Bahkan, ada pula orang-orang yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur.
Misalnya, bulan ini menstruasi setiap 30 hari, bulan depan menstruasi di hari ke 32, dan lain-lain. Sebagian orang lain bahkan menstruasi setiap beberapa bulan sekali (disebut oligomenore).
Untuk orang-orang dengan siklus menstruasi seperti ini, perhitungan masa ovulasi tentunya akan berbeda. Masa subur akan terjadi pada saat yang berbeda, bahkan sulit dihitung ketika siklus menstruasi seseorang tidak teratur.
3. Pendeknya Momen Masa Subur
Salah satu alasan kenapa sudah berhubungan pada masa subur tapi belum hamil adalah pendeknya momen masa subur tersebut.
Supaya bisa terjadi kehamilan, sel telur harus dibuahi oleh sel sperma. Namun, sel telur ini hanya dapat bertahan selama 12-24 jam setelah dilepaskan.
Sementara itu, sperma dapat hidup di dalam organ reproduksi wanita hingga 5 hari setelah berhubungan intim. Ketika sel sperma dan sel telur bertemu, kehamilan pun dapat terjadi.
Mengingat begitu pendeknya masa subur, adanya kesalahan perhitungan masa subur dapat menyebabkan momen ini mudah terlewatkan.
Hal ini terutama terjadi ketika siklus menstruasi tidak teratur sehingga terjadi kesalahan dalam memperkirakan kapan masa subur terjadi.
Artikel Lainnya: Ingin Hamil Anak Laki-laki? Kalender Masa Subur Bisa Membantu
4. Gangguan Kesehatan Sel Telur dan Sel Sperma
Agar dapat terjadi kehamilan, kedua jenis sel ini harus berada dalam kondisi yang sehat dan prima.
Untuk sel sperma, tidak hanya memiliki morfologi/ bentuk yang normal, diperlukan adanya pergerakan yang baik agar dapat berenang menuju sel telur dan membuahinya.
Begitu pula untuk sel telur. Dengan adanya sel telur yang sehat dan berukuran normal, proses pembuahan akan berlangsung dengan lancar.
Untuk mengetahui tentang hal ini, diperlukan pemeriksaan penunjang terlebih dahulu. Pemeriksaan analisis sperma dibutuhkan untuk menilai kualitas sperma, sedangkan pemeriksaan USG perut dapat dilakukan untuk menilai sel telur.
5. Terdapat Masalah Hormonal pada Istri maupun Suami
Masalah hormonal bisa menjadi alasan mengapa seseorang tetap tidak hamil meski sudah berhubungan di masa subur.
Pasalnya, kadar hormonal tubuh yang bermasalah dapat memengaruhi proses terjadinya pembuahan.
Sebagai contoh, gangguan hormonal yang ditandai dengan masalah menstruasi bisa menyebabkan terjadinya infertilitas (kegagalan untuk memperoleh keturunan).
Adanya masalah hormon tiroid pada ibu juga menjadi salah satu penyebab kesulitan memiliki anak sekalipun sudah berhubungan saat masa subur.
Untuk pria, masalah hormon testosteron yang rendah juga berpengaruh terhadap kesulitan memiliki momongan.
6. Masalah Kesehatan pada Rahim dan Organ Sekitarnya
Penyebab lain mengapa sudah berhubungan pada masa subur tapi belum hamil adalah adanya penyakit pada rahim dan organ sekitarnya.
Contohnya, ketika ada penyumbatan saluran tuba falopi, maka sel sperma tidak akan mampu mencapai sel telur. Tuba falopi adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan ovarium.
Endometriosis juga dapat mempersulit terjadinya kehamilan. Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan rahim terdapat di area luar rahim, misalnya di saluran tuba falopi, ovarium, vagina, rongga perut, bahkan di rongga dada.
Artikel Lainnya: Mitos tentang Kesuburan Wanita yang Tidak Perlu Dipercaya
7. Adanya Masalah Ovarium, Terutama PCOS
Polycystic ovary syndrome (PCOS) menjadi salah satu penyebab paling sering dari infertilitas. Namun, kondisi ini tidak hanya mempengaruhi sistem reproduksi tapi juga berbagai sistem lain dalam tubuh.
Kondisi PCOS dipicu oleh ketidakseimbangan hormonal akibat ovarium memproduksi terlalu banyak hormon androgen (hormon pria). Akibatnya, penderita dapat memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur dan masa subur yang tidak terprediksi.
Beberapa gejala penyerta lainnya yang mungkin muncul adalah pertumbuhan rambut yang abnormal (misal, rambut pada wajah dan tubuh yang berlebihan), jerawat, obesitas, rambut rontok, munculnya noda gelap di kulit, dan lain-lain.
8. Adanya Radang Panggul
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease adalah sebuah infeksi pada organ reproduksi wanita. Penyebabnya bisa karena infeksi menular seksual.
Beberapa gejalanya yakni nyeri perut, keluarnya keputihan, demam, mual, muntah, serta nyeri ketika berhubungan seksual.
Karena disebabkan oleh penularan bakteri, maka pengobatannya dilakukan dengan cara konsumsi antibiotik. Konsumsi obat sebaiknya dilakukan secara segera, sebelum infeksi ini menyebabkan masalah infertilitas yang lebih berat.
Mengingat adanya faktor risiko penularan bakteri secara seksual, maka sang suami juga perlu diperiksa dan diobati ketika ditemukan adanya kuman yang serupa.
Demikianlah beberapa penyebab mengapa sudah berhubungan pada masa subur tapi belum kunjung hamil. Kamu dapat mengunjungi dokter ketika memiliki serangkaian tanda dan gejala yang mengarah pada kondisi di atas.
Jika kamu masih punya pertanyaan mengenai topik ini, jangan ragu konsultasi dengan dokter via Live Chat di aplikasi KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu!
[RS]