Metode persalinan harus disesuaikan dengan memperhatikan kondisi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Baik persalinan normal maupun bedah Caesar, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, cari tahu terlebih dahulu tentang kedua metode ini sebelum memilih.
Seputar persalinan normal
Ketika kondisi kesehatan ibu dan janin normal, maka metode persalinan ini bisa dipilih. Rata-rata ibu hamil memilih persalinan normal karena memiliki berbagai kelebihan berikut ini:
-
Biaya lebih murah
Dibandingkan dengan bedah Caesar, persalinan normal tentunya menguras kocek yang lebih sedikit. Hal ini juga dikaitkan dengan durasi pemulihan. Pada ibu yang melahirkan secara normal dapat pulang setelah 2 x 24 jam di rumah sakit.
-
Risiko bayi mengalami distress napas rendah
Ketika melalui vagina yang sempit, bayi secara otomatis akan ditekan. Kondisi ini memaksa bayi untuk bernapas spontan setelah lahir. Pada kasus persalinan normal lebih sedikit ditemui bayi dengan gangguan pernapasan, bahkan hingga dirawat di NICU.
-
Pemulihan ibu lebih cepat
Pemulihan pasca persalinan normal memang lebih cepat. Bahkan, setelah melahirkan biasanya ibu sudah dapat bergerak dan berjalan dengan leluasa.
-
Interaksi dengan bayi lebih cepat
Karena melahirkan secara normal, ibu lebih cepat pulih dan dapat segera berinteraksi dengan bayinya.
Meski memiliki banyak kelebihan seperti telah disebutkan di atas, persalinan normal juga memiliki kekurangan seperti berikut ini:
-
Risiko bayi mengalami gangguan
Persalinan yang macet atau terlalu lama bisa meningkatkan risiko bayi mengalami gangguan. Hal bisa terjadi akibat teknik mengejan ibu yang salah, kondisi ibu yang kurang kuat saat mengejan, ukuran bayi yang cukup besar dan lain sebagainya.
-
Trauma jalan lahir
Robekan pada vagina dapat membuat ibu trauma dan merasakan nyeri pada vagina, apalagi jika robekan cukup besar hingga mencapai anus. Akibatnya, pada kehamilan berikutnya, ibu bisa merasa ketakutan memilih persalinan normal kembali.
Kelebihan dan kekurangan bedah Caesar
Pada kondisi tertentu, tindakan bedah Caesar perlu dilakukan, misalnya saat posisi bayi sungsang. Selain itu, ada banyak alasan orang memilih bedah Caesar, mulai dari kondisi medis tertentu, adanya riwayat operasi yang sama, atau karena pilihan ibu secara sadar.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa tindakan bedah Caesar dipilih oleh 19,9 persen pasangan di Jakarta. Angka ini termasuk yang tertinggi di antara daerah lainnya. Tak heran, karena metode ini memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
-
Mencegah risiko bayi tertular penyakit ibu
Pada ibu yang memiliki penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual) perlu dipertimbangkan proses melahirkan secara Caesar. Hal ini bertujuan untuk menghindari penularan penyakit tersebut pada bayi jika melahirkan secara normal melalui vagina.
-
Waktu yang fleksibel
Proses melahirkan secara Caesar dapat dijadwalkan sesuai keinginan ibu, ayah dan mungkin keluarga besar. Hal ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri, misalnya dalam memilih tanggal dan jam cantik sebagai hari kelahiran sang buah hati.
-
Meminimalkan trauma
Trauma saat melahirkan secara normal bisa sangat membekas. Banyak ibu yang tidak ingin hamil atau melahirkan secara normal lagi dikarenakan proses persalinan normal yang terasa nyeri dan mempertaruhkan nyawa.
Bagi ibu yang kehamilannya tidak bermasalah, persalinan normal biasanya akan disarankan. Sebab, bedah Caesar nyatanya memiliki berbagai risiko atau kekurangan, yakni:
-
Komplikasi pasca operasi
Setiap tindakan operasi pasti memiliki risiko, termasuk bedah Caesar. Metode persalinan ini termasuk pada operasi mayor, di mana risiko terjadinya komplikasi setelah tindakan bisa menjadi lebih besar.
Namun, dengan persiapan yang matang, komplikasi ini hampir jarang terjadi. Sehingga, ibu yang akan melahirkan secara Caesar harus betul-bentuk menyiapkan kondisi fisik yang sehat.
-
Biaya lebih mahal
Biaya bedah Caesar tentunya lebih mahal dibandingkan persalinan normal. Selain itu, biaya penginapan di rumah sakit pun sedikit lebih membengkak dikarenakan durasi rawat inap yang lebih lama usai persalinan.
-
Tidak dapat berinteraksi langsung dengan bayi
Setelah melahirkan dengan bedah Caesar, ibu tidak dapat langsung berinteraksi dengan bayi yang dilahirkannya. Akan ada jeda beberapa saat hingga ibu selesai menjalani penutupan perut dan benar-benar pulih dari efek obat bius.
Setelah sadar dan pulih, ibu baru dapat berinteraksi dengan bayi. Namun, interaksi juga terbatas akibat adanya rasa nyeri yang cukup hebat.
-
Risiko ibu meninggal lebih besar
Risiko meninggal akibat bedah Caesar bisa 3 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan normal, walaupun kontrol rutin dan persiapan yang matang telah diupayakan.
-
Risiko anak mengalami kesulitan napas lebih besar
Karena tidak adanya dorongan otot-otot tubuh ibu ketika bayi lahir, paru-paru bayi pun tidak dipaksa untuk mengembang dan bernapas. Sehingga, anak yang dilahirkan secara Caesar lebih berisiko mengalami kesulitan napas.
Menjaga asupan menjelang masa persalinan
Dapat dilihat di atas bahwa metode persalinan normal maupun bedah Caesar sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang terpenting, ibu yang akan melahirkan sangat disarankan untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit dengan mengonsumsi makanan sehat dan vitamin yang sesuai.
Jadi, pilihlah suplemen dengan kandungan nutrisi esensial yang penting untuk kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi yang diperkaya asam folat, iodium, zat besi, kalsium, dan DHA. Berbagai zat tersebut dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan bayi sejak dalam kandungan hingga masa menyusui.
Selain itu, diskusikan perihal metode persalinan dengan dokter kandungan dan kebidanan. Sehingga, baik persalinan normal maupun bedah Caesar, keduanya tidak akan menimbulkan masalah bagi kesehatan ibu dan bayi.
[NP/ RH]