Ada beberapa alasan yang membuat seorang ibu harus memilih melahirkan caesar. Dokter biasanya akan menentukan metode persalinan dengan menyesuaikan kondisi ibu dan bayi.
Setiap metode persalinan mempunyai efek samping masing-masing. Namun, benarkah efek operasi caesar dapat menyebabkan wanita tidak dapat memiliki banyak anak setelahnya? Berikut penjelasan langsung dari dokter.
Tidak Bisa Punya Banyak Anak Akibat Operasi Caesar, Mitos?
Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, penelitian terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak operasi caesar yang dilakukan oleh ibu, maka semakin berisiko operasi berikutnya untuk ibu dan bayinya.
“Saat ini belum ada batasan berapa kali operasi caesar dapat dilakukan. Namun, terlalu sering melakukan prosedur ini (dari penelitian melakukan lebih dari 3 kali) akan meningkatkan risiko terbentuknya adhesi atau jaringan parut pada rahim dan organ sekitarnya,” ucap dr. Devia.
Artikel Lainnya: Ibu Operasi Caesar, Siapkan Sejumlah Barang Ini Sebelum Persalinan
Melansir Healthline, dr. Robert O. Atlas, MD, FACOG, ketua departemen kebidanan dan ginekologi di Mercy Medical Center, AS, mengatakan kondisi setiap wanita berbeda. Efek samping setelah operasi caesar juga bisa berbeda pada tiap kehamilan.
Dokter Devia menyarankan, sebaiknya ibu selalu berkonsultasi dengan dokter tentang efek samping setelah operasi caesar yang dapat terjadi dan kemungkinan memiliki anak dengan operasi caesar berikutnya.
Efek Samping Operasi Caesar Berulang
Berikut ini beberapa risiko efek operasi caesar berulang kali yang bisa terjadi pada ibu hamil:
1. Komplikasi Plasenta
Setelah operasi caesar, risiko plasenta previa pada kehamilan berikutnya meningkat 1,5-6 kali lipat. Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta tumbuh di atas pembukaan serviks.
Semakin banyak operasi caesar yang Anda lakukan, semakin besar risiko plasenta previa pada kehamilan berikutnya.
Komplikasi plasenta lain yang dapat terjadi akibat operasi caesar sebelumnya termasuk plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta. Semua komplikasi ini disebut juga spektrum plasenta akreta. Ini adalah kondisi perlekatan plasenta ke dinding rahim.
Studi tahun 2016 di Amerika Serikat menemukan, risiko spektrum plasenta akreta meningkat signifikan dengan banyaknya jumlah operasi caesar sebelumnya. Risikonya berkisar dari 0,3 persen setelah 1 operasi hingga 6,74 persen setelah 5 operasi.
2. Ruptur Uteri
Melansir Verywell Family, ruptur uteri memiliki tingkat risiko 0,5 persen pada kehamilan dengan riwayat caesar sebelumnya. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut.
Selain karena jumlah operasi caesar sebelumnya, risiko ruptur bisa meningkat akibat bekas luka insisi klasik, induksi atau augmentasi persalinan, janin yang lebih besar dari rata-rata, usia ibu yang lebih tua, dan kelahiran prematur.
Artikel Lainnya: Usai Persalinan Caesar, Kapan Boleh Berhubungan Seks Lagi?
3. Terbentuknya Adhesi atau Jaringan Parut
Selain risiko kehamilan setelah kelahiran caesar, operasinya sendiri juga membawa risiko seperti halnya prosedur apa pun.
Risiko yang dapat terjadi bisa disebabkan karena dokter atau ahli bedah secara tidak sengaja memotong dan melukai jaringan dan organ di sekitarnya saat operasi caesar. Mungkin akan ada risiko cedera usus dan kandung kemih.
Adhesi adalah komplikasi potensial lain dari operasi caesar. Kondisi ini terjadi ketika jaringan parut menghubungkan jaringan dan organ yang tidak melekat secara normal. Adhesi berisiko mempersulit operasi di kemudian hari.
4. Memperlambat Penyembuhan Hernia Insisional
Hernia insisional adalah kondisi saat jaringan atau organ tubuh menonjol keluar. Perbaikan hernia berisiko menjadi lebih sulit seiring bertambahnya jumlah operasi caesar yang dilakukan.
Menurut Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology, wanita yang pernah 2 kali operasi caesar atau lebih memiliki risiko tersebut 3 kali lipat dibandingkan yang hanya 1 kali operasi caesar. Setelah 5 operasi caesar, risikonya meningkat 6 kali lipat.
Artikel Lainnya: Mungkinkah Melahirkan Normal Setelah Pernah Caesar?
Mengurangi Risiko dari Operasi Caesar Berulang
Untuk menghindari efek samping setelah operasi caesar berulang, sebaiknya tentukan waktu kehamilan selanjutnya. Kehamilan yang terjadi kurang dari enam bulan usai operasi caesar terakhir memiliki risiko lebih besar mengalami efek merugikan.
Risiko ruptur uteri lebih besar pada mereka dengan interval kehamilan yang lebih pendek. Penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan dapat membantu mengurangi risiko ini.
Bicaralah dengan dokter tentang perencanaan yang paling ideal untuk Anda. Konsultasikan kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak kembali setelah melahirkan caesar.
Lamanya waktu menunggu untuk hamil lagi setelah operasi caesar bergantung pada beberapa faktor. Beberapa dokter berpendapat, menunggu 12-18 bulan adalah waktu yang tepat untuk hamil kembali pada semua metode persalinan.
Bila Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut, gunakan layanan LiveChat dokter kandungan di aplikasi KlikDokter agar mudah dan cepat.
(FR/AYU)
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri
- Wawancara dr. Devia Irine Putri.
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Repeat C-sections: Is there a limit?
- Healthline. Diakses 2022. Here’s What You Need to Know About Having Multiple C-Sections.
- Verywell Family. Diakses 2022. How Many C-Sections Can You Have?
- Vital Record. Diakses 2022. How Many C-Sections Can a Woman Have?
- Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology. Diakses 2022. Incisional hernia repair after caesarean section: a population-based study.