Melahirkan buah hati ke dunia tentu menjadi proses yang mengharukan sekaligus membahagiakan. Namun tak jarang, beberapa ibu justru merasa sedih setelah melahirkan, bahkan sampai ingin mengurung diri di kamar. Apabila kamu juga mengalaminya, maka ini bisa menjadi tanda dari baby blues syndrome.
Apa itu baby blues? Apakah baby blues berbahaya? Mari ketahui lebih lanjut terkait ciri-ciri baby blues dan cara mengatasinya lewat artikel di bawah ini.
Apa Itu Baby Blues?
Baby bluessyndrome artinya adalah keadaan di mana seorang wanita mudah menangis dan suasana hati yang berubah-ubah setelah melahirkan. Umumnya, gejala baby blues akan berlangsung selama 2-3 hari setelah melahirkan dan bertahan hingga 2 minggu setelahnya.
Hampir sekitar 75 persen wanita dapat mengalami sindrom ini setelah melahirkan. Menurut dr. Fitri Juniarta, baby blues syndrome bisa hilang dengan sendirinya. Meski begitu, dibutuhkan keyakinan, dukungan, istirahat, dan waktu.
Akan tetapi, penyakit baby blues juga tidak boleh diabaikan karena bisa mengarah ke depresi pascamelahirkan atau postpartum depression. Ini merupakan kondisi serius yang memerlukan pengobatan profesional.
“Depresi pascamelahirkan dapat terjadi pada sebagian wanita yang sudah mengidap depresi dalam kehamilan. Pada sebagian wanita yang lain, kondisi ini baru dimulai beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan,” tutur dr. Fitri.
Artikel Lainnya: Kehamilan Banyak Masalah, Ibu Pasti Kena Baby Blues?
Penyebab Baby Blues Syndrome
Mengutip dari American Pregnancy Association, belum diketahui secara pasti apa penyebab baby blues. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya sindrom pascamelahirkan yang satu ini, seperti:
1. Perubahan Hormon
Tubuh ibu banyak berubah setelah melahirkan, termasuk pada kadar hormon. Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan bisa menghasilkan perubahan kimiawi di otak, sehingga mengakibatkan depresi.
Setelah melahirkan, jumlah hormon estrogen dan progesteron akan menurun secara drastis, sehingga menyebabkan perubahan suasana hati. Bagi sebagian orang, kondisi ini bisa membuat mereka merasa lelah dan depresi.
2. Penyesuaian Diri
Kehidupan sebelum hamil, selama hamil, dan setelah melahirkan tentu akan berbeda. Hal ini ternyata bisa memicu terjadinya baby blues syndrome.
Banyaknya penyesuaian, seperti waktu tidur, rutinitas, dan emosi yang terjadi setelah melahirkan bisa menyebabkan seseorang mengalami kelelahan, cemas, marah, menangis, sedih, sulit tidur, dan berbagai contoh baby blues lainnya.
3. Masalah Emosional
Penyebab baby blues saat hamil dan setelah melahirkan bisa karena masalah emosional dan tekanan menjadi orang tua.
Mama mungkin merasa gugup untuk merawat bayi yang baru lahir atau khawatir tentang perubahan hidup setelah melahirkan. Pikiran-pikiran ini bisa membuat Mama merasa sedih dan tertekan.
4. Riwayat Kesehatan Mental
Riwayat kesehatan mental juga bisa memengaruhi seorang wanita untuk mengalami baby blues syndrome.
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, wanita yang memiliki riwayat gangguan bipolar, depresi, atau gangguan kecemasan lebih berisiko untuk mengalami depresi setelah melahirkan.
Artikel Lainnya: Benarkah Pre-Baby Blues saat Hamil Bikin Ibu Telat Melahirkan?
Ciri-Ciri Baby Blues
Pada dasarnya, gejala baby blues akan menyerang seorang wanita dalam waktu empat hingga lima hari setelah melahirkan. Berikut ciri-ciri baby blues yang mungkin bisa Mama alami:
- Merasa menderita hampir sepanjang waktu, terutama di pagi dan/atau malam hari
- Merasa tidak pantas hidup dan tidak ada sesuatu yang diharapkan
- Merasa bersalah dan sering kali menyalahkan diri sendiri
- Sangat mudah tersinggung oleh orang lain
- Mudah menangis
- Merasa lelah berkepanjangan, tetapi sulit untuk tidur
- Tidak bisa menikmati waktu untuk diri sendiri
- Merasa kehilangan rasa humor
- Mudah marah karena hal apa pun
- Merasa cemas tentang bayi, sehingga perlu terus-menerus diyakinkan
- Mengkhawatirkan kesehatan sendiri sampai takut mengidap penyakit yang sangat berat
- Sulit berkontraksi
- Merasa bahwa buah hati sebenarnya bukan milik ibu
- Kehilangan hasrat seksual
- Bermasalah dengan ingatan
- Sulit mengambil keputusan
- Tidak selera makan
- Mengalami gangguan tidur, termasuk sering terbangun di pagi hari
Penting untuk diingat, tanda baby blues ini bisa dialami berbeda-beda pada setiap orang. Namun, jika kondisi ini berlangsung lebih dari 2 minggu, maka segera minta bantuan tenaga ahli untuk mencegahnya berkembang menjadi depresi pascapersalinan.
Artikel Lainnya: Postpartum Anxiety, Gangguan Kecemasan Pasca Melahirkan
Cara Mengatasi Baby Blues Setelah Melahirkan
Baby bluessyndrome sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya. Namun, tentunya kondisi ini tidak bisa dibiarkan secara terus-menerus.
Berikut beberapa cara mengatasi baby blues syndrome yang bisa Mama lakukan di antaranya:
1. Istirahat Sebanyak Mungkin
Cara menghilangkan baby blues bisa dengan beristirahat sebanyak mungkin. Saat buah hati tertidur, ini waktu yang tepat untuk Mama ikut tidur.
2. Minta Bantuan Pasangan atau Keluarga
Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan dari pasangan untuk mengurus bayi. Kamu juga bisa minta bantuan keluarga ketika merasa kewalahan dalam menghadapi masa-masa setelah melahirkan.
Artikel Lainnya: 9 Cara Mencegah Sindrom Baby Blues Setelah Melahirkan
3. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Melahirkan dan mengurus bayi merupakan proses yang melelahkan. Oleh karenanya, jangan lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri. Coba pergi keluar rumah untuk menghirup udara segar dan mendapatkan paparan sinar matahari.
4. Atur Pola Makan
Usahakan untuk mempertahankan pola makan yang seimbang. Dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi, ini bisa membantu kondisi tubuh untuk pulih dan kembali sehat. Mama juga bisa konsumsi makanan tinggi omega-3.
5. Rutin Olahraga
Coba untuk rutin berolahraga untuk membantu mengatasi rasa penat selama mengurus bayi. Manfaatkan waktu luang yang dimiliki, misalnya ketika si kecil sedang tertidur. Melakukan aktivitas fisik nantinya bisa membantu tubuh agar lebih sehat dan segar.
6. Konsultasi dengan Ahli
Jika sulit untuk mengatasi baby blues, Mama bisa meminta bantuan tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Nantinya, coba tenaga ahli akan membantu menemukan perawatan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Supaya lebih praktis, Mama bisa memanfaatkan layanan Tanya Dokter untuk chat dengan psikolog terkait keluhan baby blues. Mama juga bisa gunakan fitur Temu Dokter untuk konsultasi langsung dengan psikolog di klinik.
Jangan lupa, unduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan dan parenting yang lengkap!
(NM)
- American Pregnancy Association. Diakses 2023. Baby Blues.
- Healthy Moms Strong Babies. Diakses 2023. Baby blues after pregnancy.
- Gleneagles Hospital. Diakses 2023. Coping With Baby Blues & Postpartum Depression.
- Johns Hopkins Medicine. Diakses 2023. Baby Blues and Postpartum Depression: Mood Disorders and Pregnancy.