Mual dan muntah adalah keluhan yang umum terjadi selama masa kehamilan. Mual dan muntah dalam kehamilan sering disebut juga morning sickness, dan bisa dialami wanita hamil sepanjang hari. Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muntah, tapi banyak juga yang tidak. Perlukah ini diwaspadai?
Penyebab mual dan muntah semasa hamil
Mual dan muntah yang terjadi pada masa kehamilan disebabkan oleh peningkatan hormon hCG yang umumnya terjadi di awal kehamilan (minggu ke-6 hingga minggu ke-8, puncaknya pada minggu ke-12 hingga minggu ke-14, dan akan membaik pada minggu ke-22) sampai tubuh wanita hamil beradaptasi dengan peningkatan produksi hormonal.
Mual dan muntah bisa terjadi sepanjang hari, tapi dapat memburuk pada pagi hari karena kondisi perut yang kosong atau jika ibu hamil tidak makan dalam porsi yang cukup.
Pada wanita hamil yang bekerja, morning sickness juga dapat dialami pada sore hari. Wanita hamil yang sibuk bekerja juga mungkin kurang minum air sehingga tidak buang air kecil. Akibatnya, terjadi penumpukan hormon hCG dalam peredaran darah ibu hamil, sehingga menyebabkan gejala mual dan muntah.
Artikel Lainnya: Kenali Kondisi Dry Heaving, Mual tapi Tidak Muntah saat Hamil
Morning sickness juga dapat dipengaruhi oleh kadar gula darah pada tubuh wanita hamil. Ketika kadar tersebut rendah, ibu hamil juga akan mengalami mual dan muntah. Faktor lain seperti kecapekan, sering melakukan perjalanan (traveling), dan stres juga dapat membuat gejala morning sickness makin parah.
Selain itu, para wanita yang sensitif dan mudah mengalami mual sejak sebelum kehamilan, mereka lebih berisiko mengalami gejala mual dan muntah selama kehamilan. Oleh karena itu, wanita yang mudah mengalami mabuk perjalanan atau sensitif dengan bau tertentu lebih berisiko mengalami morning sickness.
Dampak mual dan muntah terhadap kehamilan
Mual dan muntah selama kehamilan tidak berdampak bagi janin Anda asalkan masih ada makanan dan minuman yang dikonsumsi. Bahkan pada kasus yang berat, morning sickness jarang membahayakan asalkan ditangani dengan benar. Berat badan yang tidak naik pada trimester pertama tidak menjadi masalah, asalkan Anda masih dapat makan dan minum.
Mual dan muntah merupakan pertanda baik, yang menandakan hormon kehamilan bekerja dengan baik dalam mempertahankan kehamilan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil dengan gejala mual dan muntah lebih jarang mengalami keguguran. Lantas, bagaimana dengan wanita hamil yang tidak mengalami mual dan muntah?
Artikel Lainnya: Cara Jitu Atasi Pusing dan Mual Saat Hamil
Tidak mual dan muntah saat hamil, pertanda apa?
Meski mual dan muntah dianggap pertanda baik, tapi bukan berarti jika kehamilan wanita yang tidak mengalami mual dan muntah tidak sehat. Sebaiknya ibu hamil jangan terlalu khawatir dan melakukan analisis yang berlebihan terhadap keluhan yang muncul selama kehamilan.
Faktanya, 30 persen wanita hamil dilaporkan tidak mengalami morning sickness—dan ini seharusnya disyukuri. Pada wanita hamil yang tidak mengalami morning sickness, kadar hormon hCG, estrogen, dan progesteron mungkin lebih rendah sehingga tidak merasakan mual dan muntah.
Memang ada yang menganggap jika hormon-hormon tersebut lebih rendah, maka bisa membuat ibu hamil lebih berisiko keguguran. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk semua kasus. Kebanyakan, ibu hamil tidak mengalami morning sickness karena mereka bisa menoleransi perubahan hormon yang signifikan pada kehamilannya.
Fluktuasi keluhan saat kehamilan wajar terjadi dan tiap wanita mengalami keluhan yang bervariasi. Bahkan, pada satu wanita dengan kehamilan yang berbeda, keluhan yang dirasakan juga dapat berbeda dari kehamilan satu dan lainnya.
Jika tidak ada keluhan, seperti tidak mengalami mual dan muntah selama hamil, bukan berarti kehamilan tersebut tidak normal karena mual dan muntah bukanlah indikator utama kehamilan yang sehat. Untuk benar-benar mengetahui kondisi kehamilan, periksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan secara rutin.
(RN/ RH)