Wanita yang memiliki siklus haid teratur biasanya akan menandai di kalendernya kapan ia akan mendapatkan haid dan masa subur. Bagi pasangan yang memilih untuk menunda kehamilan, diperlukan pengetahuan yang tepat dalam membaca kalender masa subur agar tidak “kebobolan”.
Kalender masa subur sebagai metode kontrasepsi
Ada banyak metode kontrasepsi, salah satunya adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan kalender masa subur. Cara ini terbilang alami untuk menunda kehamilan karena tidak menggunakan alat atau obat apapun.
Namun demikian, risiko kegagalan metode kontrasepsi ini cukup tinggi karena ada kemungkinan kehamilan terjadi jika Anda keliru dalam menentukan masa subur. Selain itu, jika pasangan tidak dapat mengendalikan hasrat kebutuhan seksualnya di masa subur wanita, program menunda kehamilan juga bisa gagal.
Itulah sebabnya, cara ini sebaiknya tidak digunakan pada pasangan yang memang harus mencegah kehamilan terjadi, misalnya pada wanita yang memiliki gangguan kesehatan tertentu atau memang pasangan merasa jumlah anaknya sudah cukup.
Jika tetap ingin menggunakan kalender masa subur, maka program menunda atau bahkan pencegahan kehamilan sebaiknya dikombinasikan dengan metode lain, misalnya menggunakan kondom. Nah, agar kehamilan tidak terjadi, diperlukan cara yang tepat dalam menggunakan kalender masa subur.
Artikel Lainnya: Cara Menentukan Masa Subur Jika Haid Tidak Teratur
Cara menggunakan kalender masa subur
Sebelum menggunakan kalender masa subur, terlebih dahulu Anda perlu membuat catatan tentang tanggal haid, setidaknya 6 periode terakhir. Hal ini untuk melihat keteraturan dan siklus haid Anda.
Metode ini hanya dapat digunakan pada wanita dengan siklus haid yang teratur. Karena jika haid tidak teratur, maka masa subur Anda secara otomatis juga tidak teratur. Akibatnya, kemungkinan kegagalan penggunaan metode dalam menunda atau mencegah kehamilan akan lebih besar pula.
Selanjutnya, beri tanda kapan hari pertama haid Anda pada kalender dan hitung jumlah harinya hingga periode haid bulan berikutnya, hingga dua periode haid. Jumlah hari antara kedua periode ini disebut jumlah hari dalam satu siklus haid.
Lakukan penghitungan tersebut hingga 6 periode untuk menentukan dengan lebih akurat berapa lama hari Anda mengalami haid dalam satu siklus. Setelah mengetahui periode siklus haid, lakukan perhitungan mundur dari hari terakhir periode haid Anda (satu hari sebelum haid berikutnya) sebanyak 14 hari. Maka di antara waktu itulah perkiraan waktu ovulasi terjadi.
Artinya, pada masa subur tersebut, ovum akan bertahan selama 12-24 jam, sementara sel sperma dapat bertahan hingga 4-5 hari dalam saluran reproduksi wanita. Oleh karena itu, bila berniat menunda kehamilan, hindari melakukan hubungan seksual sejak 5 hari sebelum masa ovulasi hingga dua hari setelah masa subur.
Artikel Lainnya: Kenali Tanda Wanita dalam Masa Subur
Sebagai contoh, misalkan Anda memiliki siklus haid 28 hari, maka diperkirakan masa subur Anda jatuh pada hari ke-14 atau hari ke-15 dalam siklus haid. Untuk itu, Anda perlu menghindari melakukan hubungan seksual sejak hari ke-10 hingga hari ke-16 siklus haid.
Akan tetapi, metode ini hanya bersifat perkiraan. Karena sebenarnya tanggal ovulasi tidak dapat diketahui secara pasti. Itulah mengapa bila Anda ingin melakukan hubungan seksual mendekati masa subur, sebaiknya tetap menggunakan metode pencegah kehamilan lainnya seperti kondom.
Menentukan masa subur melalui kalender masa subur juga sebaiknya dikombinasikan dengan metode pengukuran suhu pagi. Metode ini dilakukan dengan mengukur suhu tubuh setiap bangun pagi, sebelum beraktivitas. Sebab, saat ovulasi suhu tubuh wanita akan meningkat 1-2 derajat dibandingkan hari-hari lainnya.
Dengan kombinasi metode tersebut, ketepatan perkiraan waktu kesuburan akan semakin meningkat. Sehingga, kemungkinan keberhasilan metode ini juga akan semakin meningkat.
Nah, kini Anda telah mengetahui cara menggunakan metode kalender masa subur untuk mencegah atau menunda kehamilan. Ikutilah berbagai tips di atas agar program Anda dapat berjalan dengan semestinya. Jangan lupa juga ajak pasangan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi Anda dan pasangan Anda.
[NP/ RVS]