Pernahkah Anda mendengar wanita menolak hamil? Para suami mungkin akan terkejut ketika istri yang mereka nikahi dan diharapkan dapat memberikan keturunan, tiba-tiba dengan tegas mengatakan bahwa ia menolak hamil. Jika ini terjadi, adakah efeknya terhadap kesehatan reproduksi wanita tersebut?
Seorang wanita –dalam hal ini adalah istri– seakan mengemban beban berat ketika dalam sebuah pernikahan ia ‘diharuskan’ untuk hamil. Menurut dr. Fiona Amelia, MPH., kata ‘harus’ itu sendiri sebenarnya agak misleading. Karena secara fisiologis, tubuh wanita memang memiliki mekanisme tertentu yang unik. Jika seorang wanita mengalami haid, maka ia tidak akan hamil. Dan sebaliknya, jika wanita tersebut hamil, itu artinya ia tidak akan haid.
“Jadi skenario untuk kedua kemungkinan itu tetap ada, dan tubuh wanita memang siap untuk itu,” tegas dr. Fiona.
Wanita ogah hamil, ini alasannya
Dengan semakin gencarnya gerakan yang menyuarakan bahwa wanita berhak mengatur hidupnya, bukan tidak mungkin bahwa dalam sebuah pernikahan, seorang istri akan dengan tegas menolak untuk hamil. Menurut dr. Fiona lagi, alasan yang melandasi seorang wanita ogah hamil pun kini semakin beragam.
Di Indonesia sendiri –terutama di kota-kota besar– kecenderungan ini sudah mulai tampak. Dengan semakin terbukanya kesempatan bagi istri untuk berkarier, keinginan untuk hamil pun tidak lagi menjadi prioritas.
Ada beragam alasan yang kerap disampaikan oleh para wanita yang enggan hamil. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Tingginya biaya hidup
Di kota-kota besar dunia –seperti Singapore, Tokyo, dan lain-lain– biaya hidup yang tinggi bisa membuat istri berani menyatakan keengganannya untuk hamil. Biasanya, pasangan akan mendukung, karena untuk hamil, melahirkan dan membesarkan seorang anak memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
- Ogah jadi single mother
Menjadi single mother atau ibu tunggal, tentu bukan hal yang didambakan oleh wanita mana pun. Jika dalam sebuah hubungan akhirnya terjadi perpisahan, seorang wanita biasanya akan menjadi pihak yang ‘dibebani’ kewajiban untuk mengurus anak. Inilah yang membuat sebagian wanita ogah hamil, jika sebuah hubungan tidak berlandaskan ikatan yang kuat.
- Takut kehidupan seks jadi berkurang karena ada bayi
Boleh saja, jika ada wanita yang berpikir demikian. Toh, keinginan untuk sering berhubungan seks tidak harus dimonopoli oleh pria.
- Proses melahirkan yang dianggap menyakitkan
Beragam cerita tentang proses melahirkan dan rasa sakit yang menyertainya, bisa membuat seorang wanita enggan untuk hamil. Hal ini juga bisa terjadi pada wanita yang pernah melahirkan anak pertamanya dan merasakan sakit yang luar biasa saat melahirkan.
- Takut tubuhnya menjadi kurang bagus lagi setelah hamil
Menurut dr. Fiona, alasan yang satu ini memang terdengar sedikit mengada-ada, tapi jangan salah, ternyata ada lho, wanita yang memiliki ketakutan ini. Hal ini juga bisa melandasi prinsip seorang wanita untuk menolak hamil.
- Tidak mau dan merasa tidak mampu mengurus anak
Meski wanita secara alamiah memiliki naluri keibuan yang membuatnya bisa membesarkan dan mendidik anak, namun ada pula wanita yang merasa tidak memiliki naluri tersebut. Akibatnya, ia menjadi tidak ingin dan merasa tidak mampu untuk mengurus anak. ‘Kesadaran’ seperti ini juga menjadi pencetus keenggaan wanita untuk hamil
- Ingin fokus berkarir dulu
Alasan ingin fokus berkarier ini sering diajukan oleh wanita untuk menolak hamil. Pencapaian karier yang diraih seorang wanita dengan susah payah, membuat hamil tidak lagi menjadi hal yang menarik untuk diprioritaskan.
Menolak hamil ancam kesehatan reproduksi?
Perlu dipahami oleh pria –dalam hal ini adalah para suami– bahwa ada banyak penyebab seorang wanita sulit hamil. Beberapa penyebab mengapa wanita sulit hamil biasanya karena adanya gangguan anatomi atau fungsi, atau gangguan hormonal. Namun, bagi wanita yang menolak hamil, sebenarnya secara fisiologis tidak mengalami masalah apa pun.
Seorang wanita (atau istri) yang sehat, yang dengan secara sadar menolak untuk hamil, menurut dr. Fiona bisa jadi dia sebenarnya subur (eligible untuk hamil), tapi tidak mau mengandung atas kesadarannya sendiri.
Bisa saja, wanita yang menolak hamil akan dengan sengaja melakukan segala cara untuk mencegah kehamilan. Para wanita yang menolak hamil tersebut belum tentu mengidap kelainan secara medis. Sedangkan para wanita yang sulit hamil biasanya memang mengalami gangguan kesehatan.
Lalu benarkah pendapat yang mengatakan bahwa seorang wanita (istri) yang sehat, kelak akan mengalami masalah kesehatan pada organ reproduksinya, karena tidak pernah hamil?
Menurut dr. Fiona, secara teori tidak ada pengaruhnya secara fisiologis. Faktanya, memang ada beberapa bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa kehamilan bisa menurunkan peluang risiko terjadinya kanker ovarium dan endometrium (kanker rahim). Meskipun demikian, kondisi ini tidak lantas bisa dibalik dengan mengatakan bahwa dengan tidak hamil seorang wanita justru berpeluang mengalami kanker ovarium dan kanker endometrium.
“Tidak bisa serta merta dibalik seperti itu,” dr. Fiona kembali menegaskan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa jika seorang wanita (istri) menolak hamil, memang ada sejumlah alasan yang mendasari keputusan tersebut. Namun, keengganan untuk hamil tidak akan lantas membahayakan kondisi kesehatan reproduksi seorang wanita. Semuanya sangat tergantung pada keyakinan Anda, apakah memang ingin hamil, atau tidak.
[RH]