Mungkin karena tubuh yang lebih “bongsor”, banyak yang bilang anak perempuan sekarang mengalami pubertas lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan beberapa puluh tahun yang lalu. Ternyata, anggapan tersebut didukung oleh studi.
Salah satu hal yang cukup menonjol dari perubahan tubuh di masa pubertas adalah pembesaran payudara. Ada yang mengaitkan perubahan tersebut dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung hormon (misalnya ayam suntik), ada pula yang menghubungkannya dengan bahan kimia lain.
Bahan kimia yang dimaksud adalah dietil phthalate dan triclosan. Ini dikemukakan oleh Dr. Kim Harley, lektor kepala bidang kesehatan masyarakat di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.
Ia mengatakan, ibu hamil yang sering terpapar dua bahan kimia tersebut berisiko tinggi untuk melahirkan anak perempuan dengan masa pubertas yang dialami lebih cepat.
Hasil studi ini dipublikasikan di jurnal kesehatan “Human Reproduction” tahun 2018.
Phthalate dan triclosan sering ditemukan dalam wewangian, sabun, hingga pasta gigi.
Artikel lainnya: Tips Mempersiapkan Anak Perempuan Memasuki Pubertas
Pasti Ada Perubahan antara Anak Dulu dan Sekarang
Menanggapi soal pubertas dini anak perempuan sekarang, dr. Atika dari KlikDokter turut mengutarakan pendapatnya.
Menurutnya, sebelum setuju atau tidak setuju dengan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Kim dan tim, sebaiknya pahami dulu bahwa pasti ada perbedaan pertumbuhan antara “anak dulu” dan “anak sekarang”.
“Kalau yang dibicarakan adalah kenapa anak-anak sekarang lebih bongsor, itu karena kesadaran terhadap kesehatan makin tinggi. Semasa hamil, si ibu sudah peka gizi dan ketika anak tumbuh besar, makanan yang diberikan juga lebih variatif. Lagi pula, anak-anak sekarang juga sudah mengenal jenis-jenis olahraga untuk membentuk tubuh,” katanya.
Artikel lainnya: Anak Tak Kunjung Pubertas, Kapan Orang Tua Harus Waspada?
Paparan Bahan Kimia Bisa Memengaruhi
Untuk dietil phthalate dan triclosan, keduanya memang tak boleh sampai terpapar ke ibu hamil. Pasalnya, ada risiko cacat janin, keguguran, hingga masalah hormonal.
Hingga saat ini, memang baru penelitian itu saja yang mengaitkan antara bahan kimia dengan percepatan pubertas anak perempuan. Biasanya, bahan kimia tersebut lebih sering dikaitkan dengan kegagalan dalam pembentukan hormon reproduksi pria.
Hormon testosteron akan menurun, jumlah sperma akan sedikit dan tak berkualitas, sehingga kehamilan akan sulit tercapai.
Meski tidak bisa langsung menyetujui satu hasil penelitian saja, tetapi dr. Atika mengatakan, memang ada kemungkinan bahwa paparan bahan kimia bisa memengaruhi masa pubertas seseorang, dalam hal ini anak perempuan.
Namun, selama tidak ada gejala yang merugikan, (hanya soal payudara yang lebih cepat tumbuh), maka itu tak perlu dikhawatirkan.
Yang terpenting adalah langkah selanjutnya setelah si anak perempuan memasuki masa pubertas. Misalnya, orang tua menyarankan pemakaian bra dengan ukuran yang sesuai, rutin mengganti pembalut saat haid (3-4 jam sekali), hingga untuk tidak terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung hormon, seperti junk food.
Artikel lainnya: Di Usia Berapa Pertumbuhan Wanita Terhenti?
Penyebab dan Pengobatan Pubertas Dini
Pubertas normal terjadi saat anak berusia 10 tahun ke atas. Pubertas ini dipicu hormon gonadotropin (GnRH), yakni hormon yang merangsang produksi estrogen (anak perempuan) dan testosteron (anak laki-laki).
Nah, pubertas dikatakan dini bila usia anak belum menginjak 8 tahun (anak perempuan) dan 9 tahun (anak laki-laki). Selain karena ada paparan bahan kimia, masalah seperti obesitas, riwayat kelainan genetik dari keluarga, serta pengaruh obat-obatan juga bisa memengaruhi.
Jika pubertas dini sampai mengganggu kehidupan si anak, maka segeralah bawa dia ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan terapi analog GnRH. Dokter endokrin akan memberikan suntikan untuk menghambat perkembangan tubuh hingga anak mencapai usia pubertas normal.
Selama melewati masa-masa penyuntikan, pubertas akan melambat atau bahkan terhenti. Jika sudah berhenti dan usia sudah cukup, maka penyuntikan dihentikan. Belasan bulan kemudian, barulah pubertas akan terjadi lagi.
Apabila pubertas dini disebabkan oleh penyakit tertentu, dokter akan mengobati penyebabnya terlebih dahulu.
Jadi, berdasarakan penelitian anak perempuan sekarang lebih cepat mengalami pubertas bisa akibat paparan bahan kimia tertentu. Meski demikian, ada pula beberapa faktor lain yang turut memengaruhi. Bila masih ada pertanyaan seputar pubertas dini, manfaatkan fitur Tanya Dokter.
(RN/RPA)