Apakah Anda pernah terkejut saat menemukan adanya cairan berwarna putih dan lengket di celana dalam anak yang baru berusia 3 tahun? Ya, cairan itu disebut keputihan. Faktanya, tak hanya wanita usia subur, keputihan pada anak juga dapat terjadi.
Bahkan, organ kewanitaan anak yang belum berkembang sempurna membuatnya berisiko lebih tinggi untuk terkena keputihan dibandingkan orang dewasa.
Risiko ini menjadi semakin tinggi karena kadar hormon estrogen pada anak juga lebih sedikit.
Alhasil, keasaman (pH) vaginanya pun belum optimal sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak di area tersebut.
Mencegah Keputihan pada Anak
Infeksi bakteri, infeksi jamur, benda asing maupun bahan-bahan yang bersifat iritatif dapat menyebabkan anak mengalami keputihan. Untuk mencegahnya, beberapa tindakan ini bisa Anda lakukan:
-
Jaga Kebersihan Vagina si Kecil
Selalu menjaga kebersihan vagina adalah hal utama untuk mencegah keputihan pada anak. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan membasuh vagina si Kecil dari arah depan ke belakang.
Tindakan tersebut bertujuan agar mikroorganisme berbahaya yang bersemayam di anus tidak berpindah ke vagina. Jangan lupa untuk mengeringkan vagina setelah dibasuh.
Artikel Lainnya: Jangan Remehkan Keputihan
-
Bersihkan dengan Benar Setelah BAB
Walaupun dirasa tidak berhubungan, membersihkan area anus dengan benar setelah si Kecil BAB dapat membantu mencegah keputihan. Sisa kotoran setelah BAB dapat menyebabkan iritasi sehingga menimbulkan keputihan.
Oleh karena itu, setelah anak BAB, bantu dirinya untuk cebok hingga bersih dan jangan lupa untuk langsung keringkan.
-
Ajari Anak Cuci Tangan
Tangan yang kotor dapat mengandung zat yang bersifat iritatif, bakteri, dan berbagai hal lain yang dapat menyebabkan keputihan. Karena itu, biasakan anak selalu mencuci tangannya hingga bersih sebelum menyentuh area kelamin.
-
Hindari Penggunaan Sabun
Walaupun mencuci tangan dan tubuh perlu menggunakan sabun agar bersih, area kelamin tidak memerlukannya. Membersihkan area kelamin cukup menggunakan air bersih.
Jika ingin menggunakan sabun, batasi hanya menyabuni area luar kelamin. Area dalam kelamin sebaiknya hanya dibasuh air.
Untuk mencegah keputihan pada anak, hindari mandi berendam dalam air sabun. Sabun yang bersifat iritatif dapat menimbulkan peradangan sehingga timbul keputihan.
Artikel Lainnya: Ini Penyebab Keputihan Setelah Olahraga
-
Perhatikan Saat si Kecil Bermain
Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga mereka sering “iseng” melakukan tindakan di luar dugaan orang tua.
Saking ingin tahunya, bukan tak mungkin si Kecil memasukkan benda-benda, seperti mainan atau sisa tisu, ke dalam vaginanya.
Jika Anda luput mengawasi dan hal tersebut sudah telanjur terjadi, keputihan tak bisa dihindari lagi.
-
Berikan Celana Dalam yang Sesuai
Pastikan Anda membelikan anak celana dalam yang terbuat dari bahan katun, agar dapat menyerap keringat dengan lebih baik. Hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat atau tidak bisa menyerap keringat.
Hal ini demi mencegah jamur penyebab keputihan tidak tumbuh dan berkembang di sekitar area kewanitaan.
-
Hindari Bawahan yang Ketat
Selain celana dalam, pilihan pakaian anak juga perlu diperhatikan. Sebaiknya hindari penggunaan bawahan yang ketat, seperti jeans dan legging.
-
Perhatikan Posisi BAK
Pada anak-anak, sebaiknya dibiasakan posisi berkemih dengan lutut terbuka lebar. Posisi ini akan membantu mereka mengeluarkan air seni sehingga tidak “terperangkap” di area kelamin.
Air seni yang bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peradangan, sehingga anak mengalami keputihan.
-
Cuci Pakaian Anak dengan Teliti
Cuci pakaian anak dengan detergen yang lembut. Setelah dicuci, pastikan Anda membilasnya hingga benar-benar bersih.
Jika tidak, senyawa kimia yang masih menempel di pakaian si Kecil bisa saja menyebabkan iritasi pada vagina dan mencetuskan terjadinya keputihan, sekalipun sudah disetrika.
-
Periksa Vagina si Kecil secara Berkala
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah adanya kemungkinan pelecehan seksual pada anak. Selain dapat menyebabkan beban mental pada si Kecil, tindakan tidak bermoral ini juga dapat mencetuskan terjadinya keputihan padanya.
Perhatikanlah reaksi dan kebiasaan anak; apakah ada perubahan pada sifat, kepribadian, tingkah laku, dan organ intim yang tidak sesuai dengan usianya.
Artikel Lainnya: Apa Penyebab Keputihan yang Berlebihan?
Kapan Harus ke Dokter?
Jika anak Anda mengalami keputihan, apalagi jika cairan keputihan yang keluar berwarna kuning atau hijau, berbau tidak sedap, dan menyebabkan timbulnya rasa nyeri, jangan ragu untuk segera membawa si Kecil ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan area kewanitaan, dengan tidak membuat anak trauma dan merasa kesakitan. Semakin dini dideteksi dan diobati, keputihan pada anak akan semakin cepat teratasi.
Menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat adalah kunci agar anak terhindar dari keputihan. Meski kebanyakan kasus tidak berbahaya, Anda harus memeriksakan ke dokter apabila si Kecil alami keputihan disertai gejala tak biasa seperti yang disebutkan di atas.
Apabila masih ada pertanyaan lainnya seputar topik ini, jangan ragu konsultasikan dengan dokter langsung lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
[HNS/AYU]