Mengorek hidung atau mengupil di muka umum telah lama dianggap sebagai suatu perilaku yang secara sosial tidak sopan. Namun, dari kacamata kesehatan, ngupil sebenarnya merupakan aktivitas untuk mengeluarkan mukus hidung dengan bantuan jari tangan.
Kebiasaan mengupil sebenarnya tidak berbahaya untuk kesehatan jika dilakukan sesekali saja. Ngupil juga tidak akan mengganggu kemampuan indra penghidu anak.
Karena, saraf olfaktori yang mempersarafi indra penghidu letaknya jauh di dalam rongga hidung. Lokasi ini tidak terjangkau jari anak saat mengupil.
Akan tetapi, bila anak sering ngupil, hal ini bisa berdampak buruk untuk kesehatannya. Mari ketahui lebih lanjut bahaya ngupil terlalu sering dan cara mengatasi kebiasaan anak yang suka ngupil.
Artikel lainnya: Penyebab Upil Menumpuk saat Bangun Tidur
Bahaya Anak Sering Ngupil
1. Meningkatkan Risiko Infeksi di Lubang Hidung
Mengupil dengan jari atau kuku yang kotor bisa memperkenalkan bakteri baru ke flora normal hidung. Hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi pada daerah sekitar lubang hidung.
Penyakit yang dapat terjadi antara lain impetigo (bisul) di dalam lubang hidung dan vestibulitis (peradangan pada bagian depan rongga hidung).
2. Menyebarkan Bakteri atau Sumber Penyakit
Mukus hidung yang kering atau upil berasal dari cairan hidung disertai berbagai macam kuman. Tangan yang digunakan anak untuk ngupil bisa menjadi media penyalur penyebaran kuman, terutama bila anak tidak mencuci tangan setelahnya.
3. Rusaknya Rongga Hidung
Kebiasaan anak ngupil terlalu sering dapat menyebabkan rongga hidung anak meradang dan membengkak. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan penyempitan pada rongga hidung, sehingga dapat mengganggu aliran udara yang masuk melalui hidung.
4. Mimisan
Pada anak yang sering ngupil, dampak buruk yang paling sering ditemukan adalah mimisan. Karena gesekan dari kuku atau ujung jari terus terjadi, mengupil bisa menyebabkan pembuluh darah yang rapuh pada hidung pecah.
Pecahnya pembuluh darah pada hidung inilah yang bermanifestasi sebagai mimisan.
5. Kerusakan Septum Hidung
Bahaya ngupil lainnya yang bisa terjadi pada anak adalah kerusakan septum hidung. Kondisi ini lebih jarang terjadi, tetapi dapat muncul karena kebiasaan ngupil terus-menerus.
Akibat gesekan dan dorongan dari ujung jari atau kuku saat mengupil, septum hidung dapat mengalami kerusakan hingga berlubang.
Artikel lainnya: Jangan Sepelekan Mimisan pada Anak, Waspadai Penyebabnya
Cara Mengatasi Anak yang Suka Ngupil
Apabila Mama dan Papa memiliki anak yang sering ngupil, terdapat beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan ini:
1. Ketahui dan Atasi Penyebab Hidung Anak Berlendir
Banyaknya sekret yang dihasilkan hidung bisa jadi merupakan pemicu utama anak sering ngupil. Apabila penyebabnya diketahui dan bisa diatasi, maka anak tidak akan memiliki keinginan untuk mengupil lagi.
2. Ajari Cara Mengeluarkan Sekret di Hidung
Biasanya anak suka ngupil karena risi dengan kotoran di hidungnya yang mengganggu.
Dengan mengajarkan cara mengeluarkan kotoran di hidung dengan benar, kemungkinan mengumpulnya kotoran di lubang hidung akan berkurang. Dengan demikian, anak tidak lagi perlu mengupil.
3. Jelaskan Bahaya Ngupil kepada Anak
Anak yang berusia lebih besar akan lebih mudah diajak bekerja sama bila ia mengetahui alasan diminta melakukan sesuatu. Maka itu, luangkanlah waktu untuk menjelaskan kepada anak tentang bahaya yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan mengupil.
4. Alihkan Perhatian Anak
Anak sering ngupil bisa disebabkan rasa bosan ketika tidak sedang melakukan aktivitas apapun. Coba ajak anak melakukan aktivitas menyenangkan untuk mengalihkan perhatiannya dari kebiasaan mengupil.
Artikel lainnya: Jangan Panik, Ini Penyebab Ingus Berdarah dan Cara Mengatasinya
Setelah menerapkan empat tips di atas tapi anak masih sering ngupil, orangtua boleh menegur anak terutama bila hal itu dilakukan di ruang publik ataupun terlalu sering.
Ajarkan gaya hidup bersih dan sehat kepada anak agar ia terhindar dari berbagai macam penyakit! Kalau ingin konsultasi ke dokter anak lebih lanjut, pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)