Kesehatan Anak

Dampak Psikis Menakuti Anak dengan Cerita Pit Hitam

Tamara Anastasia, 25 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sering menakuti anak di malam Natal dengan cerita pit hitam? Waspada, hal ini bisa berdampak pada psikisnya, lho!

Dampak Psikis Menakuti Anak dengan Cerita Pit Hitam

Hari Natal telah tiba! Akhirnya dekorasi rumah jadi lebih cantik dengan pohon Natal dan lampu kerlap kerlip. Untuk memeriahkan suasana, beragam dongeng tentang Santa Claus pun akan diceritakan kepada anak-anak. 

Nah, apa Anda suka menakuti anak dengan salah satu dongeng khas Natal yaitu cerita pit hitam? 

Bila terus dilakukan, bukan tidak mungkin bila anak akan mengalami dampak psikologisnya.

1 dari 2

Takuti Anak dengan Cerita Pit Hitam, Apa Efek Buruknya?

Anak mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok Santa Claus yang gemar memberikan hadiah di malam Natal. 

Selain tokoh yang menyenangkan dan baik hati itu, ada juga tokoh menyeramkan di balik hangatnya malam natal. Ya, sosok yang dimaksud adalah Zwarte Piet atau yang biasa disebut juga pit hitam. 

Dalam beberapa dongeng masa lalu, pit hitam digambarkan sebagai sosok makhluk yang gemar menjewer anak-anak nakal. Bahkan, pit hitam juga dipercaya akan menculik anak nakal di malam Natal. 

Meski semua cerita itu hanyalah dongeng, tapi tidak sedikit anak yang justru percaya dan jadi takut dengan sosok pit hitam. Lalu, apakah boleh menakuti anak dengan cerita pit hitam? Adakah dampaknya bagi psikis anak? 

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menakuti anak dengan bentuk apa pun sebenarnya tidak baik dan tidak dianjurkan. Cara ini bisa berdampak pada psikis dan kepribadian anak pada masa depan. 

Artikel Lainnya: Anak Percaya Sinterklas Saat Natal, Bikin Mental Sehat

Menurutnya, ada dua dampak yang bisa memengaruhi anak, yaitu: 

  • Anak Tidak Tahu Alasan Ia Dinasihati

“Cara orang tua menasihati anaknya dengan menakut-nakuti menggunakan cerita-cerita horor tidak boleh dilakukan. Dampaknya, anak jadi benar-benar tidak tahu alasan ia harus mengikuti peraturan yang diberikan,” ungkap Ikhsan.

“Sebagai contoh, anak lari-larian saat mau Natal. Orang tuanya malah menakuti anak dengan pit hitam agar tidak lari-larian, tapi alasan tidak boleh larinya sendiri nggak dikasih tahu. Ya, anak mungkin saja jadi nurut. Tapi, itu karena ia takut dengan sosok pit hitam, bukan dengan alasan tidak boleh lari-lari di dalam rumah yang sebenarnya.” 

  • Anak Jadi Sosok Penakut 

Karena sering mendengar cerita tentang sosok pit hitam yang suka menjewer dan menculik anak nakal, anak berubah jadi sosok yang penakut dan pendiam. Anak jadi tidak mau keluar rumah atau pergi tanpa dampingan orang tua. 

Jika kebiasaan ini terus dilakukan, maka bukan tidak mungkin anak mengalami gangguan kecemasan, mudah panik, takut, dan sebagainya.

Artikel Lainnya: Pilihan Buku Cerita untuk Menemani Anak Saat Liburan Akhir Tahun

2 dari 2

Cara Terbaik Menasihati Anak

Lantas, bagaimana menasihati anak dengan cara yang benar tanpa harus menakut-nakutinya? Dijelaskan oleh Psikolog Ikhsan, berikut cara-caranya:

  1. Buat Aturan yang Jelas 

Ketika orang tua sudah memiliki aturan yang jelas di dalam atau di luar rumah, aturan tersebut bisa dijadikan acuan untuk anak agar tetap berperilaku dengan benar. 

Jika anak melanggar aturan yang sudah dibuat, maka jangan ragu untuk menegur dan menasihatinya dengan mengingatkan kembali aturan yang sudah Anda buat. 

  1. Jelaskan Aturan yang Sudah Dibuat 

Anak kecil butuh penjelasan berkali-kali agar ia paham dengan aturan yang telah dibuat. Karenanya, orang tua jangan langsung memarahi anak ketika ia melakukan kesalahan. 

Selain itu, jelaskan lebih detail tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak. 

Katakan bahwa ada dampak buruk yang bisa merugikan dirinya bila aturan dilanggar. Misalnya, anak jadi mudah terjatuh dan terbentur kalau lari-larian di dalam rumah. 

Artikel Lainnya: Perhatikan Ini Sebelum Mendongeng untuk Anak

  1. Berikan Hukuman Tanpa Membuatnya Trauma dan Takut 

Jika anak terus melakukan kesalahan, maka jangan ragu untuk memberi hukuman. Namun ingat, hukuman harus disesuaikan dengan umur dan sifat anak. 

Jangan memberi hukuman yang bisa memberikan pengalaman traumatis, seperti mengunci anak di gudang atau kamar mandi, dan sebagainya. 

Selain itu, jangan memukul atau memaki anak karena ke depannya hal ini bisa ditiru oleh anak. 

Nah, itulah beberapa dampak buruk yang bisa terjadi bila Anda selalu menasihati anak dengan cara menakut-nakutinya. Ingat, malam Natal harusnya diisi dengan cerita bahagia, bukan cerita menyeramkan dari pit hitam, ya! 

Ingin tahu informasi lainnya seputar pola asuh anak? Download aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa konsultasi dengan psikolog lewat LiveChat.

(FR/AYU)

Natal
Hari Natal