Kesehatan Anak

Ibu Hamil Sakit Hepatitis B, Anak Perlu Diperiksa Ulang?

Krisna Octavianus Dwiputra, 19 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ibu hamil yang sakit hepatitis B perlu waspada penyakit tersebut akan menulari bayinya saat dilahirkan.

Ibu Hamil Sakit Hepatitis B, Anak Perlu Diperiksa Ulang?

Apakah Anda seorang ibu hamil yang mengidap hepatitis B? Ketakutan awal yang melanda biasanya apakah kelak ketika lahir anak akan tertular atau tidak. Lalu, perlukah anak diperiksa ulang untuk mengetahui ada atau tidaknya virus hepatitis bawaan dari ibunya?

Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, hepatitis adalah penyakit infeksi pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus hepatitis. Terdapat berbagai jenis virus hepatitis, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E. Akan tetapi, yang paling sering ditemukan di Indonesia adalah jenis hepatitis A, B, dan C.

Gejala hepatitis B yang umumnya muncul adalah nyeri perut, terutama di bagian kanan atas. Selain itu, penderita akan merasa mual, muntah, tidak nafsu makan, lemas dan mudah lelah, demam, nyeri sendi, kuning pada kulit dan sklera mata, serta air seni berwarna gelap. Virus ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, mani, cairan vagina, dan air liur.

Artikel lainnya: Manfaat Sehat dari Kehamilan bagi Tubuh Ibu

Untuk kasus hepatitis B yang kronis akan terus berlangsung hingga lebih dari enam bulan, bahkan seumur hidup. Penyakit hepatitis B yang kronis tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya pengerasan hati (sirosis), bahkan kanker hati.

Bagaimana Dengan Bayi Yang Baru Lahir?

Hepatitis B pada Ibu Hamil

Menurut beberapa sumber, ibu hamil dengan hepatitis B positif sangat berpeluang menularkan kepada bayinya sampai 90 persen. Penularan biasanya terjadi lewat darah hasil dari persalinan.

Oleh karena itu, tak heran kalau ini menjadi ketakutan besar bagi ibu hamil dengan hepatitis B. Namun Anda tidak perlu terlalu cemas, hal itu bisa dicegah sesaat setelah bayi lahir.

Dokter atau petugas kesehatan yang menangani kelahiran bayi Anda akan segera memberikan vaksin immunoglobulin kepada bayi Anda sesaat setelah lahir. Biasanya, vaksin ini diberikan tidak lebih dari 12 jam setelah kelahiran.

"Bayi dari ibu yang positif hepatitis B, akan diberikan imunoglobulin. Kalau sudah dapat itu, dokter akan melakukan assessment lagi pada saat bayi mendapat vaksin hepatitis B. Ini dilakukan pada bulan ke-2, ke-3, dan ke-4 setelah lahir," ujar dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter.

Artikel lainnya: Ini Dia Pantangan untuk Ibu Hamil

Perlu Pemeriksaan Ulang

Kondisi Kulit Bayi Baru Lahir dan Artinya bagi Kesehatan (KieferPix/Shutterstock)

Peninjauan ulang akan dilakukan dokter terkait hal ini. Biasanya akan dicek pada saat pemberian vaksin hepatitis B di bulan-bulan awal setelah kelahiran.

"Jadi, pada bulan kedua (setelah lahir), biasanya sebelum dokternya memberikan vaksin hepatitis yang pertama, itu akan dicek dulu, apakah sudah terbentuk anti-Hbs-nya atau belum. Jika sudah, tidak akan dikasih lagi vaksin hepatitis B itu. Ini karena di tubuh anaknya sudah ada ketahanan,” dr.Sepri menjelaskan.

Hanya saja, dr. Sepri menambahkan, itu akan dilihat assessment-nya sama dokter. “Lalu, kalau sudah terbentuk (anti-Hbs), akan dinilai lagi ketahanannya sudah cukup atau belum, ataukah butuh di-boost lagi dengan vaksin," ucap dr. Sepri.

"Kalau untuk mendapatkan assessment klinis, pasti pada setiap pertemuan. Maksudnya apakah ada gejala-gejala hepatitisnya atau tidak, misalnya tubuh bayi menjadi kuning atau tidak. Tapi kalau untuk cek laboratorium tidak akan terlalu sering. Yang jelas, bayi itu hari pertama, hari ketiga, seminggu, dan waktu vaksin pada bulan kedua, di situ ambil darahnya," ungkap dr. Sepri.

Artikel lainnya: Apa yang Terjadi Bila Ibu Hamil Tak Minum Susu?

Sementara itu, dr. Sepri menyarankan agar ibu hamil yang menderita hepatitis B agar tidak melahirkan secara normal. “Transfer awal virus hepatitis kan terjadi saat persalinan, karena itu biasanya ibu yang mengidap hepatitis B itu sebisa mungkin tidak melahirkan lewat cara normal, melainkan sectio caesario (SC). Melalui persalinan SC, paparan darah ibu ke anak berkurang," kata dia.

Ibu hamil yang mengidap hepatitis B harus tetap tenang karena dokter akan melakukan pemeriksaan ulang terkait ini. Yang terpenting adalah pemberian vaksin immunoglobulin sesaat setelah lahir. Periksakan juga bayi Anda kepada dokter secara berkala agar dapat terus dipantau kesehatannya.

[HNS/ RVS]

Bayi
vaksin hepatitis B
Ibu Hamil Sakit Hepatitis B
Hepatitis B
Pekan Peduli Hepatitis B
Ibu Hamil