Diare adalah salah satu penyakit yang sering dialami anak-anak. Diare didefinisikan sebagai buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering maupun konsistensi yang lebih encer dari biasanya.
Pada bayi yang masih menerima ASI eksklusif, diare terjadi bila frekuensi BAB dua kali lebih sering dari normal, yaitu 3–10 kali per hari. Sementara itu, bayi yang sudah mulai MPASI maupun anak yang lebih besar dikatakan diare jika BAB cair terjadi 3 kali atau lebih dalam sehari.
Diare pada anak umumnya disebabkan oleh rotavirus, yang tidak berbahaya. Namun Anda tetap perlu waspada agar diare tidak membuat anak dehidrasi, akibat kehilangan cairan yang berlangsung cepat. Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda lakukan:
-
Waspada tanda-tanda dehidrasi
Anak dengan tanda-tanda berikut berarti mengalami dehidrasi ringan-sedang: frekuensi buang air kecil (BAK) menurun, tidak ada air mata saat menangis, mulut kering, berat badan turun, terlihat sangat kehausan, mata atau ubun-ubun besar cekung, serta tampak lesu. Anda perlu memantau asupan cairan, diet, dan pengeluaran urine bila anak mengalami dehidrasi.
-
Lanjutkan pemberian makanan pada anak yang tidak muntah
Meminta anak yang menderita diare untuk puasa, akan memperpanjang waktu sakitnya. Karena itu, makanan tidak perlu dibatasi dan tetap diberikan seperti biasanya. Anda bisa memberikannya dalam porsi kecil tetapi sering, agar anak lebih nyaman.
Makanan yang dianjurkan adalah kombinasi karbohidrat kompleks (nasi, gandum, kentang, roti), daging tanpa lemak, yoghurt, buah-buahan, dan sayuran. Makanan berlemak tinggi lebih sulit diserap dan perlu dihindari selama masa pemulihan.
Pada bayi, lanjutkan pemberian ASI kecuali dokter anak menganjurkan yang sebaliknya.
Selanjutnya
-
Tak perlu menghentikan pemberian susu sapi
Sebagian besar anak dengan diare tetap bisa mengonsumsi susu sapi. Susu sapi tidak perlu diencerkan atau dihindari, kecuali bila anak alergi terhadap susu sapi.
-
Hindari memberikan minuman bersoda, sports drink, dan teh
Minuman bersoda dan sports drink memiliki kadar gula yang tinggi sehingga bisa memperparah diare. Kadar mineralnya pun tidak cocok untuk kondisi diare. Hindari pula teh karena memicu anak sering BAK sehingga memperparah dehidrasi.
-
Berikan cairan rehidrasi oral (CRO)
Anak yang mengalami dehidrasi membutuhkan CRO atau yang sering disebut oralit. CRO dapat diberikan di rumah pada anak yang dehidrasi ringan, menolak makanan biasa, atau muntah dan/atau diare.
CRO diberikan sedikit-sedikit tapi sering menggunakan spuit oral, sendok/cawan takar atau gelas. Berikan sejumlah 50 mL/kg selama 3–4 jam atau kurang lebih 5 mL setiap 1–2 menit. Untuk anak dengan berat badan 10 kg, ini setara dengan 500 mL. Jika jumlah total CRO sudah diberikan, Anda bisa melanjutkan pemberian makanan pada anak seperti biasanya.
Untuk mencegah dehidrasi, CRO dapat diberikan pula setiap kali muntah atau diare, pada anak yang tidak mengalaminya.
-
Berikan sirop atau tablet zink selama 10 hari berturut-turut
Zink merupakan salah satu elemen penting dalam penyembuhan diare. Pemberian sirop atau tablet zink selama 10 hari berturut-turut terbukti memperpendek durasi diare dan mencegah kekambuhanya. Zink diberikan satu kali sehari dengan dosis 10 mg pada bayi di bawah 6 bulan dan 20 mg mulai usia 6 bulan ke atas.
Selanjutnya
-
Hindari pemberian obat-obatan tanpa anjuran dokter
Hindari memberikan antibiotik atau menggunakan obat antidiare, kecuali atas anjuran dokter anak.
-
Hindari kolam renang sementara
Anak yang sedang diare tidak boleh berenang hingga benar-benar sembuh. Untuk anak yang belum menjalani toilet training, tidak boleh berenang hingga 1 minggu setelah diare sembuh.
-
Cegah penyebaran diare
Sebagai orang tua, Anda pun perlu berhati-hati agar tidak menyebarkan infeksi baik kepada diri sendiri maupun anggota keluarga lain yang serumah. Ingat selalu untuk cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun, terutama saat:
- Sebelum dan sesudah mengganti popok, atau membersihkan anak yang BAB
- Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan atau makan
- Setelah BAK maupun BAB
- Setelah mengelola sampah atau baju kotor
- Setelah menyentuh binatang peliharaan
- Setelah bersin atau mengeluarkan ingus
-
Ketahui kapan anak perlu berobat
Anak perlu dibawa ke dokter atau rumah sakit bila menolak makan atau minum apa pun, selama lebih dari beberapa jam pada bayi, dan lebih dari 8 jam pada anak yang lebih besar. Kondisi ini membuat anak berisiko mengalami dehidrasi.
Perhatikan juga apakah anak mengalami perubahan perilaku, menjadi kurang responsif, dan terlihat mengantuk. Ini menandakan anak mengalami dehidrasi berat yang dapat mengancam nyawa. Karena itu, perlu segera ditangani.
Jangan tunda pula untuk mencari pengobatan bila anak mengalami diare yang berdarah, nyeri perut yang hilang timbul/memberat, atau demam tinggi di atas 39o C. Ini menandakan bahwa diare disebabkan oleh sesuatu yang lebih serius.
Bila anak Anda diare, tak perlu panik. Sebagian besar kasus diare pada anak dapat sembuh dengan sendirinya. Yang paling penting, jaga asupan cairan anak dan waspadalah akan tanda-tanda dehidrasi.
[RS/ RVS]