Dalam beberapa dekade terakhir, pemahaman tentang autisme telah mengalami perkembangan yang signifikan, memunculkan berbagai pendekatan terapeutik yang bertujuan mendukung individu dalam spektrum autisme.
Terutama pada anak-anak, terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, interaksi sosial, dan keterampilan adaptif, sambil mengurangi perilaku yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari.
Sebagai individu yang memiliki anggota keluarga dengan autisme, saya sempat berbincang dengan dr. Gia Pratama untuk membahas beberapa terapi yang kerap digunakan untuk merawat anak dengan autisme, memberikan pandangan menyeluruh tentang manfaat dan pengaplikasian dari masing-masing terapi.
Artikel lainnya: 10 Jenis Terapi untuk Anak dengan Autisme
1. Terapi Perilaku Terapan (Applied Behavior Analysis - ABA)
Terapi Perilaku Terapan (ABA) merupakan pendekatan berbasis bukti yang sangat diakui dalam perawatan autisme. ABA bertujuan untuk menambah perilaku positif dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar dan motivasi.
Kemudian, Pelatihan Keterampilan Diskrit dalam mengajarkan keterampilan baru melalui latihan dan penguatan positif dalam sesi yang terstruktur.
2. Terapi Wicara dan Bahasa
Banyak anak dengan autisme mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan menggunakan bahasa secara efektif.
Terapi wicara dan bahasa dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal anak, melalui Peningkatan Kemampuan Komunikasi Verbal untuk membantu anak-anak mengembangkan kosa kata dan kemampuan dalam membentuk kalimat.
Selain itu, Komunikasi Alternatif menggunakan alat bantu seperti gambar atau perangkat komunikasi berbasis teknologi untuk mendukung anak-anak yang non-verbal dalam berkomunikasi.
Artikel lainnya: Anak Autisme Tidak Boleh Minum Susu Sapi, Mitos atau Fakta?
3. Terapi Okupasi
Terapi okupasi berfokus pada pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berpakaian, makan, dan bermain.
Terapis menggunakan aktivitas dan latihan khusus untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar dan Halus dengan melatih koordinasi tangan dan mata serta keseimbangan.
Selain itu, terapi ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kemandirian agar anak dapat belajar melakukan tugas sehari-hari secara lebih mandiri.
4. Terapi Sensori-Integratif
Anak-anak dengan autisme seringkali mengalami sensitivitas atau kurangnya respons terhadap stimulus sensori.
Terapi sensori-integratif dirancang untuk membantu anak-anak mengelola persepsi sensori mereka melalui aktivitas yang merangsang berbagai indra, termasuk melakukan Aktivitas Taktis.
Dengan Menggunakan tekstur atau bahan untuk meningkatkan toleransi terhadap sentuhan. Dan Terapi Vestibular dengan Aktivitas yang melibatkan gerakan untuk meningkatkan kesadaran tubuh.
5. Terapi Bermain
Terapi bermain memanfaatkan kekuatan bermain untuk membantu anak-anak belajar keterampilan sosial, emosional, dan komunikasi. Dalam bermain, anak-anak dapat mengeksplorasi dan mengungkapkan emosi mereka, menciptakan ruang yang aman untuk ekspresi diri.
Selain itu, mereka juga belajar berinteraksi dengan orang lain melalui bermain bersama, yang membantu mereka memahami isyarat sosial dan berlatih interaksi sosial.
6. Terapi Musik
Terapi musik menggunakan musik sebagai alat untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri, mendukung perkembangan emosional, sosial, dan kognitif.
Dalam konteks terapi musik, aktivitas mencakup bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan bermain alat musik untuk memperbaiki koordinasi dan keterampilan motorik.
Pendekatan ini membuka peluang bagi anak-anak untuk mengembangkan berbagai aspek diri mereka melalui pengalaman musikal yang positif.
7. Pendekatan Diet dan Nutrisi
Meskipun bukan terapi utama, perubahan diet dan manajemen nutrisi kadang-kadang digunakan bersamaan dengan terapi lain.
Pendekatan ini melibatkan Diet Bebas Gluten dan Kasein karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa menghindari gluten (gandum) dan kasein (susu) dapat mengurangi gejala autisme pada sebagian anak.
8. Pelatihan Sosial
Pelatihan keterampilan sosial membantu anak-anak belajar cara berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Ini termasuk kemampuan mengenali dan menginterpretasikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh, serta berbagi dan bergiliran.
Membantu anak-anak belajar cara berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Ini termasuk kemampuan mengenali dan menginterpretasikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh, serta berbagi dan bergiliran.
Tidak ada pendekatan tunggal yang berlaku untuk semua anak dengan autisme, dan seringkali kombinasi beberapa terapi memberikan hasil terbaik.
Artikel lainnya: Benarkah Anak Makan Berlebihan Tanda Autisme?
Sungguh bijaksana bagi orang tua dan pengasuh untuk berkolaborasi dengan tim profesional yang melibatkan terapis, guru, dan dokter guna merancang rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap anak.
Dengan dukungan yang kuat, anak-anak dengan autisme dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mandiri dan mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Bila ingin tanya lebih lanjut seputar terapi untuk anak autis, Kamu bisa konsultasi kepada dokter anak secara online via Tanya Dokter. Dapatkan info lengkap seputar penanganan anak autis di aplikasi KlikDokter.