Kesehatan Anak

Tips Mengontrol Tontonan Anak agar Sesuai Usia

Tri Yuniwati Lestari, 16 Okt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menonton tayangan yang tidak sesuai usia anak dapat menyebabkan dampak buruk pada mentalnya. Ketahui cara mengatur tontonan anak menurut psikolog.

Tips Mengontrol Tontonan Anak agar Sesuai Usia

Ketika anak tumbuh dan berkembang, ia dapat dengan mudah dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan didengar, terutama dari media digital. Media digital dapat mencakup TV, internet, dan perangkat pintar lainnya.

Beberapa program di media digital memang bersifat mendidik. Namun, banyak juga tayangan yang menunjukkan perilaku kekerasan atau tidak pantas sehingga tidak layak ditonton anak-anak.

Hal tersebut perlu diwaspadai. Pasalnya, menonton tayangan yang tidak sesuai usia anak, terlebih bila mengandung hal-hal negatif, dapat membuatnya meniru apa yang ia saksikan.

Sebagai orangtua, Anda perlu membantu mengurangi efek berbahaya dari media digital pada anak. Ketahui cara mengatur tontonan anak menurut psikolog berikut ini.

Artikel Lainnya: Anak Nonton TV dari Jarak Dekat, Apa Ada Masalah Penglihatan?

1 dari 2

Tips Mengatur Tontonan Anak agar Sesuai Usianya

Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, orangtua dapat memantau jenis program dan membatasi waktu layar untuk menghindari tontonan yang tidak sesuai usia anak.

Selain itu, berikut ini beberapa cara mengatur kebiasaan menonton anak:

1. Selalu Dampingi Anak atau Menonton Bersama

Tonton program bersama anak dan diskusi tentang apa yang terjadi di acara itu. Jelaskan apa yang baik atau buruk dalam program tersebut, serta perbedaan antara kenyataan dengan khayalan.

“Paling penting adalah pengawasan, anak perlu didampingi saat menonton. Selain untuk mengawasi, sekaligus untuk memberikan pemahaman yang tepat akan apa yang ditonton oleh anak,” ucap Gracia.

Untuk anak-anak yang sudah mengerti saat diberi penjelasan, jelaskan dengan contoh konkret mengapa tayangan tersebut tidak boleh ditonton atau tidak sesuai usia mereka. Jelaskan dengan alasan yang logis dan bisa dipahami anak.

2. Buat Pengaturan (Setting) di Media Digital untuk Anak

Pilihkan program yang boleh ditonton anak. “Atur setting untuk filter khusus kids pada gadget yang biasa digunakan anak. Ini membantu pada saat orangtua atau pengasuh sedang urgent tidak bisa mendampingi,” papar Gracia.

3. Batasi Screen Time

Batasi waktu menonton hanya 1 atau 2 jam sehari untuk anak 2 tahun ke atas. American Academy of Pediatrics menyarankan anak-anak di bawah 2 tahun untuk tidak menonton di media digital.

Selain itu, sebaiknya tidak membiarkan anak menonton selama waktu makan.

Artikel Lainnya: Tips Sehat Membatasi Anak Pakai Gawai dan Nonton TV

4. Ajarkan Anak Meminta Izin Sebelum Menonton

Psikolog Gracia menyarankan, ajarkan atau biasakan anak untuk selalu meminta izin sebelum menonton atau menggunakan alat elektronik.

Hal ini dapat memberikan pengertian bahwa ia harus selalu didampingi jika ingin menonton di media digital.

5. Jadilah Contoh yang Baik untuk Anak

Jadilah contoh yang baik dengan tidak terlalu banyak menonton TV atau media digital lainnya. Batasi screen time Anda sendiri dan libatkan diri dalam kegiatan lain, terutama membaca.

Dorong anak untuk membaca, bermain, dan berolahraga. Rencanakan kegiatan menyenangkan untuknya, sehingga ia memiliki pilihan lain selain menonton.

6. Pahami Tayangan yang Ditonton

Sebelum menentukan acara yang bisa ditonton anak, sebaiknya ketahui terlebih dahulu mengenai tayangan tersebut. Jangan berasumsi bahwa semua kartun dapat ditonton anak-anak.

Pasalnya, banyak pula kartun yang mengandung kekerasan dan diperuntukkan untuk dewasa.

Selain itu, matikan TV atau perangkat lain jika acara yang berlangsung tidak baik dilihat anak. Banyak acara siang hari seperti sinetron dan talk show yang tidak sesuai untuk anak-anak.

Artikel Lainnya: Cara agar Anak Tidak Tiru Adegan Kekerasan dari Kartun

2 dari 2

Bagaimana Jika Anak Tidak Sengaja Menonton yang Bukan untuk Usianya?

Menurut Gracia, jika anak tidak sengaja menonton hal-hal yang seharusnya tidak ditonton, sebaiknya orangtua jangan langsung panik atau marah-marah.

Jelaskan dengan tegas dan tenang bahwa tontonan tersebut untuk orang dewasa, bukan anak-anak.

“Untuk anak yang sudah lebih besar, bisa ditanya alasannya tertarik menonton itu. Apa yang ia pahami? Apa yang ia bingung? Jadi, memastikan pengarahan dari orangtua sesuai dengan kebutuhan anak,” ucap Gracia.

Kalau misalnya anak penasaran dengan konten dewasa seperti seks, orangtua bisa fokus mengarahkan kepada sex education agar menjadi pembelajaran yang tepat.

Selain itu, orangtua juga perlu mengevaluasi apakah perlu mengatur ulang jadwal dan aturan penggunaan gadget untuk anak.

Jika Anda khawatir dengan efek yang terjadi pada anak setelah menonton tayangan yang tidak sesuai usianya, jangan ragu cari bantuan profesional seperti psikolog. Gunakan LiveChat psikolog untuk konsultasi lebih mudah.

(FR/AYU)

Mendidik Anak
pola asuh
Anak Suka Nonton
kesehatan mental