Secara umum terdapat beberapa cara untuk mengetahui normal/tidaknya feses anak, yakni dengan melihat warna feses, konsistensi feses, dan waktu buang air besar.
Agar lebih jelas, berikut pembahasannya:
Warna Feses
Warna feses terbentuk oleh metabolisme sisa makanan, bakteri, dan empedu. Empedu merupakan produk yang dihasilkan oleh hati, yang berguna untuk mencerna lemak. Empedu inilah yang akan memberikan warna kuning kecokelatan pada feses.
Bayi baru lahir yang mengonsumsi ASI akan menghasilkan warna feses yang berbeda setiap saat, tergantung jenis protein yang dikonsumsi oleh ibunya. Sedangkan bayi yang mengonsumsi susu formula akan memiliki warna feses yang cenderung sama setiap harinya.
Nah, apabila feses anak berwarna putih atau dempul maka hal ini merupakan tanda feses yang tidak normal. Warna feses putih artinya feses tersebut tidak diwarnai oleh empedu. Dengan kata lain, kemungkinan ada masalah yang menyebabkan empedu – yang dihasilkan oleh hati dan disimpan di dalam kandung empedu – dikirim ke saluran cerna untuk membantu pencernaan lemak.
Feses berwarna merah, atau feses yang disertai dengan warna merah juga bukan merupakan suatu hal yang normal. Warna feses merah artinya ada campuran darah di dalam feses tersebut. Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan hal ini, misalnya infeksi – seperti pada disentri amuba dan disentri basiler, alergi bahan makanan tertentu, dan sumbatan pada usus.
Konsistensi Feses
Pada keadaan normal, feses anak yang berusia di atas 1 tahun berbentuk seperti selai kacang, krim kental, atau yoghurt kental. Seiring bertambahnya usia, apabila makanan yang dikonsumsi semakin bervariasi, maka fesesnya pun akan berubah menyerupai bentuk feses dewasa, yaitu panjang seperti pisang.
Anak juga bisa mengalami sembelit, atau dalam dunia medis disebut dengan konstipasi. Anak yang mengalami konstipasi atau sembelit akan memiliki feses keras, berbentuk bulat-bulat kecil seperti kotoran kambing dan kelinci. Anak biasanya akan mengeluh sakit atau nyeri di lubang dubur setelah ia buang air besar.
Waktu Buang Air Besar
Seberapa sering anak buang air besar merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Apabila anak Anda buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari atau justru sebaliknya – setelah lebih dari 3 hari baru buang air besar – maka ini merupakan suatu hal yang tidak normal. Anak yang buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair merupakan ciri-ciri anak yang mengalami diare. Sebaliknya, apabila setelah 3 hari atau lebih anak baru buang air besar sebanyak sekali, maka hal ini dapat dikatakan anak mengalami sembelit.