Cegukan merupakan gangguan dari sistem pencernaan yang dapat terjadi pada usia berapa pun, bahkan janin yang masih berada di dalam kandungan. Bagi bayi yang belum bisa berbicara, cegukan tentu saja akan membuat tidak nyaman.
Bayi dapat mengalami cegukan ketika diafragma bayi berkontraksi. Otot area dada bergerak naik dan turun saat menarik napas, sehingga mendorong ludah keluar melalui pita suara yang tertutup dan menimbulkan suara cegukan.
Selain itu, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Bioessay pada tahun 2012, refleks cegukan terjadi secara alami ketika tubuh perlu untuk mengeluarkan udara berlebih dari lambung. Dengan demikian, kondisi ini dianggap normal dan tidak berbahaya. Umumnya, cegukan pun hanya berlangsung selama beberapa menit saja.
Pada bayi, cegukan sering kali terjadi tanpa penyebab yang jelas. Namun pada umumnya, cegukan sering terjadi karena makan terlalu banyak, makan terlalu cepat, atau menelan udara terlalu banyak.
Meski dianggap normal, jika frekuensi cegukan terjadi terlalu sering, bisa jadi ada penyakit lain yang mendasari cegukan, seperti penyakit GERD atau gastroesophageal reflux disease yang merupakan penyakit saluran cerna bagian atas akibat naiknya asam lambung dengan derajat keasaman ke kerongkongan.
Lakukan ini saat bayi cegukan
Saat bayi Anda mengalami cegukan, jangan keburu panik. Cobalah lakukan hal-hal berikut ini untuk meredakannya:
-
Berikan makan 2 kali lebih sering, namun dalam porsi kecil
Makan terlalu banyak merupakan salah satu penyebab tersering cegukan. Jika lambung meregang terlalu cepat atau si Kecil makan terlalu kenyang, otot diafragma dapat mengalami spasme atau kekakuan. Hal ini sering terjadi saat proses menyusui.
Jadi, ketika sedang menyusui bayi Anda, cobalah untuk menyusui secara perlahan, sedikit demi sedikit. Atau jika bayi Anda minum dengan botol, sendawakan bayi Anda ketika ia sudah minum setengahnya, baru lanjutkan minumnya beberapa menit kemudian.
-
Sendawakan bayi
Tepuk-tepuk punggung bayi secara lembut untuk membantunya bersendawa. Dengan begitu, udara yang berlebihan pun akan keluar.
-
Jika bayi cegukan saat sedang makan, berhenti menyuapinya sejenak dan biarkan bayi sendawa
Sendawa dapat membantu menghilangkan kelebihan gas yang mungkin menjadi penyebab cegukan. Untuk membantu bayi bersendawa, tempatkan ia pada posisi tegak. Jika bayi minum dari botol, luangkan waktu sejenak untuk sendawa setiap 2-3 menit selama makan. Jika bayi menerima ASI langsung dari payudara, sendawakan terlebih dahulu setiap kali akan berganti posisi payudara.
-
Kurangi udara yang tertelan
Selain makan atau minum terlalu cepat dapat membuat bayi cegukan, menelan terlalu banyak udara juga akan meregangkan perut bayi. Jadi, saat menyusui, pastikan bibir si Kecil terbuka lebar dan “mengunci” keseluruhan puting Anda.
Sedangkan jika bayi menyusu dengan botol, angkat botol hingga 450, sehingga udara akan naik ke bagian bawah botol. Selain itu posisikan si Kecil duduk di pangkuan Anda (sekitar 300 - 450) ketika diberi makan, sehingga dapat mencegah udara berada di dalam lambung.
Setelah selesai makan atau minum, biarkan si Kecil dalam posisi duduk setidaknya 20 menit supaya udara dapat naik ke bagian atas lambung untuk melepaskan tekanan di diafragma.
Cegukan pada bayi nyatanya merupakan hal yang normal dan tidak berbahaya. Terutama pada bulan pertama kehidupan, bayi Anda akan mengalami cegukan dengan interval rutin, terutama setelah diberikan ASI. Jadi, Anda tak perlu khawatir lagi jika si Kecil mengalaminya. Namun jika cara-cara di atas telah dilakukan dan cegukan bayi tak kunjung reda, berkonsultasilah lebih lanjut dengan dokter spesialis anak.
[NP/ RVS]