Melakukan kontak mata dengan sesama orang dewasa mungkin bikin kikuk. Beda halnya saat Anda melakukan kontak mata dengan bayi. Rasanya justru gemas dan ingin memeluk.
Tapi, saat bayi menatap Anda terlalu lama, rasa heran bisa aja muncul. Kenapa makhluk mungil ini tidak berhenti menatap sekalipun Anda sudah berusaha mengalihkannya?
Bayi secara Alami Memang Suka Menatap
Sebenarnya bukan hal aneh ketika bayi menatap wajah seseorang. Sebab, ekspresi wajah mengandung banyak informasi yang penting untuk tumbuh kembang si kecil.
Hal itu pun dikonfirmasi oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog. Menurutnya, bayi tengah berada di tahap perkembangan kognitif sensorimotor hingga berusia 2 tahun.
“Pada masa ini, bayi akan belajar tentang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya melalui indra mereka. Di masa ini juga, indra si kecil sedang berkembang dengan pesat. Salah satunya penglihatan,” kata Gracia.
“Ketika bayi menatap seseorang dengan sangat intens, biasanya karena mereka sedang menerima informasi yang asing. Contohnya, bertemu orang baru,” sambungnya.
Gracia juga mengatakan, bayi menatap juga bisa disebabkan oleh hal-hal menarik pada objek pandangannya.
“Dia juga sedang berusaha memahami emosi Anda. Dengan mengenali emosi, bayi pun bisa memberikan respons yang sesuai,” jelas Gracia.
Hal senada juga dilontarkan oleh dr. Reza Fahlevi, Sp.A. Pada bayi usia 1-3 bulan, ia sudah mengenali wajah orang tuanya dan bisa merespons dengan cara tersenyum. Pandangannya memang belum jelas betul, tetapi seiring dengan bertambahnya usia, si kecil sudah bisa mengenali dan menghafal siapa saja yang sering ada di sekitarnya.
Artikel Lainnya: Tahapan Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak
Nah, apabila bayi menatap Anda tanpa henti, dr. Reza mengatakan bahwa hal tersebut bisa disebabkan oleh kebingungan yang sedang ia alami.
“Anda memang dianggap orang asing, tapi bayi bisa saja melihat ada kemiripan antara wajah Anda dengan orang lain yang dikenalnya, seperti anggota keluarganya,” tutur dr. Reza.
“Selain itu, mungkin ada pula benda yang menarik perhatiannya. Misalnya, perhiasan atau baju warna-warni yang Anda kenakan,” sambungnya.
Dilansir dari Women Working, dr. Alan Slater dari School of Psychology di University of Exeter, Inggris, juga menjelaskan soal kebiasaan bayi suka menatap wajah ibunya atau orang lain di sekitarnya.
Menurut dr. Alan Slater, bayi menghabiskan sekitar 80 persen dari waktunya untuk menatap wajah yang dinilai menarik.
Bayi memiliki mekanisme bawaan untuk melihat apa yang ada di sekitar mereka dan memahami perbedaan wajah sampai batas tertentu.
Artikel Lainnya: Catat, 5 Makanan Ini Penting untuk Tumbuh Kembang Anak
Bayi yang Tidak Suka Menatap Justru Berbahaya
Bayi yang suka menatap orang-orang di sekitarnya merupakan pertanda baik. Apalagi, jika si kecil melakukan eye contact saat diajak berinteraksi.
“Bayi menatap itu justru pertanda bagus. Kalau bayi menghindari kontak mata atau tidak menatap orang yang ada di dekatnya, ada gejala-gejala autisme di sana,” ucap dr. Reza.
“Namun, bukan berarti bayi yang tidak suka menatap itu langsung bisa dikatakan autis, ya. Masih banyak hal-hal lain terkait autisme yang mesti diperiksa lebih lanjut,” tegasnya.
Coba perhatikan tanda-tanda lain. Apakah si kecil sering tidak merespons saat diajak interaksi? Apakah ia juga jarang mengoceh?
Apakah anak Anda punya bahasa tubuh yang cenderung kaku dan melakukan gerakan berulang? Apakah anak lebih suka main sendiri dan tidak suka diberi sentuhan, seperti dicium atau dipeluk?
Jika buah hati Anda mengalaminya, skrining di usia 18 bulan atau 2 tahun harus dilakukan oleh dokter. Setelah ditentukan diagnosis dan terbukti autis, dokter juga akan menjelaskan soal perawatan yang bisa dilakukan orang tua.
Kini Anda sudah tahu alasan di balik kebiasaan bayi menatap wajah seseorang secara intens, bukan? Jika Anda berkontak mata dengannya, jangan lupa ajak berkomunikasi juga agar tumbuh kembangnya lebih terstimulasi.
Untuk pertanyaan lain seputar kebiasaan dan tumbuh kembang anak, langsung saja konsultasikan hal tersebut pada dokter lewat fitur Live Chat 24 jam. Temukan juga fakta kesehatan menarik lainnya di aplikasi KlikDokter!
(NB/JKT)