Atresia esofagus adalah kelainan pada bayi baru lahir. Kondisi ini ditandai dengan kerongkongan bayi yang tidak berkembang sempurna. Kerongkongan merupakan tabung yang membawa makanan dari mulut ke pencernaan.
Dilansir dari U.S National Library of Medicine, kelainan atau cacat bawaan pada bayi ini cukup langka.
Kondisi ini dapat dialami oleh 1 dari 5.000 bayi yang baru lahir. Kenali penyebab dan gejala atresia esofagus melalui penjelasan berikut ini.
Penyebab dan Gejala Atresia Esofagus pada Bayi
Dijelaskan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, atresia esofagus adalah kelainan bawaan yang belum diketahui pasti penyebabnya.
“Penyebab pasti belum diketahui, namun ini adalah cacat lahir yang terjadi akibat genetik atau faktor lingkungan yang menyebabkan tidak terjadi pembelahan antara saluran kerongkongan dan esofagus,” ucap dr. Dyah Novita.
Artikel Lainnya: Kenali Anensefali, Saat Bayi Lahir Tanpa Otak yang Lengkap
Melansir Healthline, ada beberapa jenis atresia esofagus. Salah satu kondisi yang sering terjadi adalah ketika tabung kerongkongan tidak mencapai perut.
Atresia esofagus juga dapat ditandai ketika kerongkongan terbagi menjadi dua tabung dan tidak saling terhubung.
Karena kerongkongannya tidak berkembang sempurna, bayi dengan atresia esofagus tidak dapat menelan atau mencerna cairan. Kelainan ini juga dapat dibarengi dengan fistula tracheoesophageal.
Tracheoesophageal Fistula (TEF) terjadi ketika hubungan antara kerongkongan dan tenggorokan (trakea) tidak normal.
Kondisi ini menyebabkan cairan dari kerongkongan mengalir ke saluran udara sehingga memicu masalah pernapasan.
Diagnosis dan Penanganan Atresia Esofagus
Melansir dari Medlineplus, atresia esofagus dapat dideteksi sebelum bayi lahir. Saat melakukan pemeriksaan USG, kandungan ibu mungkin menunjukkan terlalu banyak cairan ketuban.
Hal itu bisa menjadi tanda atresia esofagus atau penyumbatan di saluran pencernaan bayi.
Atresia esofagus juga dapat diketahui setelah bayi lahir, tepatnya ketika si kecil mencoba menyusu, kemudian batuk, tersedak, dan tubuhnya membiru.
Jika dicurigai mengalami atresia esofagus, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter dapat mencoba memasukkan selang makanan kecil melalui mulut atau hidung bayi.
Apabila selang makanan tidak bisa masuk maksimal ke dalam perut, bayi dapat didiagnosis mengalami atresia esofagus.
Artikel Lainnya: Mengenal Kelainan Langka Fraser Syndrome pada Bayi
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan X-ray untuk mencari beberapa tanda kelainan di bawah ini:
- Kantong berisi udara di kerongkongan.
- Udara di perut dan usus.
- Selang makanan tampak melingkar di kerongkongan bagian atas sebelum tindakan rontgen.
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan melakukan pembedahan atau operasi. Sebelum operasi, bayi akan diberikan asupan cairan dan nutrisi melalui intravena (IV).
Kemungkinan Komplikasi Atresia Esofagus
Karena kerongkongan tidak berkembang atau menyatu sempurna, bayi dengan atresia esofagus dapat menghirup air liur atau cairan lain ke dalam paru-paru.
Hal itu dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, tersedak, dan risiko kematian. Atresia esofagus juga dapat menyebabkan komplikasi lain berupa:
- Kesulitan makan.
- Refluks setelah operasi.
- Penyempitan kerongkongan karena jaringan parut akibat operasi.
Untuk mengetahui informasi kesehatan lainnya, Anda dapat membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan LiveChat.
(OVI/AYU)