Setiap ibu atau calon ibu pasti ingin tahu bagaimana kondisi dan perkembangan janin dalam kandungan setiap minggunya. Salah satu hal menarik yang sering membuat penasaran bagi para calon orang tua adalah cara bayi bernapas dalam kandungan.
Jika membayangkan, tentu sangat mustahil bagi bayi untuk bernapas dalam kandungan. Bagaimana bisa bayi bernapas dalam rahim tanpa adanya udara sebagai sumber oksigen dan terendam cairan ketuban? Penasaran? Simak penjelasannya di bawah ini!
Begini Cara Bayi Bernapas dalam Rahim
Pada dasarnya, makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk hidup, termasuk manusia. Manusia bernapas dengan menghirup oksigen masuk ke paru-paru. Setelah itu, terjadi pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida di alveolus paru.
Hal ini menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam darah dan karbon dioksida akan dikeluarkan ketika Anda membuang napas.
Sama halnya dengan orang dewasa, janin dalam kandungan juga memerlukan oksigen. Namun, perlu Anda ketahui bahwa cara mendapatkan oksigen pada orang dewasa berbeda dengan janin di dalam rahim.
Pada orang dewasa, kebutuhan oksigen didapat dengan bernapas dan menghirup udara, sedangkan bayi ‘bernapas’ dalam rahim bukan melalui mulut atau hidung, melainkan melalui ibunya.
Saat ibu hamil bernapas, oksigen akan dibawa dari dalam darah ke seluruh bagian tubuh, termasuk janin. Oksigen dan nutrisi lain dari ibu akan terhubung ke janin melalui plasenta (ari-ari) dan tali pusat hingga akhirnya masuk ke jantung janin dan dipompa ke seluruh tubuh.
Dalam tali pusar pula terjadi pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Inilah sesungguhnya cara bayi bernapas dalam kandungan.
Artikel Lainnya: Bisakah Bayi Menangis Saat Masih dalam Kandungan?
Apa Saja Gerakan yang Bayi Lakukan dalam Kandungan?
Meskipun kebutuhan oksigen sepenuhnya didapat dari ibunya, bayi tetap melakukan simulasi pernapasan selama ia ada dalam rahim. Sejak usia 10 minggu, janin akan mulai ‘menghirup’ sedikit cairan ketuban.
Gerakan menghirup ini sebenarnya lebih menyerupai menelan dan bertujuan untuk mengembangkan paru. Di usia 32 minggu, bayi akan mulai bernapas dalam rahim atau melakukan simulasi gerakan bernapas yang melibatkan pengembangan dada.
Gerakan bayi yang dilakukan dalam kandungan bisa dijadikan pertanda bahwa ia mendapat cukup oksigen.
Meskipun gerakan umumnya dirasakan ibu ketika usia hamil di atas 16 minggu, tapi sebenarnya terdapat beberapa gerakan lainnya yang sudah dilakukan bayi sejak dalam kandungan, di antaranya:
- Usia 7-8 minggu: janin sudah mulai dapat mengedipkan mata meskipun terendam air ketuban.
- Usia 9 minggu: janin mulai mampu menggerakkan tangan dan kaki, menelan, hingga cegukan. Pada sekitar usia ini, kemampuan sistem pernapasan mulai terlatih.
- Usia 10 minggu: kepala dan rahang mulai dapat bergerak.
- Usia 11-16 minggu: janin sudah dapat mulai mengisap jempol, menggerakkan mata, hingga menguap.
Artikel Lainnya: Apa yang Dilakukan Bayi di Dalam Perut Ibu?
Kapan Harus Memeriksa ke Dokter?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pergerakan bayi dalam rahim dapat menjadi pertanda kecukupan oksigen dan kesejahteraannya.
Jika Anda sedang hamil di atas 16 minggu, umumnya pergerakan bayi dalam kandungan sudah dapat dirasakan dan Anda mulai menyadari kebiasaan gerak janin tersebut.
Lalu, kapan sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter? Anda perlu ke dokter jika mengalami beberapa kondisi berikut:
- Anda tidak merasa gerakan janin atau gerak menjadi berkurang selama dua jam.
- Terjadi penurunan atau perubahan ritme gerak bayi dari hari ke hari dibanding biasanya.
- Tetap tidak terasa gerakan pada perut Anda, meskipun sudah dirangsang dengan suara berisik atau memegang perut Anda.
Nah, itulah cara bayi bernapas dalam kandungan. Jika Anda menyadari gerakan bayi di dalam perut tidak seperti biasanya, segera periksakan kondisi Anda. Hal tersebut bisa saja mengindikasikan bahwa si Kecil tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Apabila memiliki pertanyaan seputar topik terkait ataupun masalah kesehatan lainnya, tanyakan saja kepada dokter melalui layanan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
[WA]