Kelahiran prematur bukanlah suatu kondisi yang wajar, melainkan suatu masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus.
Di Indonesia, studi menemukan bahwa satu dari 10 dari 100 bayi baru lahir merupakan bayi prematur. Bahkan termasuk dalam 10 besar negara tertinggi kasus persalinan prematur di seluruh dunia.
Tak hanya menyebabkan berbagai gangguan kesehatan saat bayi baru dilahirkan, ternyata kondisi prematur berdampak hingga anak menjadi dewasa.
Berikut ini adalah beberapa risiko kesehatan yang dapat dialami bayi prematur saat dewasa kelak.
1. Tingkat Kecerdasan yang Lebih Rendah dan Risiko Gangguan Perkembangan Otak
Studi yang dipublikasikan oleh Science Direct pada tahun 2018 menyatakan, orang dewasa yang lahir secara prematur cenderung memiliki IQ 5-6 poin lebih rendah daripada rata-rata orang seusianya.
Bahkan, saat diberikan pekerjaan dengan beban kerja yang tinggi, performa kerjanya cenderung menurun.
Artikel lainnya: Persiapan Persalinan Prematur yang Mesti Diketahui Ibu Baru
2. Risiko Hipertensi dan Stroke
Berbagai studi menemukan bahwa bayi prematur memiliki tekanan darah 4-5 mmHg lebih tinggi saat masa kanak-kanak dan remaja, jika dibandingkan dengan anak seusianya.
Hal ini berlangsung terus hingga dewasa dan menyebabkan orang yang lahir secara prematur memiliki risiko stroke dan hipertensi 20 persen lebih tinggi dari orang yang dilahirkan secara normal.
3. Risiko Gangguan Ginjal
Salah satu risiko kesehatan yang bisa terjadi pada bayi prematur adalah gangguan ginjal. Bayi prematur, khususnya yang lahir dengan berat lahir kurang dari 1.000 gram, umumnya memiliki ukuran ginjal yang lebih kecil.
Kondisi ini akan berdampak pada anak prematur hingga setelah dewasa. Sebab, saat dewasa, ia menjadi lebih rentan mengalami gagal ginjal.
4. Risiko Diabetes
Orang yang terlahir secara prematur cenderung memiliki sensitivitas insulin yang rendah. Padahal, insulin sangat penting untuk memasukkan gula darah ke dalam sel-sel tubuh.
Kondisi tersebut akan menyebabkan seseorang rentan mengalami diabetes saat dewasa.
Artikel lainnya: Ibu Hamil Makan Nanas, Berisiko Lahirkan Bayi Prematur?
5. Risiko Gangguan Mental dan Kepribadian
Gangguan perkembangan otak yang dialami oleh bayi prematur menyebabkannya berisiko terkena gangguan mental dan kepribadian saat dewasa.
Gangguan tersebut bisa berupa perilaku mudah cemas, kesulitan memusatkan perhatian pada suatu hal, cenderung memiliki kepribadian tertutup, takut mengambil risiko, atau mengalami autisme.
6. Risiko Mengalami Gangguan Penglihatan
Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami masalah retinopati. Ini adalah sebuah penyakit yang terjadi ketika pembuluh darah membengkak dan tumbuh berlebihan pada lapisan saraf retina yang sangat sensitif terhadap cahaya.
Terkadang, kelainan pembuluh darah retina secara perlahan menyebabkan munculnya scar di retina dan menariknya keluar dari posisi aslinya.
Ketika retina tertarik keluar dari posisinya, maka akan merusak penglihatan dan memicu kebutaan. Kondisi itu dikenal sebagai retinal detachment.
7. Risiko Gangguan Pendengaran
Selain gangguan penglihatan, bayi lahir prematur juga berisiko mengalami gangguan pendengaran di masa depan.
Gangguan tersebut dalam bentuk berkurangnya kemampuan pendengaran, bahkan sampai hilangnya secara keseluruhan pendengaran.
Oleh sebab itu, setiap bayi yang lahir prematur harus dicek pendengarannya sebelum pulang dari rumah sakit.
Artikel lainnya: Cara Terbaik Merawat Bayi Prematur di Rumah
8. Masalah pada Gigi
Kondisi ini dapat terjadi terutama pada bayi lahir prematur yang sempat mengalami kritis ketika baru dilahirkan.
Berbagai masalah gigi yang dapat muncul adalah erupsi gigi yang tertunda, gangguan warna pada gigi, dan tidak sesuainya susunan gigi.
Melihat berbagai risiko kesehatan yang bisa terjadi pada bayi prematur saat dewasa, maka sebisa mungkin lakukan tindakan untuk mencegah bayi lahir prematur. Bayi dikatakan lahir prematur jika dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Rutinlah berkonsultasi dengan dokter saat akan merencanakan kehamilan dan saat menjalani kehamilan. Lakukan pemeriksaan antenatal sesuai jadwal dan sebisa mungkin untuk tidak berganti dokter atau bidan.
Perbanyak asupan sayuran, buah, dan sumber protein seperti susu, telur, tahu, tempe, daging dan ikan selama hamil. Serta hindari paparan asap rokok dan konsumsi alkohol.
Apabila Anda memiliki bayi prematur, jangan berkecil hati. Konsultasikan tumbuh kembang anak hingga dewasa secara berkala ke dokter, sehingga risiko-risiko gangguan kesehatan di atas bisa diminimalkan dan dideteksi sejak dini.
Jika Anda ingin membaca artikel kesehatan lainnya, Anda dapat mengunduh aplikasi KlikDokter.
[RS]