Sebuah penelitian menunjukkan penyebab obesitas pada bayi tidak hanya disebabkan oleh gen, makan terlalu banyak, atau minim aktivitas fisik. Disebut, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak jadi obesitas.
Salah satu yang menjadi perhatian peneliti adalah kemungkinan hubungan antara penggunaan antibiotik untuk bayi dengan risiko obesitas di kemudian hari. Seperti apa penelitiannya? Simak ulasan berikut.
Penelitian yang Menyebutkan Antibiotik Sebabkan Anak Obesitas
Melansir The Conversation, penelitian dari Selandia Baru menemukan, bayi yang diberi antibiotik pada 1-2 tahun pertama kehidupannya, berisiko lebih besar mengalami obesitas pada usia 4 atau 5 tahun.
Dalam studi tersebut, peneliti melihat adanya hubungan antara jumlah dan jenis bakteri di usus dengan penambahan berat badan pada anak.
Ketika antibiotik diresepkan untuk suatu penyakit pada anak, obat ini dapat membunuh bakteri berbahaya sekaligus bermanfaat di dalam tubuh. Artinya, saat mengonsumsi antibiotik, kadar bakteri di usus anak akan terganggu.
Terganggunya ekosistem bakteri dapat memicu reaksi berantai yang mengubah cara jaringan lemak berperilaku. Hal tersebut pada gilirannya akan memicu gangguan mikrobioma di jaringan usus anak.
Artikel lainnya: Hati-Hati, Antibiotik Bisa Pengaruhi Perilaku Anak, Ini Faktanya!
Seperti diketahui, susunan mikrobioma memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Jaringan usus merupakan pusat penyimpanan dan penggunaan energi dari makanan. Ketika struktur mikrobioma terganggu, sistem metabolisme anak dapat ikut terganggu.
Kemudian, melansir nationwidechildrens, ada beberapa bukti yang menunjukkan ketika keseimbangan bakteri baik terganggu, jenis bakteri lain akan muncul.
Bakteri lain ini yang dapat meningkatkan penyerapan kalori, memperlambat metabolisme, dan menyebabkan tingkat peradangan yang sangat rendah. Semuanya akan memicu perubahan sel lemak yang dapat menyebabkan obesitas.
Penelitian antibiotik pada hewan juga menunjukkan hubungan antibiotik dengan peningkatan berat badan. Bahkan, antibiotik telah digunakan sebagai pemacu pertumbuhan dalam produksi daging selama beberapa dekade.
Penelitian mengenai efek antibiotik pada bayi ini dilakukan untuk memprediksi obesitas di usia dewasa. Karena anak adalah salah satu pengguna antibiotik tertinggi, penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk mencegah obesitas di kemudian hari.
Artikel lainnya: Harus Pas, Ini Efek Kelebihan Vitamin D pada Bayi
Benarkah Antibiotik untuk Bayi Sebabkan Obesitas?
Dijelaskan oleh dr. Reza Fahlevi, Sp. A, penelitian mengenai hubungan antibiotik untuk bayi dengan obesitas pada anak masih sangat terbatas.
Beberapa penelitian lain bahkan menyatakan kalau tidak ada hubungan antara penggunaan antibiotik pada bayi dengan risiko obesitas.
“Saya tidak setuju kalau antibiotik menyebabkan obesitas. Antibiotik secara berlebihan, tidak sesuai indikasi, itu akan menyebabkan resistensi kuman, tapi tidak menjadi penyebab obesitas,” ucap dr. Reza.
“Resistensi kuman artinya, kuman seharusnya direspons (diatasi) dengan antibiotik. Karena konsumsi antibiotik yang tidak sesuai indikasi maka jadi tidak direspons (semestinya). Selama antibiotik diberikan dengan dosis dan durasi yang tepat maka tidak masalah,” katanya lagi.
Artikel lainnya: Anak Sembarangan Minum Antibiotik? Ini Efek Sampingnya
Dokter Reza menambahkan, penelitian yang menemukan hubungan obesitas dengan antibiotik, bukan alasan untuk tidak memberikan antibiotik kepada anak jika mereka benar-benar membutuhkan.
Menurutnya, selama pemberian antibiotik sesuai dengan indikasi penyakit, kemudian diminum sesuai dengan dosis dan waktu yang diberikan dokter, orangtua tak perlu khawatir dengan efek samping yang tidak diinginkan.
Jadi, apakah pemberian antibiotik pada bayi menyebabkan obesitas? Masih butuh pembuktian ilmiah lebih lanjut. Yang jelas, penggunaan antibiotik pada bayi dan anak aman selama dikonsumsi sesuai resep dan dipantau oleh dokter.
Jangan pernah memberikan antibiotik pada anak tanpa anjuran dari dokter. Jika ibu ragu, coba konsultasikan kepada dokter melalui fitur Live Chat dari aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]