Bedak sejak lama digunakan sebagai salah satu perawatan kulit pada bayi. Ketika digunakan, wajah bayi akan tampak putih dan sedikit cemong. Tambah lucu dan menggemaskan. Tapi, apakah bedak bayi sepenuhnya aman? Hal ini karena ada beberapa pihak yang menyebut bahwa bedak bayi bisa memicu terjadinya kanker.
Berbicara tentang bedak penyebab kanker, kasus seperti ini memang pernah ditemukan pada tahun 2017 silam. Seorang wanita asal Los Angeles, Amerika Serikat, Eva Echeverria (63), divonis mengalami kanker ovarium setelah diketahui bahwa wanita tersebut sering menaburkan bedak bayi ke area kemaluannya sejak 11 tahun terakhir. Kasus tersebut kemudian berakhir setelah Echeverria mendapat kompensasi sebesar 417 juta dolar Amerika (Rp 5,4 triliun) dari produsen bedak yang ia tuntut.
Masalah kesehatan akibat bedak bayi
Berkaca pada kasus tersebut, apakah benar bahwa bedak bayi bisa memicu terjadinya kanker? Menjawab hal tersebut, dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter mengatakan bahwa sejauh ini belum ada penelitian yang bisa memastikan bahwa bedak bayi bisa menyebabkan kanker.
"Hal ini memang masih menjadi perdebatan, soalnya belum ada yang mampu membuktikan bahwa bedak bayi bisa menyebabkan kanker," jelas dr. Alvin.
Di sisi lain, menurut The International Agency for Research on Cancer (IARC) yang merupakan bagian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahan dasar bedak bayi (talk) diklasifikasikan sebagai zat karsinogenik bagi manusia. Namun, hal ini masih bersifat dugaan awal sehingga belum dapat dijadikan sebagai landasan bahwa bedak bayi benar-benar bisa memicu kanker. Hanya saja, bedak bayi memang memiliki kandungan yang kurang baik.
American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan tidak merekomendasikan penggunaan bedak bayi, karena berisiko menyebabkan masalah pernapasan. Risiko terjadinya hal ini semakin besar jika bedak tersebut digunakan oleh bayi yang lahir secara prematur, bayi dengan penyakit pernapasan atau penyakit jantung bawaan.
Tak cuma soal itu, bedak bayi juga dapat menimbulkan reaksi alergi. Selain karena kulit bayi yang sensitif, hal ini juga terjadi karena sisa-sisa bedak yang menempel pada kulit.
Bagaimana sebaiknya?
"Sebenarnya bedak bisa bermanfaat bagi anak jika digunakan secara tepat. Tapi, kalau malah membuat kulit menjadi bermasalah, lebih baik hentikan pemakaiannya," tegas dr. Alvin.
Melengkapi itu, dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter berkata bahwa bedak sebenarnya tidak masalah digunakan pada anak. Akan tetapi, Anda wajib memilih bedak yang tidak memiliki bau tajam, bersifat lembut, dan memang dikhususkan untuk bayi.
"Penggunaannya (bedak) jangan ditepuk-tepuk, karena tindakan seperti itu bisa membuat partikel bedak beterbangan sehingga berisiko terhirup oleh anak. Hindari juga penggunaan bedak pada bagian wajah, terutama dekat hidung dan mulut," kata dr. Theresia.
Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa apakah bedak bayi memicu kanker masih menjadi tanda tanya besar. Kendati demikian, penggunaan bedak bayi harus benar-benar diperhatikan. Jika digunakan sembarangan, bedak tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti alergi, gangguan pernapasan, dan lainnya. Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, kesadaran akan semua hal yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kanker pada anak harus terus ditumbuhkan. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah pencegahan kanker sejak dini.
(NB/ RVS)