Batuk adalah cara alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing, termasuk kotoran dan kuman, dari saluran pernapasan. Itu sebabnya, batuk pada bayi sebenarnya bukan kondisi yang berbahaya.
Namun, dalam beberapa kondisi, batuk terus-menerus dapat mengganggu ketenangan si kecil.
Mereka cenderung rewel, tidak bisa tidur nyenyak, bahkan enggan menyusu. Saat hal ini terjadi, dapatkah obat batuk berdahak pada bayi diberikan?
Obat Batuk Berdahak Bisakah untuk Bayi
Anak-anak, terutama yang umurnya masih di bawah 2 tahun, tidak boleh diberikan sembarang obat-obatan, termasuk obat batuk.
Food and Drug Administration (FDA), lembaga pengawasan obat dan makanan Amerika, bahkan sudah melarang pemberian obat batuk untuk anak di bawah 2 tahun, kecuali atas anjuran dokter.
Pemberian obat batuk non-resep untuk anak berusia 2-11 tahun masih diperbolehkan. Asalkan, dilengkapi dengan resep dokter, serta dosis yang sudah ditentukan.
Obat batuk berdahak sendiri dibagi ke dalam dua golongan, yakni ekspektoran dan mukolitik.
Keduanya bekerja mengencerkan dahak sehingga lebih gampang dikeluarkan saat batuk. Obat tersebut juga dapat melegakan pernapasan.
Sayangnya, manfaat obat tersebut tidak bisa didapatkan bayi. Pemberian obat batuk berdahak untuk bayi dilarang karena bisa memicu efek samping yang berbahaya. Dokter Arina Heidyana pun sepakat dengan hal tersebut.
Menurutnya, tidak boleh sembarangan bayi minum obat batuk karena berisiko kejang, detak jantung berdebar, dan kehilangan kesadaran.
“Misalnya, ibu memberikan obat batuk dengan kandungan ekspektoran. Kandungan tersebut justru berbahaya karena bisa meningkatkan produksi dahak pada bayi,” kata dr. Arina.
“Kondisi tersebut juga bahaya karena bayi belum bisa membuang dahaknya sendiri. Bayi bisa mual, muntah, dan tersedak,” ujar dr. Arina.
Artikel Lainnya: Kiat Atasi Batuk Berdahak pada Bayi
Penanganan Batuk pada Bayi
Jika memang diperlukan, dokter akan meresepkan obat batuk untuk anak. Tapi jika tidak, dokter akan memberikan solusi lain untuk mengatasi batuk pada bayi.
Dijelaskan dr. Arina, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi batuk pada bayi:
-
Perbanyak Cairan
Jika bayi berusia di bawah 6 bulan, jangan setop pemberian ASI. Akan tetapi, jika sudah berusia di atas 6 bulan, bayi boleh diberikan air putih yang banyak dan pemberian ASI yang cukup.
Sertakan juga kandungan bergizi dan mengandung banyak vitamin di dalam makanan pendamping ASI (MPASI) mereka.
-
Gunakan Humidifier
Humidifier adalah alat yang bisa melembapkan udara di dalam ruangan. Anda bisa memanfaatkannya di dalam kamar anak agar kelembapan tetap terjaga.
-
Ajak Anak Berjemur
Selain menyehatkan, berjemur di bawah matahari juga bisa membantu mengencerkan dahak di dalam tubuh anak. Tidak perlu lama-lama, Anda cukup mengajak bayi berjemur selama 10-15 menit.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Hidung Bayi yang Tersumbat
Kapan Harus ke Dokter?
Pada kebanyakan kasus, batuk pada bayi yang disebabkan oleh infeksi virus akan mereda dengan sendirinya. Anda pun tidak perlu khawatir berlebih dalam menanggapi kasus yang satu ini.
Jika batuk bayi semakin parah, jangan sungkan untuk pergi ke dokter anak. Bawa juga anak ke dokter ketika dalam minggu kedua atau ketiga, batuk tak kunjung sembuh.
Perhatikan juga napas bayi. Waspadalah apabila si kecil bernapas lebih cepat. Kondisi tersebut semakin bahaya jika bayi sering berkeringat, tidak ingin menyusu, dahak berwarna kuning, dan alami demam.
Jika menemukan gejala-gejala di atas, dr. Arina menyarankan untuk tidak menunda kunjungan ke dokter guna mencegah hal yang tidak diinginkan.
Anda masih punya pertanyaan seputar obat batuk berdahak bayi? Manfaatkan fitur LiveChat 24 Jam untuk bertanya langsung pada dokter.
(HNS/AYU)