Karena mudah didapat, harga relatif terjangkau, dan higienis, banyak Bunda yang mencampurkan air kemasan sebagai campuran makanan pendamping ASI (MPASI). Melirik sisi keamanan dan kandungan nutrisi MPASI, apakah air kemasan adalah pelarut untuk campuran ASI terbaik?
Air kemasan adalah air minum yang siap dikonsumsi langsung tanpa dipanaskan terlebih dulu. Air kemasan diproses tanpa ada penambahan zat tertentu, dikemas, lalu siap dan aman untuk dikonsumsi.
Di Indonesia, ada dua jenis air minum dalam kemasan yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian, yaitu air mineral dan air demineral. Perbedaan keduanya terletak pada kandungan mineral dan tahapan proses pemurniannya.
Pada air demineral atau air bebas mineral, tahapan proses pemurniannya berfokus pada penghilangan kandungan mineral anorganik, sehingga hasilnya adalah air murni.
Kebutuhan cairan pada Si Kecil
Sama dengan orang dewasa, tubuh Si Kecil memerlukan air untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada 1 tahun pertama, hampir 65-80 persen berat badan Si Kecil tersusun atas air. Seiring bertambahnya usia, volume air akan berkurang.
Kebutuhan cairan Si Kecil pada setiap usianya pun berbeda-beda. Sebagai contoh, untuk Si Kecil yang berusia 0-6 bulan butuh 700 ml per hari, usia 6-12 bulan butuh cairan sebanyak 800 ml per hari, dan usia 1-3 tahun memerlukan 1.300 ml per hari. Jumlah tersebut tersebut terus bertambah sesuai dengan usia Si Kecil.
Cairan ini didapatkan dari minuman (ASI, susu formula, jus, atau air putih) dan makanan (misalnya bubur atau MPASI).
MPASI diberikan ketika Si Kecil menginjak usia 6 bulan. Tahapan pengenalannya bertahap, dimulai dari tekstur makanan yang encer hingga lambat laun menjadi padat.
Bolehkah mencampurkan MPASI dengan air kemasan?
Dalam proses pembuatan MPASI, Bunda boleh mencampurkan bahan makanan dengan air untuk menyesuaikan konsistensi makanan yang diinginkan.
Air yang dipakai untuk mengolah makanan Si Kecil harus bersih dan terjamin. Kualitas air harus benar-benar diperhatikan—jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa, serta tidak terkontaminasi zat-zat berbahaya.
Saat ini, ada banyak sekali produk air minum dalam kemasan dijual di pasaran, baik itu air mineral maupun demineral. Sayangnya, masih banyak yang belum benar-benar paham akan perbedaan antara keduanya dan kaitannya dengan pelarut susu atau bubur.
Pilih mana, air mineral atau air demineral?
Sebagai pelarut susu dan/atau bubur, air demineral ternyata memiliki manfaat lebih dibandingkan dengan air mineral. Air demineral mengandung kandungan murni air, yaitu ion hidrogen dan ion hidroxide.
Karena hanya tersusun atas dua kandungan tersebut, maka air demineral sering kali dijuluki “air embun pagi”. Nah, karena murni, mencampurnya ke dalam MPASI tak akan mengubah kandungan gizinya.
Beda halnya dengan air mineral yang masih mengandung beberapa kandungan mineral di dalamnya. Ketika dicampurkan sebagai pelarut susu atau MPASI seperti biskuit atau bubur, kandungan gizinya bisa berubah.
Tahu tidak, penambahan mineral pada susu atau MPASI bayi dapat memicu kelebihan mineral dalam tubuhnya. Jika kondisi ini terjadi terus-menerus dalam jangka waktu lama, mineral dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Dari penjelasan tadi, maka sebaiknya pakai air minum kemasan demineral untuk mencampurkan susu maupun MPASI. Untuk menjaga asupan nutrisi Si Kecil, pilih air minum dalam kemasan yang bebas mineral, diproduksi melalui delapan tahapan proses, steril dan higienis, kualitasnya terjamin, kemasannya bebas BPA, memenuhi standar BPOM, dan halal.
Jadi, tentu saja Bunda boleh mencampurkan air kemasan sebagai campuran susu dan MPASI. Meski begitu, Bunda dianjurkan untuk memilih air demineral, karena kandungan murni air tersebut tidak akan mengubah kandungan gizi dalam susu atau MPASI yang dibuat.
(RN/ RH)