Belakangan, garam Himalaya muncul sebagai pilihan perasa yang lebih sehat dibandingkan garam biasa.
Itu pula sebabnya, banyak ibu berpikir untuk menggunakan garam berwarna pink ini sebagai campuran di dalam makanan bayi. Nah, benarkah garam himalaya untuk MPASI lebih sehat?
Sebelum mengetahui jawabannya, terlebih dahulu Anda harus tahu apa itu garam Himalaya dan garam biasa.
Garam Himalaya diekstraksi dari tambang garam Khewra, yang letaknya dekat Himalaya, Pakistan. Mereka diekstraksi dan diproses secara alami sehingga dihasilkan produk yang murni.
Artikel Lainnya: Cara Menyeimbangkan ASI dan MPASI untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Bayi
Garam ini mayoritas terdiri atas natrium klorida. Namun, proses panen yang alami memungkinkan garam pink punya lebih banyak mineral dan elemen lain yang tidak ditemukan dalam garam biasa.
Bagaimana dengan garam biasa atau dikenal dengan garam dapur? Garam dapur dibuat melalui penguapan air laut ataupun mengekstraksi garam padat yang berasal dari tambang garam di bawah tanah.
Garam yang paling umum dijumpai ini mengandung mineral yang sebagian besar terdiri atas senyawa natrium klorida.
Melansir Healthline, natrium klorida dalam garam berperan penting di dalam banyak sekali fungsi biologis, termasuk kontraksi otot, konduksi saraf, dan keseimbangan cairan.
Lalu, Mana yang Lebih Baik untuk Bayi?
Anda sudah tahu sekilas soal garam dapur dan garam Himalaya. Lantas, apakah benar anggapan kalau garam Himalaya untuk MPASI lebih sehat?
Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan menjelaskan, jika dibandingkan antara garam biasa dan garam Himalaya untuk MPASI, tidak dapat disimpulkan mana yang lebih sehat. Menurutnya, keduanya sama-sama baik.
“Hanya saja, garam Himalaya dikenal lebih murni akibat proses yang lebih alami. Sehingga kandungan mineralnya juga jadi lebih banyak dan manfaat dari mineral untuk MPASI itu cukup baik pada bayi,” ucap dr. Iqbal.
Yang disayangkan, garam Himalaya tidak memiliki kandungan yodium yang umumnya ada pada garam biasa.
Artikel Lainnya: Bolehkah Menambah Bawang untuk MPASI Bayi?
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), kandungan yodium penting untuk didapatkan bagi orang dewasa maupun anak-anak.
Fungsi yodium pada MPASI bayi antara lain untuk menjaga tiroid tetap stabil, mendukung perkembangan otak, mencegah terjadinya penyakit tiroid, dan mengurangi risiko kanker tiroid di kemudian hari.
Jadi, jika ingin menggunakan garam Himalaya untuk MPASI, jangan lupa untuk memenuhi kandungan yodium dari makanan lainnya. Kemudian, karena garam Himalaya memiliki tekstur yang lebih kasar, pastikan untuk mencampurnya dengan baik.
Dilansir dari mylittlemoppet, penggunaan garam untuk MPASI disarankan diberikan pada bayi berusia 1 tahun.
Penggunaanya juga hanya boleh diberikan dalam jumlah sedang agar bayi tidak jadi menggemari makanan asin.
Jumlah maksimum garam untuk bayi dan anak-anak yang direkomendasikan sebagai berikut:
- 1 - 3 tahun: 2 gram per hari (0,8 g natrium)
- 4 - 6 tahun: 3 gram per hari (1,2 g natrium)
- 7 - 10 tahun: 5 gram per hari (2 g natrium)
- 11 tahun ke atas: 6 gram per hari (2,4 g natrium)
Jika masih memiliki pertanyaan seputar manfaat garam Himalaya untuk MPASI atau topik nutrisi bayi lainnya, gunakan layanan LiveChat untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.
(HNS/AYU)