Bayi bertubuh gempal memang sangat lucu dan menggemaskan. Penampilan pipi yang tembam dan tangan berbentuk seperti roti kasur tentu membuat orang yang melihatnya semakin gemas. Namun, sebagai orang tua, Anda sebaiknya bersikap waspada jika melihat sang buah hati memiliki kondisi tubuh seperti itu. Ini karena bayi yang gemuk lebih berisiko mengalami obesitas di kemudian hari.
Bayi dikatakan mengalami obesitas jika pada pemeriksaan menggunakan kurva pertumbuhan memiliki perbandingan berat dan panjang badan melebihi persentil 95. Keadaan ini bisa terjadi akibat beberapa hal, yaitu:
Kebiasaan makan yang salah
Over feeding merupakan penyebab tersering obesitas pada bayi. Ini adalah keadaan ketika orang tua merasa takut akan penampilan bayi yang terlihat kurus, sehingga muncul keinginan untuk memberikan makanan dalam jumlah berlebihan.
Keturunan (genetik)
Orang tua yang memiliki berat badan berlebih berisiko lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan kondisi obesitas.
Kurang aktivitas fisik
Bayi yang dibiasakan kurang aktif bergerak memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami obesitas.
Selain tiga hal di atas, obesitas pada bayi juga bisa disebabkan oleh gangguan endokrin atau pengaruh obat-obatan.
Bahaya obesitas pada bayi
Obesitas meningkatkan risiko si Kecil terkena berbagai gangguan kesehatan, yang dapat memengaruhi tumbuh kembang serta kondisi tubuhnya di masa mendatang. Adapun beberapa gangguan kesehatan yang dimaksud, yaitu:
- Gangguan tulang dan sendi
- Sesak napas saat beraktivitas
- Meningkatkan risiko anak terkena asma
- Gangguan bernapas di malam hari, seperti OSA (Obstructive Sleep Apnea)
- Pada bayi perempuan, obesitas bisa menyebabkan keluhan haid tidak teratur dan gangguan kesuburan saat dirinya dewasa
- Penyakit hati dan kandung empedu
- Penyakit diabetes melitus tipe-2
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Kolesterol tinggi, penyakit jantung, maupun stroke.
Mencegah obesitas pada bayi
Anda tak perlu khawatir berlebihan bila kondisi si Kecil saat ini terlihat seperti gumpalan roti yang berjalan. Ini karena tidak semua bayi yang terlahir gemuk akan mengalami obesitas. Pasalnya, sebagian besar bayi yang gemuk saat dilahirkan akan membuang kelebihan berat badannya saat memasuki usia 1 hingga 2 tahun.
Namun, agar proses tersebut berjalan dengan optimal, berikut beberapa tindakan yang perlu Anda terapkan:
- Berikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidpan bayi. Lanjutkan ini hingga usia anak mencapai 2 tahun. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tindakan tersebut dapat menurunkan risiko obesitas pada bayi.
- Menghindari makanan yang tinggi gula. Berikan MPASI sehat dan alami, seperti buah atau sayuran segar murni.
- Perhatikan porsi makanan yang diberikan. Pastikan tidak terlalu sedikit atau berlebihan.
- Jangan memberikan ASI atau susu formula untuk mendiamkan tangisan bayi. Bereksperimenlah dengan mencari cara yang tepat untuk membuat bayi Anda menghentikan tangisannya.
- Batasi penggunaan media. American Academy of Pediatrics tidak menganjurkan penggunaan media, seperti TV atau tablet, bagi anak usia di bawah 2 tahun. Semakin sering menonton TV, kemungkinan anak untuk mengalami obesitas juga semakin tinggi.
Satu hal yang perlu Anda ingat, bayi masih membutuhkan makanan tinggi lemak untuk mendukung pertumbuhannya. Bayi yang mendapat ASI ekslusif bisa memperoleh setengah dari kebutuhan kalori hariannya dari lemak yang terdapat di dalam ASI. Oleh sebab itu, pembatasan asupan kalori pada bayi di bawah usia 2 tahun belum direkomendasikan.
Memang, tidak semua bayi yang terlahir gemuk akan mengalami obesitas di kemudian hari. Namun, orang tua tetap tidak boleh lengah untuk mengontrol segala hal yang berhubungan dengan berat badan serta tumbuh kembang bayi. Lakukanlah yang terbaik, agar si Kecil bisa tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan bebas obesitas!
[NB/ RVS]