Fontanel atau ubun-ubun bayi merupakan bagian yang terhubung dengan banyak saraf. Jika diraba, permukaannya memang lebih lunak ketimbang orang dewasa. Karena itulah, bagian tersebut harus dilindungi agar otak si Kecil tidak terganggu.
Ubun-ubun bayi sebenarnya merupakan tulang tengkorak yang belum menyatu dengan kuat. Seiring berjalannya waktu, fontanel akan menutup rapat dan mengeras.
Bagian belakangnya akan menutup saat anak berusia 2 bulan ke atas. Sementara bagian atasnya akan menutup dan mengeras pada usia 7-18 bulan.
Beberapa orang tua mungkin enggan menyentuh bagian ubun-ubun karena terlalu ringkih. Padahal, hal itu bisa saja dilakukan karena bagian yang satu itu masih terlindungi oleh membran atau lapisan jaringan yang keras.
Perubahan pada fontanel dapat memberikan petunjuk mengenai perkembangan dan kesehatan bayi. Inilah sebabnya dokter anak selalu memeriksa kepala bayi selama check up.
Adapun perubahan ubun-ubun bayi yang mesti diperhatikan oleh orang tua, yaitu:
1. Tenggelam atau Cekung
Untuk mengetahui tanda ubun-ubun bayi yang tidak normal adalah jika disentuh, bagian tersebut akan terasa cekung atau masuk ke dalam.
Banyak orang tua khawatir dengan kondisi fontanel yang tenggelam. Hal ini memang bisa menunjukkan bahwa bayi sedang dehidrasi.
Selain fontanel yang cekung, dehidrasi parah pada bayi dapat dilihat pada popoknya yang tidak basah atau sedikit serta kurang responsif. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, muntah, atau kurangnya asupan ASI.
Artikel Lainnya: Manfaat Pakai Topi Pada Bayi Baru Lahir
2. Menonjol atau Bengkak
Tak cuma cekung, ubun-ubun bayi yang cembung juga bisa terjadi. Apabila kondisinya hanya membengkak saat bayi menangis, lalu kembali datar setelah tenang dan tidur dalam posisi menghadap ke atas, itu terbilang normal.
Namun, fontanel yang membengkak dan tidak kembali normal mungkin merupakan tanda kondisi serius, seperti infeksi atau pembengkakan di otak. Segera temui dokter, terutama jika bayi demam atau sangat mengantuk.
3. Sangat Lebar atau Besar
Fontanel yang sangat besar dikhawatirkan menjadi indikasi kondisi medis tertentu, seperti hipotiroidisme, sindrom Down, atau rakhitis.
Rakhitis adalah gangguan pertumbuhan tulang yang terjadi ketika tulang gagal menyimpan kalsium. Biasanya, kondisi ini dipicu oleh kurangnya paparan sinar matahari alias terlalu sering berada di dalam ruangan.
4. Tidak Menutup
Jika ubun-ubun tetap tidak menutup meski bayi sudah berusia satu tahun lebih, terdapat kemungkinan bahwa dia mengalami hipotiroidisme bawaan atau kongenital.
Rendahnya kadar hormon tiroid sejak lahir membuat perkembangannya terganggu. Gejalanya meliputi wajah dan beberapa bagian tubuh yang membengkak, tungkai dan lengan yang pendek, serta lemas dan susah makan.
Diperkirakan, 1 dari 2.000 bayi di Indonesia mengalami kondisi ini.
Artikel Lainnya: Penyebab Vernix Caseosa pada Bayi Baru Lahir
5. Menutup Terlalu Cepat
Jarang sekali fontanel menutup terlalu dini. Namun, jika tulang tengkorak bergabung dan menutup terlalu cepat, itu dapat menyebabkan masalah pada bayi.
Kondisi ini disebut craniosynostosis, yang dapat memengaruhi pertumbuhan otak dan bentuk kepala bayi. Tekanan pun akan menumpuk di dalam tengkoraknya.
Pada kondisi yang serius, bayi perlu mendapatkan tindakan operasi. \
6. Tiba-Tiba Menghilang
Pernah menyentuh ubun-ubun bayi dan terasa tiba-tiba menghilang?
Terkadang titik lunak cukup sulit untuk dirasakan dan memberi kesan sudah tertutup. Padahal, bisa saja bagian tersebut masih terbuka tetapi bersembunyi.
Jika memang khawatir soal ini, orang tua bisa membawa bayi ke dokter untuk diperiksa.
7. Ubun-Ubun Bayi Tidak Berdenyut
Ubun-ubun bayi yang terlihat berdenyut dikarenakan masih terbuka dan luka.
Namun, seiring dengan pertambahan usia, ubun-ubun akan menutup dan tidak terlihat lagi denyutnya pada usia 6–18 bulan.
Selama bentuk dan ukuran kepala bayi normal, orang tua tak perlu cemas. Kendati begitu, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan imaging test untuk memastikan bahwa fontanel si Kecil masih ada dan terbuka.
Bila masih ada pertanyaan seputar ubun-ubun bayi atau kesehatan anak, konsultasikan kepada dokter lewat fitur Tanya Dokter. Download juga aplikasi KlikDokter untuk #JagaSehatmu dan keluarga selalu!
[RS]