Selain cokelat, keju menjadi salah satu makanan yang difavoritkan anak-anak. Dicampur dalam roti, es krim, atau makanan lainnya, keju tak pernah salah. Belum lagi kalau Anda mempertimbangkan kandungan gizinya.
Karena berbahan dasar susu, keju mengandung sejumlah nutrisi penting untuk tumbuh kembang si kecil. Tapi, sebenarnya kapan makan keju untuk bayi diperbolehkan? Mengingat keju adalah hasil fermentasi, yang mungkin saja berefek kurang baik untuk mereka.
Usia Berapa Bayi Boleh Makan Keju?
dr. Devia Irine Putri mengatakan, sebenarnya bayi boleh makan keju sejak mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI).
"Usia 6 bulan (saat mulai MPASI) sudah boleh. Selain mempertimbangkan usia, orang tua juga harus memilih jenis kejunya,” tutur dr. Devia.
Bayi di bawah 12 buan disarankan menghindari keju berbahan susu yang tidak dipasteurisasi. Keju jenis ini dapat mengandung bakteri listeria, penyebab penyakit listeriosis.
“Lebih disarankan untuk memberikan keju yang sudah terpasteurisasi agar bayi dan anak-anak terhindar dari infeksi listeria. Biasanya yang diberikan jenis cheddar, bisa mozzarella atau cottage cheese," dia menjelaskan.
Seperti yang sudah disinggung di atas, selain enak, keju diperlengkapi dengan sederet nutrisi seperti protein, lemak, serta kalsium. Keju juga mengandung vitamin A dan B12, seng, fosfor, dan juga riboflavin.
Artikel lainnya: Gemar Makan Keju, Apakah Baik bagi Kesehatan?
Nutrisi-nutrisi tersebut sangat penting dalam menunjang kebutuhan nutrisi bayi yang sedang tumbuh pesat. Akan tetapi, jika si kecil punya risiko tertentu, orang tua harus mendiskusikannya dengan dokter anak.
Misalnya, apabila salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat alergi susu, ataupun saat bayi memiliki kondisi alergi lain, seperti eksim atau asma.
Untuk melihat efek keju pada bayi, Anda bisa memberikannya dalam potongan kecil terlebih dahulu untuk pertama kali. Jika tidak ada reaksi, Anda bisa menambahkan jumlahnya secara bertahap.
Artikel lainnya: Segudang Manfaat Keju bagi Kesehatan Jantung
Tips Memberikan Keju untuk Bayi
Asupan keju pada bayi perlu diperhatikan. Orang dewasa biasanya bisa makan keju olahan apa pun, kecuali mereka yang punya alergi keju dan susu. Tapi bagaimana dengan bayi?
Menurut dr. Devia Irine, pemberian keju pada anak-anak bisa dicampurkan dalam MPASI atau sekadar dijadikan parutan di atas makanan.
"Penyajiannya bisa dicampur dengan makanan. Misalnya ikut dimasak, dijadikan topping, bisa juga kalau bayi sudah di atas 8 bulan dan sudah bisa finger foods, bisa diberikan dalam bentuk stik," dr. Devia Irine menjelaskan lagi.
Keju berbentuk stik biasanya sudah tersedia di supermarket. Biasanya, keju semacam itu memang untuk camilan bayi.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), 1/4 cup atau sekitar 30 gram keju dapat dijadikan camilan untuk bayi 8 bulan-12 bulan.
Yang terpenting, menurut dr. Devia, berikan keju, baik dalam bentuk makanan berat ataupun camilan, dalam jumlah yang proporsional.
Artikel Lainnya: Memilih Keju yang Tepat untuk Menghindari Tekanan Darah Tinggi
"Jumlah asupan keju yang disarankan secara pasti sebenarnya tidak ada. Mungkin Anda bisa menyesuaikan saja, karena keju ini sifatnya sebagai tambahan lemak dan protein. Sebaiknya jumlahnya disesuaikan dengan bayi," sambung dr. Devia Irine.
"Kadang kalau berlebihan bayi makan keju, dia akan lebih eneg. Jadi, dia mudah kenyang," ujar dr. Devia Irine.
Kalau bayi sudah kenyang dan menolak makan asupan lain, Anda juga yang akan repot. Pasalnya, si kecil butuh nutrisi lengkap agar tumbuh kembangnya optimal.
Anda masih punya pertanyaan seputar bayi dan kebutuhan nutrisinya? Jangan segan tanyakan langsung pada dokter di aplikasi KlikDokter.
[HNS/JKT]