Tak semua bayi lahir dengan kondisi sempurna. Beberapa bayi mengalami cacat lahir yang serius di kepala, sehingga memiliki otak tak lengkap dan tengkoraknya tidak menutup secara menyeluruh. Kondisi ini disebut anensefali.
Anensefali atau anencephaly termasuk cacat tabung saraf. Ketika tabung saraf terbentuk dan tertutup, bagian tersebut akan menghasilkan otak, tengkorak, sumsum tulang belakang, serta tulang punggung.
Jika tabung saraf di bagian atas tidak menutup sepenuhnya, maka anensefali bisa terjadi.
Dalam kasus tersebut, bagian otak yang berfungsi untuk berpikir dan berkoordinasi (serebrum) serta otak bagian depan tidak ada.
Karena tengkoraknya juga tidak terbentuk secara sempurna, alhasil sisa otak dapat terlihat dengan jelas dari luar.
Artikel Lainnya: 5 Kelainan pada Janin yang Bisa Dideteksi Sejak Dini
Penyebab Anensefali atau Bayi Lahir Tanpa Otak dan Tengkorak
Hingga saat ini masih belum diketahui hal apa yang membuat tabung saraf janin terganggu dan berujung pada anensefali.
Faktor risiko yang diduga berhubungan dengan tingginya risiko cacat tabung saraf, yaitu terpapar suhu panas ekstrem saat hamil, pernah demam tinggi, hingga terpapar racun atau obat tertentu.
Selain itu, ada pula hal lain yang diduga berkaitan erat dengan faktor risiko cacat tabung saraf adalah perubahan gen atau kromosom.
“Ibu hamil yang kekurangan asam folat atau punya masalah diabetes melitus juga diduga lebih berisiko melahirkan bayi anencephaly,” ucap dr. Valda Garcia.
Hal yang membuat hati orang tua sedih adalah, 75 persen bayi lahir tanpa otak langsung meninggal dunia. Sisanya, mereka hanya mampu bertahan selama beberapa jam atau hari.
Peluang hidup yang kecil itu juga dibenarkan dr. Valda. Menurutnya, sangat kecil kemungkinan bagi bayi lahir tanpa otak lengkap bisa bertahan hidup.
Selain itu, bayi anensefali juga kadang mengalami kelainan jantung yang semakin menyulitkan kondisi kesehatannya.
Ibu yang pernah melahirkan bayi anensefali pun berpotensi lebih besar untuk mengulangi kejadian yang sama di persalinan berikutnya.
Artikel Lainnya: Mengapa Ibu Hamil Perlu Konsumsi Asam Folat?
Apakah Anensefali Bisa Dideteksi Sebelumnya?
Sebenarnya, kondisi cacat lahir bisa dideteksi saat bayi masih dalam kandungan lewat beberapa tes, yaitu:
1. Tes Darah
Jika protein alfa-fetoprotein dalam hati berkadar tinggi, hal tersebut dapat mengindikasikan kemungkinan anensefali.
2. Amniocentesis
Cairan akan ditarik dari kantung ketuban yang mengelilingi janin untuk dipelajari dan dicari tanda-tanda abnormal.
Bila ditemukan kadar alfa-fetoprotein dan asetilkolinesterase tinggi, hal tersebut bisa dihubungkan dengan cacat tabung saraf.
3. USG
Gelombang suara berfrekuensi tinggi dapat memunculkan gambar (sonogram) janin yang sedang berkembang di dalam kandungan. Sonogram dapat mendeteksi jika terdapat tanda-tanda fisik anencephaly pada janin.
4. Pemindaian MRI Janin
Medan magnet dan gelombang radio bisa memberikan gambaran janin di dalam kandungan.
Pemindaian MRI janin dapat memberikan hasil lebih detail ketimbang ultrasonografi. Pemeriksaan ini bisa dilakukan pada kehamilan minggu ke-14 dan 18.
Jika terbukti janin mengalami cacat tabung saraf, ibu biasanya disarankan untuk menggugurkan kandungan dengan alasan medis. Semakin cepat dideteksi dan dilakukan tindakan, hal itu akan memberikan hasil yang lebih baik.
Ibu yang melahirkan bayi tanpa otak serta tengkorak lengkap umumnya akan trauma. Selain trauma psikis, ibu juga bisa merasakan trauma fisik karena tulang bayi yang tajak merobek jalan lahirnya.
Artikel Lainnya: Mengenal Amniotic Band Syndrome, Kondisi Janin Teramputasi dalam Kandungan
Jika Bayi Anensfali Bertahan, Apa yang Harus Dilakukan?
Bayi yang lahir dengan kondisi tanpa tengkorak yang menutup harus tetap hangat dan nyaman. Bagian otak yang terbuka harus ditutup.
Untuk mencegah cacat lahir pada bayi, ibu hamil disarankan untuk memenuhi kebutuhan asam folat sebanyak 400 mikrogram per hari.
Selain mengonsumsi suplemen yang direkomendasikan dokter, asam folat juga bisa didapatkan dari:
- Sayuran hijau dan aneka buah.
- Kacang-kacangan.
- Makanan tinggi protein, seperti daging merah, telur, hati ayam/sapi, dan seafood yang dimasak sampai matang.
- Sereal, roti, dan pasta yang sudah ditambahkan asam folat.
Turunkan risiko anensefali dengan cek kesehatan serta kehamilan secara berkala.
Apabila masih ada pertanyaan seputar kandungan dan kelainan pada bayi, Anda bisa melakukan konsultasi kepada dokter dengan memanfaatkan LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)