Kondisi kesehatan anak memang menjadi prioritas orangtua. Alhasil, ketika Anda mendengar si kecil batuk, rasa khawatir bisa langsung menjalar.
Padahal, bisa saja sang bayi pura-pura batuk. Kondisi itu nyata adanya, lho. Jika sudah terbiasa, Anda akan hafal mana batuk yang sungguhan dan mana yang bohong-bohongan.
Pada dasarnya, hampir semua anak bayi melakukan hal tersebut. Jadi, Anda tak perlu risau kebiasaan “bohong” itu akan berubah menjadi perilaku yang buruk di masa mendatang.
Penyebab Bayi Pura-pura Batuk
Menurut dr. Arina Heidyana, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab anak bayi pura-pura batuk, misalnya:
1. Belajar Membuat Suara
Memalsukan batuk merupakan keterampilan perkembangan preverbal. Bayi menganggap batuk sebagai produksi suara.
Akhirnya, dia cenderung suka meniru suara yang didengar sebelum ia bisa berbicara. Misalnya, si kecil sering mendengar ayah atau ibunya batuk, dia pun akan mencoba mempraktikkannya.
Artikel lainnya: Tips Melindungi Bayi dari Batuk Pilek
2. Senang dengan Suara yang Dihasilkan
Bayi belajar mendengar jauh sebelum mereka dilahirkan, yakni 25 atau 26 minggu usia kehamilan. Faktanya, suara memainkan peran besar dalam perkembangannya. Sebab, bayi belum bisa melihat dengan jelas beberapa bulan pertama setelah lahir.
Karena itu, mereka sangat bergantung pada pendengarannya. Bahkan terkadang, para bayi berpura-pura batuk hanya karena sekadar mengagumi suara batuk yang didengar sebelumnya.
3. Kelenjar Ludah yang Aktif
Kelenjar ludah bayi sangat aktif ketika mereka berusia dua bulan ke atas. Sayangnya, bayi tidak benar-benar tahu apa yang mesti dilakukan dengan semua air liur itu.
Apakah harus meludah? Apakah harus ditelan? Apakah harus disembur? Percayalah, mereka belum mengetahuinya. Akhirnya, ia melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan, yaitu bermain dengan air liur sampai terbatuk sendiri.
4. Belajar Berinteraksi dan Bermain
Bayi pura-pura batuk karena mengira itulah cara bermain dengan orangtua atau orang di sekitarnya.
Reaksi orang dewasa terhadap batuk palsu dapat membuat bayi merasa hal itu sebagai permainan yang menyenangkan. Biasanya, ketika orang dewasa di sekitarnya sudah merespons, dia akan mulai tertawa kecil atau tersenyum.
Artikel lainnya: Waspada, Inilah Gejala Batuk Bayi yang Berbahaya
5. Mencari Perhatian
Hal ini merupakan alasan tersimpel, tapi paling penting. Bayi merasa bahwa batuk adalah cara terbaik untuk mencari sekaligus mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya.
Orangtua umumnya akan cemas, menggendong, lalu mulai memeluk. Karena selalu berhasil, mereka pun sering mengulanginya.
Bagaimana Cara Membedakan Batuk Palsu dan Asli pada Anak?
Bila tak ingin terus terkecoh, ada baiknya ayah dan ibu bisa membedakan mana batuk yang bohong-bohongan dan batuk asli.
Dokter Arina mengatakan, “Cara membedakannya agak sulit, ya, walau tidak selalu pada kasus batuk sungguhan itu ada gangguan pernapasan.”
“Bisa saja cara untuk membedakannya adalah dengan melihat gejala lain yang menyertai. Misalnya, ada tidak suara lendir? Apa hidungnya meler? Kalau ada itu, berarti anak anak memang batuk sungguhan,” ujarnya.
Demam, kurang nafsu makan, pucat, rewel (menangis terus dan susah tidur), dan frekuensi yang terlalu sering juga bisa mengindikasikan ada hal yang tidak beres pada kondisi kesehatan anak. Segeralah bawa ke dokter jika menemukan kondisi tersebut.
Untuk mengurangi frekuensi kejahilan anak dengan batuk palsunya, orangtua bisa menasehatinya dengan intonasi yang lembut, tapi tegas. Setelah itu, tanyakan apa yang mereka inginkan.
Anak yang suka pura-pura batuk biasanya juga akan berhenti jika orangtua atau pengasuh mengabaikan kejahilannya.
Itu dia alasan di balik bayi pura-pura batuk beserta cara membedakannya. Jika Anda masih punya pertanyaan seputar kesehatan bayi dan anak, konsultasikan kepada dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[HNS/JKT]